backup og meta

Abses Anus

Abses Anus

Abses anus atau disebut juga abses anal dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, tapi kondisi ini paling banyak terjadi pada laki-laki. Meski umumnya tidak berbahaya, abses anus bisa sangat mengganggu jika tidak segera ditangani. Ketahui penyebab, gejala, dan cara mengobatinya berikut ini.

Apa itu abses anus?

Abses anus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada kelenjar anal yang disebabkan oleh terbentuknya nanah atau bisul di area dubur. 

Jenis abses anal yang paling umum adalah abses perianal, berupa bisul di anus yang membengkak dan terasa sakit.

Jenis lain dari abses anal, yaitu abses perirectal yang terletak di jaringan yang lebih dalam, sehingga tidak terlalu terlihat.

Dikutip dari Harvard Health Publishing, kebanyakan abses anal tidak berhubungan dengan masalah kesehatan lainnya. Kondisi ini dapat muncul dengan spontan, tanpa alasan yang jelas.

Meski begitu, abses anal dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. 

Seberapa umum kondisi ini?

Abses anus umum terjadi pada orang dewasa di antara usia 20 – 40 tahun. Pria lebih sering terkena kondisi ini dibandingkan dengan perempuan. 

Sebagian besar bisul atau nanah yang muncul terletak di dekat pembukaan anus, tapi jarang muncul di dalam saluran anus. 

Tanda dan gejala abses anus

ilustrasi abses anus

Gejala paling umum dari abses anal adalah nyeri tajam pada anus, terutama saat duduk. Selain itu, tanda atau gejala lainnya:

  • iritasi pada anus,
  • keluarnya nanah dari rektum,
  • konstipasi, serta
  • kemerahan dan nyeri di area anus.

Apabila abses terletak lebih dalam, pasien mungkin dapat mengalami demam, menggigil, dan tidak enak badan.

Penyebab abses anus

Abses anal terjadi ketika kelenjar di sekitar anus terinfeksi oleh bakteri. Hal ini mengakibatkan kelenjar tersebut membesar dan berisi nanah. 

Bisul berisi nanah ini mungkin dapat pecah ke arah dalam dan melepaskan isi yang terinfeksi ke ruang di sekitar area dubur dan anus. 

Selain itu, kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:

  • infeksi pada fisura anus,
  • penyakit menular seksual, serta
  • trauma atau cedera pada anus.

Jika abses anal terletak di posisi yang dalam, hal ini bisa disebabkan oleh gangguan pada usus, seperti penyakit Crohn atau divertikulitis.

Faktor risiko abses anus

Beberapa orang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami abses anal, termasuk mereka dengan kondisi berikut ini.

  • Diabetes.
  • Infeksi AIDS atau HIV dengan jumlah sel darah putih rendah.
  • Penyakit Crohn.
  • Orang dengan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti steroid (prednisone, methylprednisolone), atau mereka yang sedang menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker.
  • Hamil.
  • Penempatan benda asing ke dalam anus.

Apakah abses anus menular?

Anus bernanah bisa ditularkan karena disebabkan infeksi bakteri. Bakteri penyebab kondisi ini dapat berpindah melalui kontak langsung pada area dubur yang terinfeksi. Oleh sebab itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan diri.

Diagnosis abses anus

Pada kebanyakan kasus, evaluasi dengan pemeriksaan rektum digital cukup mendeteksi adanya bisul di area dubur.

Namun, beberapa pasien mungkin memerlukan tes lebih lanjut untuk melihat adanya kanker rektum, infeksi menular seksual, atau penyakit lainnya.

Dokter juga akan bertanya mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan pola hidup Anda. Ini akan membantu dokter  untuk menilai masalah yang terjadi, termasuk jika ada abses anal. 

Tergantung dari gejalanya, dokter mungkin akan bertanya soal hal berikut ini.

  • Kebiasaan buang air besar Anda, terutama riwayat sembelit.
  • Riwayat medis Anda, termasuk riwayat gangguan perdarahan, episode perdarahan dubur, penyakit menular seksual, atau pengobatan radiasi untuk kanker. 
  • Penggunaan obat resep atau nonresep yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. 
  • Apakah Anda melakukan hubungan seks anal atau memiliki riwayat trauma anal. 

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada perut, diikuti dengan pemeriksaan luar dari area anal Anda.

Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan digital pada daerah anus dan rektum

Selain itu, dokter dapat melakukan anoskopi (menyisipkan alat seperti tabung ke dalam anus untuk melihat ke dalam) dan sigmoidoskopi (menggunakan teleskop pendek untuk memeriksa rektum dan usus besar bagian bawah). 

Pengobatan abses anus

Operasi abses

Abses anal terkadang bisa mengering dengan sendiri, tapi selalu lebih aman bagi dokter untuk memeriksa masalahnya.

Jika abses tidak membaik dengan sendirinya, dokter dapat melakukan prosedur operasi untuk mengatasi abses anus.

Prosedur operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan nanah yang terkandung di dalam abses. Saat operasi berlangsung, dokter akan memberikan anestesi lokal.

Setelah itu, dokter akan mengeringkan cairan nanah. Jika abses anus terletak di bagian yang lebih dalam, pasien perlu menjalani rawat inap.

Setelah prosedur, pasien akan diberikan penawar rasa sakit dan antibiotik untuk meringankan gejala yang dialami. 

Mengutip Penn Medicine, Anda juga direkomendasikan untuk merendam bisul di anus dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Perawatan rumahan abses anus

Dengan perawatan yang tepat, orang dengan abses anal dapat pulih total dalam jangka waktu yang pendek.

Anda dapat mencegah abses anal dengan menggunakan kondom saat melakukan anal seks. Selain itu, Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini.

  • Gunakan teknik lembut untuk membersihkan area anal.
  • Jagalah area anal Anda kering dengan mengganti celana dalam secara berkala dan pakai bedak untuk meresap kelembapan berlebih.
  • Selalu gunakan kondom jika Anda melakukan seks anal.
  • Jangan pernah memasukkan benda apapun ke dalam anus.

Pada beberapa kasus, bayi dan balita dapat mengalami kondisi ini. Gantilah popok bayi secara rutin dan pastikan area dubur bayi benar-benar bersih untuk mencegah terjadinya infeksi di anus. 

Bila ada pertanyaan lebih lanjut seputar abses anal, silahkan konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Anal Disorders. (2023). Retrieved 27 March 2024, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/anal-disorders-a-to-z 

Perianal Abscess: vs. Hemorrhoid, Causes & Treatment, Surgery. (2022). Retrieved 27 March 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23282-perianal-abscess 

Anorectal Abscess (2022). Penn Medicine. Retrieved 27 March 2024, from https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/anorectal-abscess 

Anorectal Abscess (n.d.). Cedars Sinai. Retrieved 27 March 2024, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/a/anorectal-abscess.html

Anorectal Abscess. (n.d). Retrieved 27 March 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/anorectal-abscess

Versi Terbaru

03/04/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

6 Fakta Menakjubkan Soal Bokong Manusia yang Tak Pernah Anda Duga Sebelumnya

Manfaat Sitz Bath dan Cara Melakukannya yang Benar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan