Anus serta rektum merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan. Baik anus maupun rektum identik dengan tempat pembuangan feses, tapi apakah fungsi keduanya sama?
Anatomi anus
Anus atau dubur adalah organ yang terletak di bagian akhir dari saluran pencernaan.
Anus berbentuk saluran dengan panjang 3,5 – 5 cm yang tersusun atas otot-otot dasar panggul dan dua sfingter (otot yang fungsinya seperti katup).
Beberapa bagian anus terbentuk dari lapisan kulit. Bagian luar dubur dilapisi oleh kulit luar yang menyambung. Sementara itu, sebagian lagi tersusun dari usus besar.
Bila dilihat dari luar, anus berbentuk seperti lubang kecil. Anus tersusun atas dua sfingter yang terletak di dinding usus dan di dasar panggul.
1. Sfingter anus internal
Bagian ini mengelilingi 2/3 bagian atas saluran anus. Sfingter anus internal tersusun dari penebalan otot polos yang melingkar pada dinding usus.
Gerakan otot pada sfingter anus bekerja di luar kesadaran Anda. Artinya, tanpa perlu Anda kontrol, sfingter ini sudah melakukan kerjanya.
2. Sfingter anus eksternal
Otot ini mengelilingi 2/3 bagian bawah anus dan tumpang tindih dengan sfingter internal.
Sfingter eksternal menyatu dengan otot puborectalis di dasar panggul.
Fungsi anus
![Fungsi anus](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2021/11/e1b5a7ac-fungsi-anus-400x267.jpg)
Fungsi utama anus adalah untuk mengeluarkan feses dari saluran pencernaan. Bagian lapisan atas anus berguna untuk mengenali zat buangan yang akan keluar, apakah berbentuk cair, gas, atau padat.
Selain itu, anus dapat mengontrol waktu pembuangan feses berkat peran sfingter. Otot sfingter ini akan berkomunikasi dengan otak untuk menentukan kapan feses bisa dikeluarkan.
Sfingter internal akan selalu berkontraksi untuk mencegah buang air besar tanpa disadari, kecuali feses sudah memasuki rektum. Ini mencegah buang air besar tanpa Anda sadari, termasuk saat tidur.
Di sisi lain, otot sfingter eksternal berfungsi menahan kotoran sebelum Anda tiba di toilet. Saat feses siap dikeluarkan, sfingter eksternal akan melemas.
Anatomi rektum
Anus dan rektum adalah dua bagian yang berbeda, tapi keduanya memang terletak berdekatan.
Rektum adalah saluran penghubung antara usus besar dengan anus. Dari atas ke bawah anatomi saluran pencernaan, rektum berada di atas anus.
Sementara itu, anus terletak pada ujung dan merupakan bagian terakhir pada saluran pencernaan.
Panjang rektum berkisar mulai dari 15 – 20 cm. Pangkal rektum berada di ujung kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir pada usus besar yang berbentuk menyerupai huruf S.
Ada tiga bagian utama pada rektum.
- Fleksura sakralis: lekukan cekung yang mengikuti tulang ekor dan tulang sakrum atau tulang berbentuk segitiga di belakang panggul.
- Fleksura anorektal: bagian cembung yang terbentuk dari otot puborektalis dan berperan saat mengontrol pengeluaran anus.
- Ampula: bagian akhir rektum yang tersambung pada bagian pangkal anus.
Fungsi rektum
Anus berfungsi mengeluarkan feses, sedangkan rektum menerima feses dari usus besar dan menampungnya sesaat.
Rektum juga memberikan sinyal kepada anus bahwa ada feses yang harus keluarkan atau harus tertahan sampai kondisi memungkinkan untuk buang air besar.
Saat kotoran atau gas masuk ke rektum, sensor tubuh pun mengirim pesan ke otak. Nantinya, otak akan memutuskan kapan kotoran atau gas bisa segera keluar.
Jika gas atau kotoran bisa keluar, sfingter akan mengendur dan rektum berkontraksi.
Sebaliknya, jika gas dan feses tidak bisa keluar, sfingter akan mengencang dan rektum akan menyesuaikan sehingga rasa ingin buang air besar hilang sesaat.
Penyakit yang bisa menyerang anus dan rektum
Fungsi anus dan rektum tentu akan bermasalah jika mengalami gangguan. Pada kasus yang cukup parah, gangguan pada kedua organ ini bisa berkaitan dengan penyakit kanker anus dan kanker kolorektal.
