Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Dispepsia fungsional adalah sakit perut tanpa adanya luka (ulkus) dan tidak disertai penyebab yang jelas. Sakit perut jenis ini umum terjadi dan dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang.
Sakit perut non-ulkus dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang menyerupai ulkus lambung, seperti nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas, sering kali disertai dengan kembung, sendawa, dan mual.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun. Dispepsia fungsional dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda dan gejala dispepsia fungsional yang umum muncul yaitu:
Tingkat keparahan gejala bisa berbeda pada setiap orang. Seringnya gejala terjadi tiba-tiba dan tidak diprediksi. Ada beberapa orang yang hanya mengalami satu gejala, ada juga orang yang mengalami lebih dari satu.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala:
Perlu diingat, tubuh setiap orang berbeda-beda, maka gejala yang dirasakan juga dapat bervariasi. Selalu konsultasikan kepada dokter untuk memastikan kondisi Anda dan mendapatkan solusi yang terbaik.
Penyebab dispepsia fungsional sering kali tidak diketahui secara jelas. Dokter menganggap kondisi ini sebagai gangguan fungsional, kemunculannya tidak selalu disebabkan oleh penyakit tertentu. Dengan itulah kondisi ini disebut dengan dispepsia fungsional.
Meski demikian, ada beberapa kondisi yang sering dikaitkan dengan terjadinya gejala gangguan ini. Beberapa kondisi tersebut meliputi:
Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik tua maupun muda. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terhadap gangguan ini. Di bawah ini daftarnya.
Meski Anda tidak memiliki faktor-faktor tersebut, bukan berarti Anda tidak akan terkena gangguan ini. Maka dari itu, selalu usahakan untuk menjalani pola hidup yang sehat agar terhindar dari dispepsia fungsional.
Dokter akan melihat tanda dan gejala serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna mengetahui penyebab rasa tak nyaman yang Anda alami. Berikut beberapa tesnya.
Sakit perut non-ulkus yang berlangsung lama dan tidak dikendalikan dengan perubahan gaya hidup dapat membutuhkan pengobatan tertentu.
Jenis perawatan yang Anda terima tergantung pada tanda dan gejala yang Anda alami. Pengobatan yang diberikan dapat mengombinasikan obat-obatan dan terapi perilaku.
Inilah beberapa pilihan pengobatan yang dapat membantu mengatasi tanda-tanda dan gejala dari sakit perut non-ulkus.
Bekerja sama dengan konselor atau terapis dapat membantu meredakan tanda-tanda dan gejala yang tidak dapat dibantu dengan pengobatan.
Konselor atau terapis dapat mengajari Anda teknik relaksasi yang membantu atasi tanda dan gejala. Anda juga dapat mempelajari cara-cara untuk mengurangi stres dalam hidup untuk mencegah kambuhnya penyakit.
Dokter dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk membantu mengendalikan sakit perut akibat dispepsia fungsional.
Perubahan pola makan dan bagaimana Anda makan dapat mengendalikan tanda dan gejala. Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.
Perut yang kosong kadang dapat menyebabkan sakit perut non-ulkus. Perut yang kosong dengan asam dapat membuat Anda mual. Cobalah untuk mengonsumsi camilan sehat, seperti cracker atau buah-buahan.
Bila Anda kerap melewatkan waktu makan, asam lambung dapat naik dan menimbulkan rasa tak nyaman pada perut. Oleh karena itu, jangan lewatkan jadwal makan. Hindari porsi makan berlebihan. Lebih baik makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Hindari makanan yang dapat memicu sakit perut non-ulkus, seperti makanan berlemak dan pedas, makanan dengan rasa asam, minuman bersoda, kafein, serta alkohol.
Jangan makan terburu-buru sambil diselingi dengan kegiatan lain. Makanlah dengan fokus, pusatkan perhatian pada makanan yang dikonsumsi, kunyahlah sampai benar-benar halus sebelum Anda menelannya.
Teknik pengurang stres dapat membantu Anda mengendalikan tanda dan gejala. Untuk mengurangi stres, habiskan waktu melakukan hal yang Anda sukai, seperti hobi atau olahraga. Terapi relaksasi atau yoga juga dapat membantu.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar