Beberapa orang bisa mengalami intoleransi saat mengonsumsi makanan tertentu. Ada beberapa zat dalam makanan dan minuman yang paling sering menimbulkan reaksi intoleransi dalam tubuh. Apa saja? Ketahui jenis intoleransi berikut ini.
Jenis-jenis intoleransi makanan
Intoleransi makanan adalah kondisi saat tubuh tidak bisa mencerna zat makanan atau minuman tertentu.
Intoleransi makanan berbeda dengan alergi. Alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh, sedangkan intoleransi adalah reaksi pencernaan terhadap suatu zat dalam makanan.
Sering kali, intoleransi terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memetabolisme zat tertentu. Berikut ini jenis intoleransi makanan yang umum terjadi.
1. Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahan susu.
Intoleransi makanan ini terjadi karena tubuh kekurangan enzim laktase. Enzim ini diperlukan untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi produk susu. Gejalanya dapat berupa perut kembung, diare, gas berlebihan, dan mual.
Untuk itu, penderita intoleransi laktosa sebaiknya mengonsumsi makanan bebas laktosa, seperti susu kedelai dan sayuran hijau.
2. Intoleransi gluten
Intoleransi gluten juga dikenal sebagai sensitivitas non-celiac gluten, adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala yang merugikan setelah mengonsumsi gluten, tetapi tidak memiliki penyakit celiac atau alergi gandum.
Penyebab pasti intoleransi gluten tidak sepenuhnya dipahami, tetapi dapat melibatkan faktor genetik dan lingkungan.
Intoleransi makanan bukanlah kondisi autoimun seperti penyakit celiac, dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus.
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye. Gejala intoleransi gluten dapat berupa perut kembung, diare, kelelahan, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi.
3. Intoleransi kafein
Apakah Anda merasa mengalami gejala tertentu setelah mengonsumsi kafein bahkan dalam jumlah kecil? Mungkin Anda mengalami intoleransi kafein.
Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, minuman berenergi, dan beberapa obat.
Penyebab intoleransi ini utamanya faktor genetik yang membuat tubuh lambat dalam melakukan proses metabolisme kafein.
Namun, gangguan kecemasan, penyakit jantung, dan usia juga bisa menyebabkan kondisi ini. Gejala umum yang muncul yaitu insomnia dan sakit kepala ringan.
4. Intoleransi salisilat
Salisilat secara alami ditemukan dalam banyak buah, sayuran, dan rempah-rempah, serta digunakan sebagai bahan pengawet dan perasa dalam makanan olahan.
Apabila seseorang mengalami sejumlah gejala setelah mengonsumsi makanan tersebut, kondisi ini disebut intoleransi salisilat.
Gejala yang muncul yaitu sakit kepala, kemerahan di kulit, gatal-gatal, sesak napas, dan nyeri sendi. Penyebab intoleransi makanan ini belum dipahami sepenuhnya.
Namun, faktor genetik dan kondisi medis tertentu, seperti asma atau polip hidung, bisa meningkatkan risiko intoleransi salisilat.
5. Intoleransi fruktosa
Intoleransi fruktosa, juga dikenal sebagai malabsorpsi fruktosa, adalah kondisi di mana tubuh kesulitan mencerna dan menyerap fruktosa, gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan, beberapa sayuran, madu, dan makanan manis.
Fruktosa yang tidak diserap dengan baik di usus kecil akan bergerak ke usus besar untuk difermentasi oleh bakteri sehingga menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Meski penderita kondisi ini tidak bisa mengonsumsi buah-buahan, tetapi buah pisang, beri, kiwi, dan jeruk masih bisa dikonsumsi karena jumlah fruktosanya sedikit.
Penderita kondisi ini juga sebaiknya memilih pemanis alternatif, seperti glukosa atau maltosa.