Pernahkah Anda merasa mulas ingin buang air besar, tetapi feses tak kunjung keluar? Kondisi ini disebut dengan tenesmus atau perasaan ingin buang air besar yang palsu. Meski bukan kondisi berbahaya, kondisi ini bisa cukup mengganggu terutama jika terjadi berulang kali.
Apa itu tenesmus?
Tenesmus adalah rasa ingin buang air besar (BAB), tapi tidak ada feses yang keluar. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda baru saja mengosongkan perut dari kamar mandi.
Orang yang mengalaminya biasanya merasakan BAB yang tidak tuntas dan seperti masih ada yang tersisa di dalam perut.
Selain rasa ingin buang air besar palsu, tenesmus bisa disertai gejala lain, seperti anus sakit, nyeri perut, kram, dan mengejan tanpa disengaja.
Tenesmus juga bisa merujuk pada perasaan buang air kecil, tetapi urine tidak keluar.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut penjelasan mengenai kedua jenis tenesmus ini.
- Tenesmus rektal: perasaan ingin BAB terus-menerus, padahal usus sudah kosong.
- Tenesmus vesikal: perasaan seperti masih ada urine yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil.
Meski begitu, istilah tenesmus lebih sering digunakan untuk masalah pada usus besar (tenesmus rektal) dibandingkan masalah pada kandung kemih (tenesmus vesikal).
Penyebab tenesmus rektal dan vesikal pun mirip, yaitu adanya gangguan atau iritasi pada organ terkait.
Penyebab tenesmus
Berikut ini berbagai kemungkinan penyebab tenesmus yang umum terjadi.
1. Peradangan
Rasa ingin bab tapi tidak keluarbisa terjadi karena adanya peradangan di usus besar, terutama di bagian rektum dan anus.
Peradangan ini membuat dinding usus menjadi bengkak dan sensitif sehingga memberi sinyal ke otak seolah-olah ada kotoran yang harus dikeluarkan, padahal sebenarnya tidak.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan peradangan ini yaitu kolitis ulseratif, penyakit Crohn, infeksi menular seksual, endometriosis, dan kanker anus atau rektum.
Infeksi bakteri, virus, atau parasit juga bisa menyerang dinding usus dan menimbulkan peradangan sehingga terjadi rasa ingin buang air besar tapi tidak keluar.
Abses di sekitar anus dan wasir juga menyebabkan terasa ingin bab tapi tidak keluar.
2. Sembelit

Sembelit bisa membuat seseorang merasakan perut mulas, tapi tidak bisa BAB.
Hal ini terjadi karena feses keras yang menumpuk di usus besar bisa mengiritasi dinding. Akibatnya, tubuh terus mengirim sinyal untuk BAB meskipun usus belum benar-benar kosong.
Penyebab munculnya sembelit yang memicu tenesmus antara lain kurangnya serat dan asupan air, serta kurangnya aktivitas fisik.
Obat penghilang rasa sakit (opioid), antidepresan, dan obat tekanan darah juga bisa memperlambat pergerakan usus.
Kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau gangguan motilitas usus bisa membuat usus sulit bekerja dengan baik dan menyebabkan rasa ingin buang air besar tapi tidak keluar.
3. Masalah pada kandung kemih
Kandung kemih dikendalikan oleh saraf yang mengatur refleks buang air kecil.
Jika ada gangguan pada saraf tersebut, otot kandung kemih bisa berkontraksi secara tidak normal sehingga menyebabkan sensasi ingin buang air kecil terus-menerus.
Selain itu, jika ada sesuatu yang menghambat aliran urine, misalnya pembesaran prostat atau batu kandung kemih, urine tidak bisa keluar dengan lancar.
Kondisi ini menyebabkan perasaan tidak tuntas setelah buang air kecil atau tenesmus vesikal.
4. Kanker
Kanker dapat menyebabkan rasa ingin buang air tapi tidak keluar karena pertumbuhan tumor dapat menekan, mengiritasi, atau mengganggu fungsi organ pencernaan atau kandung kemih.
Pada tenesmus rektal, kanker di usus besar, rektum, atau anus dapat menyebabkan penyumbatan, peradangan, atau iritasi saraf.
Hal ini menyebabkan seseorang terus merasa ingin BAB meskipun usus sudah kosong.
Sementara itu, tenesmus vesikal terjadi akibat kanker kandung kemih, prostat, atau organ di sekitar saluran kemih yang menekan kandung kemih.
Kondisi ini dapat mengurangi kapasitas kandung kemih atau mengganggu sinyal saraf sehingga seseorang merasa tidak tuntas saat buang air kecil.
Cara mengatasi tenesmus
Cara mengobati kondisi ini bisa dilakukan berdasarkan penyebabnya.
Jika disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi usus, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik atau antiviral.
Jika tenesmus terjadi akibat peradangan akibat penyakit seperti IBS, kolitis ulseratif, atau penyakit Crohn, pengobatan dapat meliputi obat antiinflamasi, kortikosteroid, atau imunomodulator.
Untuk sembelit atau wasir, Anda perlu meningkatkan konsumsi serat, air, dan olahraga dapat membantu.
Jika disebabkan oleh tumor atau kanker, dokter mungkin akan menyarankan operasi, kemoterapi, atau terapi radiasi.
Selain itu, obat pereda nyeri, antispasmodik, dan probiotik bisa digunakan untuk mengurangi gejala tenesmus.
Cara mencegah tenesmus

Pencegahan tenesmus bergantung pada penyebabnya, tetapi secara umum dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan sistem pencernaan dan saluran kemih.
Beberapa cara untuk mencegah kondisi ini yaitu sebagai berikut.
- Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian untuk menjaga pencernaan tetap lancar dan mencegah sembelit.
- Minum cukup air setiap hari untuk membantu proses pencernaan dan mencegah dehidrasi yang bisa memicu sembelit atau infeksi saluran kemih.
- Menjaga kebersihan area genital dan anus untuk menghindari infeksi yang dapat menyebabkan peradangan.
- Menghindari makanan pemicu peradangan, seperti makanan pedas, berlemak, atau alkohol, terutama bagi penderita penyakit usus seperti kolitis ulseratif atau Crohn’s disease.
- Rutin berolahraga agar sistem pencernaan dan metabolisme tubuh tetap optimal.
- Menghindari menahan BAB atau BAK terlalu lama karena dapat menyebabkan gangguan pada usus dan kandung kemih.
- Mengelola stres dengan baik karena stres bisa memicu gangguan pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS) yang dapat menyebabkan tenesmus.
- Melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit pencernaan atau gangguan saluran kemih agar masalah bisa terdeteksi lebih awal.
Jika gejala tenesmus mulai terasa, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisinya memburuk.
Rangkuman
- Tenesmus adalah perasaan ingin BAB atau BAK terus-menerus, tapi feses atau urine tidak keluar.
- Tenesmus rektal terjadi akibat peradangan usus, infeksi, sembelit, atau kanker, sedangkan tenesmus vesikal disebabkan oleh infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, atau gangguan saraf.
- Pengobatannya tergantung penyebabnya, mulai dari obat antibiotik, obat antiinflamasi, hingga operasi.
[embed-health-tool-bmr]