Definisi fistula ani
Fistula ani adalah kondisi terbentuknya saluran kecil di antara ujung usus besar dan kulit di sekitar anus.
Fistula sendiri yaitu saluran penghubung antara dua bagian tubuh atau pembuluh darah.
Kondisi ini juga kerap disebut sebagai anal fistula.
Pada sebagian besar kasus, fistula terbentuk akibat infeksi pada kelenjar anus. Infeksi ini kemudian membentuk kondisi abses atau benjolan berisi nanah. Benjolan tersebut lalu akan pecah dan mengering.
Benjolan yang pecah juga dapat membentuk lubang di bawah kulit yang terhubung dengan kelenjar yang terinfeksi. Kondisi ini perlu perawatan dokter karena tidak akan sembuh dengan sendirinya.
Seberapa umumkah penyakit fistula ani?
Pembentukan saluran pada anus merupakan gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh pria berusia 20 – 40 tahun.
Diperkirakan terdapat 1 – 3 orang mengalami kondisi ini dari 10.000 orang.
Sebagian besar fistula merupakan hasil dari infeksi yang dimulai pada kelenjar anus (cryptoglandular) yang menyebabkan abses (kumpulan nanah) kecil.
Tanda dan gejala fistula ani
Di bawah ini merupakan tanda dan gejala yang mungkin Anda rasakan.
- Iritasi kulit di sekitar anus.
- Muncul rasa sakit terus-menerus yang digambarkan seperti sensasi berdenyut yang semakin buruk ketika duduk, bergerak, buang air besar, atau batuk.
- Bau busuk di dekat anus.
- BAB berdarah atau ada nanah pada feses.
- Ada pembengkakan dan kemerahan di sekitar anus.
- Mengalami demam ketika abses terbentuk.
- Tubuh menggigil dan kelelahan.
Tidak semua orang mengalami gejala yang sama. Ada yang mengalami semua gejala, ada pula yang mengalami beberapa gejala. Bahkan, ada juga yang merasakan gejala lain yang tidak disebutkan di atas.
Kapan harus periksa ke dokter?
Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami gejala terus-menerus yang dicurigai sebagai fistula ani.
Dokter akan mengamati gejala yang Anda rasakan dan memeriksa anus dengan memasukkan jari ke dalamnya.
Ini dilakukan untuk memeriksa adanya pertanda. Bila gejala mengarah pada anal fistula, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis kolorektal untuk menjalani tes lebih lanjut.
Pemeriksaan lebih lanjut juga akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dan menentukan perawatan yang lebih tepat.
Penyebab fistula ani
Penyebab utama fistula ani yaitu terbentuknya abses di sekitar anus. Awalnya, kondisi ini terjadi ketika kelenjar di sekitar anus tersumbat.
Saat kelenjar tersumbat, maka bakteri akan menumpuk hingga menyebabkan infeksi pada jaringan tersebut.
Lama-kelamaan, abses alias kumpulan nanah dapat terbentuk pada bagian anus yang terluka.
Bila abses tidak langsung ditangani dengan baik dan tidak sembuh setelah nanah dikeluarkan, Anda akan berisiko mengalami fistula ani.
Akhirnya, kumpulan nanah yang terbentuk akan membuat jalan keluar sendiri hingga muncul lubang pada kulit sekitar anus. Diperkirakan 40 persen pasien dengan abses akan mengalami pembentukan fistula.
Menurut Cleveland Clinic, munculnya benjolan yang berisi nanah kemungkinan besar disebabkan oleh sejumlah masalah kesehatan. Berikut di antaranya.
- Penyakit Crohn, yakni kondisi jangka panjang yang membuat sistem pencernaan mengalami peradangan.
- Infeksi tuberkulosis (TB), yaitu infeksi bakteri yang menyerang paru-paru.
- Human Immunodeficiency Virus (HIV), yakni infeksi virus yang nantinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan memengaruhi sistem imun.
- Penyakit menular seksual yang menyerang anus.
- Divertikulitis, yaitu peradangan pada kantung-kantung sepanjang usus besar.
- Trauma atau komplikasi bekas operasi di dekat anus.
Faktor risiko anal fistula
Terbentuknya abses di sekitar anus meningkatkan risiko Anda mengalami anal fistula.
Selain itu, adanya masalah pada sistem pencernaan juga meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.
Beberapa kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan terjadinya risiko fistula ani antara lain:
- inflammatory bowel disease (IBD) yang meliputi radang usus besar dan penyakit Crohn,
- mengalami diare kronis, serta
- mengikuti perawatan radiasi untuk kanker anus.
