backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

7 Jenis Pemanis Buatan yang Populer dan Efeknya bagi Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 08/05/2023

    7 Jenis Pemanis Buatan yang Populer dan Efeknya bagi Tubuh

    Banyak dari makanan kemasan yang Anda konsumsi sebenarnya bukan mengandung gula alami, melainkan pemanis buatan. Bahkan, produk yang tidak tergolong sebagai makanan manis pun bisa saja mengandung pemanis buatan dengan jenis tertentu.

    Produsen makanan biasanya menambahkan pemanis buatan karena zat aditif ini dapat menambah cita rasa, tekstur, dan daya simpan makanan.

    Namun, apakah penggunaan pemanis buatan memiliki dampak tertentu bagi kesehatan? Berikut jawabannya.

    Jenis pemanis buatan dalam makanan

    jenis pemanis buatan gula halus pasir kubus

    Coba perhatikan daftar komposisi pada label kemasan makanan yang Anda beli.

    Anda mungkin pernah menemukan kandungan sakarin, siklamat, atau aspartam. Ini hanyalah beberapa contoh pemanis buatan yang biasanya ada dalam makanan kemasan.

    Meski penggunaannya sangat umum, rupanya tidak semua pemanis buatan aman bagi kesehatan. Di bawah ini berbagai jenis pemanis buatan dan risiko efeknya bagi kesehatan.

    1. Sakarin

    Sakarin yaitu pemanis berbentuk bubuk kristal putih yang terbuat dari o-toluene sulfonamide atau phthalic anhydride.

    Tingkat kemanisan sakarin sekitar 300 – 400 kali lipat gula pasir, jadi Anda hanya perlu memakainya sedikit untuk mendapatkan rasa manis.

    Sakarin tidak mengandung kalori dan karbohidrat, tidak merusak gigi, dan aman untuk penderita diabetes.

    Sayangnya, pemanis yang dikenal sebagai gula biang ini memiliki rasa akhir yang pahit sehingga perlu dicampur dengan pemanis lain.

    2. Aspartam

    Aspartam merupakan jenis pemanis buatan yang umum digunakan untuk makanan dan minuman siap saji.

    Pemanis yang telah dipakai sejak awal 1980-an ini memiliki derajat kemanisan sekitar 60 – 220 kali lipat gula pasir dan tidak meninggalkan rasa pahit.

    Akan tetapi, aspartam memiliki kekurangan, yaitu mudah rusak bila terkena suhu tinggi.

    Metabolisme aspartam dalam tubuh juga meninggalkan zat yang disebut fenilalanin. Zat ini dapat bersifat racun bagi orang yang menderita fenilketonuria (PKU).

    3. Siklamat

    Siklamat memiliki tingkat kemanisan sekitar 30 – 50 kali lipat gula pasir.

    Pemanis buatan yang ditemukan pada 1937 ini biasanya digunakan untuk makanan yang dipanggang, permen, makanan penutup, minuman ringan, dan salad dressing.

    Siklamat mempunyai keunggulan dibandingkan jenis pemanis buatan lainnya. Bahan tambahan pangan ini lebih tahan panas dibandingkan aspartam, mudah larut dalam air, dan tidak meninggalkan rasa pahit sekuat sakarin.

    4. Sukralosa

    Sukralosa adalah pemanis buatan yang terbuat dari gula pasir (sukrosa). Meski begitu, sukralosa berbeda dengan gula pasir biasa.

    Pemanis ini tidak mengandung kalori dan memiliki derajat kemanisan yang cukup tinggi, yakni 600 kali lipat gula pasir.

    Keunggulan utama sukralosa yakni stabil jika terkena suhu panas maupun dingin.

    Selain itu, sukralosa tidak merusak gigi, tidak memengaruhi kondisi genetik, serta aman bagi penderita penyakit diabetes karena tidak meningkatkan kadar gula darah.

    5. Acesulfame potassium/acesulfame K

    Acesulfame potassium alias Ace-K termasuk jenis pemanis buatan rendah kalori yang biasanya ditambahkan ke dalam produk bebas gula.

    Anda bisa menemukannya dalam minuman ringan, protein shake, minuman bubuk, permen, dan makanan penutup beku.

    Pemanis berbentuk bubuk kristal putih ini 200 kali lipat lebih manis daripada gula pasir.

    Meski aman, penggunaan Ace-K harus dibatasi. Penggunaan dalam dosis besar berisiko menimbulkan dampak negatif bagi metabolisme, berat badan, dan gula darah.

    6. Sorbitol

    Beda dengan pemanis buatan lainnya, sorbitol merupakan salah satu jenis karbohidrat.

    Pemanis bernama lain D-sorbitol ini tidak hanya menambah rasa manis, tapi juga menjaga kelembapan makanan dan menghasilkan tekstur yang diinginkan produsen.

    Jenis gula alkohol ini secara umum tergolong sebagai pemanis buatan yang aman.

    Meski demikian, konsumsi sorbitol dalam jumlah besar mungkin bisa menyebabkan kembung, diare, dan sakit perut pada orang-orang yang tidak biasa mengonsumsinya.

    7. Neotam

    Neotam merupakan jenis pemanis buatan terbaru yang dibuat dari aspartam.

    Produsen makanan biasanya menggunakan neotam untuk menambah rasa manis pada makanan yang dipanggang, minuman ringan, permen, puding, dan selai.

    Pemanis tanpa kalori ini mempunyai derajat kemanisan yang sangat tinggi, yakni 7.000 – 13.000 kali lipat gula pasir.

    Neotam tergolong sebagai pemanis buatan yang aman karena tidak melewati proses metabolisme dan tidak pula menumpuk dalam tubuh.

    Kesimpulan

    Seiring maraknya produksi makanan olahan, pemanis buatan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Anda mungkin tidak bisa sepenuhnya menghindari pemanis buatan. Namun, Anda dapat membatasi asupan makanan olahan dan beralih mengonsumsi makanan alami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 08/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan