backup og meta

7 Jenis Intoleransi Makanan dan Minuman yang Umum Terjadi

7 Jenis Intoleransi Makanan dan Minuman yang Umum Terjadi

Beberapa orang bisa mengalami intoleransi saat mengonsumsi makanan tertentu. Ada beberapa zat dalam makanan dan minuman yang paling sering menimbulkan reaksi intoleransi dalam tubuh. Apa saja? Ketahui jenis intoleransi berikut ini.

Jenis-jenis intoleransi makanan

Intoleransi makanan adalah kondisi saat tubuh tidak bisa mencerna zat makanan atau minuman tertentu.

Intoleransi makanan berbeda dengan alergi. Alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh, sedangkan intoleransi adalah reaksi pencernaan terhadap suatu zat dalam makanan.

Sering kali, intoleransi terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memetabolisme zat tertentu. Berikut ini jenis intoleransi makanan yang umum terjadi.

1. Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahan susu.

Intoleransi makanan ini terjadi karena tubuh kekurangan enzim laktase. Enzim ini diperlukan untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga dapat diserap oleh tubuh.

Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi produk susu. Gejalanya dapat berupa perut kembung, diare, gas berlebihan, dan mual.

Untuk itu, penderita intoleransi laktosa sebaiknya mengonsumsi makanan bebas laktosa, seperti susu kedelai dan sayuran hijau.

2. Intoleransi gluten

Makanan dengan gluten gluten food

Intoleransi gluten juga dikenal sebagai sensitivitas non-celiac gluten, adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala yang merugikan setelah mengonsumsi gluten, tetapi tidak memiliki penyakit celiac atau alergi gandum.

Penyebab pasti intoleransi gluten tidak sepenuhnya dipahami, tetapi dapat melibatkan faktor genetik dan lingkungan.

Intoleransi makanan bukanlah kondisi autoimun seperti penyakit celiac, dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus.

Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye. Gejala intoleransi gluten dapat berupa perut kembung, diare, kelelahan, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi.

3. Intoleransi kafein

Apakah Anda merasa mengalami gejala tertentu setelah mengonsumsi kafein bahkan dalam jumlah kecil? Mungkin Anda mengalami intoleransi kafein.

Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, minuman berenergi, dan beberapa obat. 

Penyebab intoleransi ini utamanya faktor genetik yang membuat tubuh lambat dalam melakukan proses metabolisme kafein.

Namun, gangguan kecemasan, penyakit jantung, dan usia juga bisa menyebabkan kondisi ini. Gejala umum yang muncul yaitu insomnia dan sakit kepala ringan.

4. Intoleransi salisilat

Salisilat secara alami ditemukan dalam banyak buah, sayuran, dan rempah-rempah, serta digunakan sebagai bahan pengawet dan perasa dalam makanan olahan.

Apabila seseorang mengalami sejumlah gejala setelah mengonsumsi makanan tersebut, kondisi ini disebut intoleransi salisilat.

Gejala yang muncul yaitu sakit kepala, kemerahan di kulit, gatal-gatal, sesak napas, dan nyeri sendi. Penyebab intoleransi makanan ini belum dipahami sepenuhnya.

Namun, faktor genetik dan kondisi medis tertentu, seperti asma atau polip hidung, bisa meningkatkan risiko intoleransi salisilat.

5. Intoleransi fruktosa

Intoleransi fruktosa, juga dikenal sebagai malabsorpsi fruktosa, adalah kondisi di mana tubuh kesulitan mencerna dan menyerap fruktosa, gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan, beberapa sayuran, madu, dan makanan manis.

Fruktosa yang tidak diserap dengan baik di usus kecil akan bergerak ke usus besar untuk difermentasi oleh bakteri sehingga menyebabkan berbagai masalah pencernaan.

Meski penderita kondisi ini tidak bisa mengonsumsi buah-buahan, tetapi buah pisang, beri, kiwi, dan jeruk masih bisa dikonsumsi karena jumlah fruktosanya sedikit.

Penderita kondisi ini juga sebaiknya memilih pemanis alternatif, seperti glukosa atau maltosa.