Komplikasi fistula ani
Fistula ani merupakan penyakit yang dapat kambuh kembali setelah perawatan. Tanpa perawatan dan pengobatan yang tepat, gejalanya akan semakin memburuk.
Komplikasi juga bisa terjadi apabila anal fistula tidak diobati dengan tepat.
Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi akibat fistula ani yakni ketidakmampuan untuk mengontrol pergerakan usus.
Kondisi tersebut dapat mengganggu atau memengaruhi kebiasaan buang air besar (BAB).
Diagnosis anal fistula
Dokter biasanya dapat menegakkan diagnosis fistula ani dengan memeriksa area di sekitar anus. Caranya dengan memasukkan jari ke dalam anus dan mencari saluran pembuka fistula pada kulit.
Selama pemeriksaan, dokter berupaya menentukan seberapa dalam fistula dan ke mana saluran tersebut mengarah.
Beberapa fistula mungkin tidak terlihat pada permukaan kulit. Jika hal ini terjadi, dokter perlu melakukan tes tambahan.
Berikut berbagai tes tambahan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis fistula ani.
- Anoskopi, yaitu tes yang dilakukan dengan menggunakan alat kaku dan alat tabung kecil yang disebut anoscope (spekulum anal). Alat ini akan dimasukkan ke dalam anus dan rektum (bagian ujung dari usus besar).
- Tes pemindaian dengan ultrasonografi (USG) atau MRI untuk mendapatkan gambaran kondisi saluran fistula.
Jika ditemukan fistula ani, dokter akan melakukan tes lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya, misalnya apakah fistula terkait dengan penyakit Crohn atau penyebab lainnya.
Pasalnya, sekitar 25% orang dengan penyakit Crohn mengalami anal fistula.
Kemungkinan dokter juga akan merekomendasikan kolonoskopi, tes darah lengkap, dan rontgen dengan sinar X.
Pada prosedur kolonoskopi, dokter akan memberikan obat bius ringan dan memasukkan alat khusus ke dalam usus besar melalui anus.
Pengobatan fistula ani
Berikut beberapa prosedur yang umumnya dilakukan untuk mengobati fistula ani.
1. Fistulotomi
Fistulotomi yaitu prosedur operasi fistula ani yang paling umum. Prosedur ini mengharuskan pemotongan fistula agar robekan kulit sembuh dan terbentuk bekas luka yang rata.
Perawatan ini disebut-sebut paling efektif meskipun tidak cocok untuk semua kondisi.
Fistulotomi biasanya paling diterapkan pada fistula yang tidak melewati otot sfingter (katup jalur) karena kecil risikonya menyebabkan inkontinensia usus (gerakan usus yang tidak terkendali).
Jika risiko inkontinensia sangat tinggi, dokter akan merekomendasikan perawatan lain yang lebih aman.
2. Teknik seton
Jika fistula melewati sebagian besar otot sfingter ani, dokter akan merekomendasikan perawatan ini. Teknik seton menggunakan seton atau sepotong benang yang ketat pada fistula selama beberapa minggu agar tetap terbuka.
Benang ini nantinya akan memotong fistula secara perlahan. Ini memungkinkan luka robekan cepat mengering dan sembuh tanpa harus memotong otot sfingter.
3. Prosedur LIFT
Prosedur LIFT atau ligation of the intersphincteric fistula tract ini dipilih jika fistulotomi berisiko tinggi menyebabkan komplikasi setelah operasi.
Selama perawatan, dokter membuat luka sayatan di atas kulit. Sayatan dibuat tepat di area fistula dan otot sfingter. Kemudian, fistula akan ditutup dengan memotong kedua ujungnya sehingga nantinya luka yang terbentuk akan menjadi rata.
Pada perawatan ini, luka akan dibuat di atas fistula sehingga otot-otot sfingter bisa bergerak terpisah. Fistula lalu disegel pada kedua ujungnya dan dipotong terbuka sehingga letaknya menjadi rata.
Perawatan rumahan fistula ani
Setelah operasi selesai dilakukan, dokter akan memberikan obat pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Selain itu, Anda juga perlu melakukan perawatan tambahan di rumah yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut.
- Minum antibiotik yang diberikan dokter dan menghabiskan obat tersebut.
- Berendam dalam air hangat 3 atau 4 kali sehari.
- Menggunakan pembalut khusus hingga proses penyembuhan selesai.
- Mengikuti pola makan yang direkomendasikan dokter atau ahli gizi.
- Kembali beraktivitas bila dokter sudah mengizinkan.
Fistula ani merupakan pembentukan saluran di antara bagian akhir usus besar dan kulit sekitar anus. Anda dapat mengatasinya dengan sejumlah prosedur medis.
Bila Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tertentu, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
[embed-health-tool-bmr]