Berikut ini beberapa penyakit yang kerap muncul pada dubur dan rektum.
1. Ambeien
Ambeien atau wasir adalah salah satu penyebab gangguan fungsi anus dan rektum yang kerap muncul.
Wasir muncul akibat peradangan dan pembengkakan pembuluh darah pada anus dan rektum bagian bawah.
Ambeien bisa muncul dari dalam rektum atau di bagian bawah kulit luar anus.
2. Prolaps rektum
Prolaps rektum adalah dinding rektum yang keluar dari tempat seharusnya. Dalam kondisi yang lebih parah, rektum bahkan keluar dari saluran dubur.
Mengutip buku yang terbit di National Center for Biotechnology Information, kondisi ini bisa muncul akibat meningkatnya gerakan usus, tekanan berlebih pada perut, hingga kondisi bawaan lahir.
3. Fisura ani
Fisura ani adalah robekan pada jaringan mukosa yang melapisi anus. Robekan ini biasanya muncul saat buang air besar terlalu keras.
Kondisi ini dapat menyebabkan buang air besar berdarah dan nyeri ringan hingga parah saat BAB.
Apa yang menyebabkan lubang anus gatal?
Anus gatal dapat disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan anus atau mengalami penyakit tertentu, seperti wasir, fisura ani, serta infeksi jamur atau cacing kremi.
4. Abses perirektal dan perianal
Abses perirektal dan abses perianal adalah gangguan yang menyebabkan timbulnya kumpulan nanah di daerah rektum dan anus.
Kondisi ini muncul akibat penyumbatan kelenjar pada anus. Jadi, bakteri pun berkumpul dan menyebabkan peradangan di area rektum dan anus.
5. Fistula ani
Fistula ani adalah munculnya saluran kecil di antara ujung usus dan kulit di dekat anus.
Kondisi ini muncul akibat infeksi di dekat anus yang menimbulkan nanah. Ketika nanah sudah menghilang, biasanya muncul saluran kecil.
6. Inkontinensia alvi
Penderita inkontinensia alvi tidak bisa mengontrol kapan feses keluar atau menahannya, termasuk saat tidur.
Beberapa kondisi yang memicu inkontinensia alvi adalah trauma punggung, gangguan sfingter, operasi dubur atau rektum, multiple sklerosis, dan diabetes.
Cara menjaga kesehatan anus dan rektum
![makan buah dan sayur setiap hari](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2017/02/db121b15-makan-buah-dan-sayur-setiap-hari-400x277.jpg)
Anda sebaiknya terus menjaga fungsi anus dan rektum harus agar proses buang air besar tetap lancar.
Berikut ini cara menjaga kesehatan anus dan rektum yang bisa Anda ikuti.
- Minum air putih dan konsumsi serat yang cukup agar terhindar dari sembelit.
- Bersihkan area dubur dengan air dan gosok perlahan agar tidak terluka.
- Hindari makanan dan minuman penyebab susah buang air besar.
- Cuci tangan dan jaga kebersihan asupan agar terhindar dari diare.
- Hindari duduk di kloset terlalu lama.
- Dapatkan vaksinasi hepatitis A, hepatitis B, dan HPV.
- Gunakan pakaian dalam dengan bahan katun.
Banyak yang menganggap anus dan rektum adalah bagian yang sama, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Meski demikian, anus dan rektum berperan penting untuk mengeluarkan kotoran.
Untuk itu, selalu jaga kesehatan pencernaan Anda agar mengurangi risiko penyakit yang mengganggu rektum dan anus.
Kesimpulan
- Anus merupakan organ yang terletak di bagian akhir saluran pencernaan. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dari saluran pencernaan.
- Rektum adalah saluran penghubung antara usus besar dan anus. Fungsi utamanya adalah menampung feses sesaat sebelum dibuang melalui anus atau memberi sinyal pada anus bahwa ada kotoran yang perlu dibuang atau tertahan.
- Penyakit yang dapat terjadi di anus dan rektum antara lain ambeien, prolaps rektum, fisura ani, abses perirektal dan abses perianal, fistula ani, dan inkontinensia alvi.
- Agar kedua organ ini selalu sehat, pastikan minum air putih secara rutin, membersihkan area dubur dengan baik, tidak makan makanan penyebab sembelit, dan hindari duduk di kloset terlalu lama.
[embed-health-tool-bmr]