6. Intoleransi FODMAPs

FODMAPs (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols) adalah sekelompok karbohidrat pendek yang tidak sepenuhnya diserap di usus kecil. 

Makanan yang termasuk jenis ini berupa gandum, bawang, susu, madu, makanan manis, serta beberapa pemanis buatan

Pada sebagian orang, jenis makanan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan setelah mengonsumsinya. Kondisi ini disebut intoleransi FODMAPs.

Kondisi ini mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk malabsorbsi karbohidrat tertentu, seperti laktosa.

7. Intoleransi histamin

Intoleransi histamin adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mencerna zat histamin sebagaimana mestinya.

Akibatnya, histamin menumpuk dalam darah dan menyebabkan berbagai gejala, seperti sakit perut, sakit kepala, dan gejala alergi.

Jenis intoleransi ini bukanlah alergi meskipun gejalanya mirip. Bahkan, kondisi ini terkadang disebut ‘alergi semu’ karena tampak mirip dengan alergi.

Dikutip dari Cleveland Clinic, penyebab kondisi ini yaitu defisiensi enzim DAO (diamine oxidase) dan HNMT (histamine-N-methyltransferase) yang bertanggung jawab memecah histamin.

Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi histamin, seperti keju, kimchi, ikan asin, sosis, bir, pisang dan alpukat juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Cara paling mudah mengetahui apakah Anda mengalami intoleransi yaitu dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

Setelah itu, lihatlah reaksi yang muncul, seperti yang disebutkan, reaksi intoleransi biasanya berupa gangguan pencernaan.

Ringkasan

Berikut ini beberapa jenis intoleransi makanan yang umum terjadi.
  • Intoleransi laktosa.
  • Intoleransi gluten.
  • Intoleransi kafein.
  • Intoleransi salisilat.
  • Intoleransi fruktosa.
  • Intoleransi FODMAPs.
  • Intoleransi histamin.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

professional, C. C. medical. (2023). Food Intolerance: Symptoms, Causes and Treatment Options. Retrieved 2 August 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21688-food-intolerance 

Lactose Intolerance. (n.d.). Retrieved 2 August 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/lactose-intolerance 

Sulfite Sensitivity. (N.d.). Retrieved 2 August 2024, from https://www.allergy.org.au/images/pcc/ASCIA_PCC_Sulfite_Sensitivity_FAQ_2021.pdf 

Doctors, A. the. (2022). Caffeine sensitivity grows as people age. Retrieved 2 August 2024, from https://www.uclahealth.org/news/article/caffeine-sensitivity-grows-as-people-age 

Christine Sexton (MPH, R. (2024). Salicylate Intolerance: The Complete Guide + List of Foods. Retrieved 2 August 2024, from https://www.dietvsdisease.org/salicylate-intolerance/ 

Katherine Zeratsky, R. D. (2024). Fructose intolerance: Which foods to avoid? Retrieved from https://www.mayoclinic.org/fructose-intolerance/expert-answers/faq-20058097#:~:text=When%20the%20digestive%20system%20doesn,is%20known%20as%20fructose%20intolerance

Fermentable Foods: Trouble in Your Diet. (n.d.). Retrieved 2 August 2024, from https://www.acs.org/education/resources/highschool/chemmatters/past-issues/archive-2014-2015/fodmap-intolerance.html 

professional, C. C. medical. (n.d.). Histamine Intolerance. Retrieved 2 August 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/histamine-intolerance 

Morariu, I. D., Avasilcai, L., Vieriu, M., Lupu, V. V., Morariu, B. A., Lupu, A., Morariu, P. C., Pop, O. L., Starcea, I. M., & Trandafir, L. (2023). Effects of a Low-FODMAP Diet on Irritable Bowel Syndrome in Both Children and Adults-A Narrative Review. Nutrients, 15(10), 2295. https://doi.org/10.3390/nu15102295

Versi Terbaru

12/08/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Alergi Alkohol (Intoleransi Alkohol)

5 Gejala Intoleransi Laktosa yang Paling Umum


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 12/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan