Hepatitis A dan hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang hati. Keduanya memiliki gejala yang hampir mirip, tetapi penularan dan cara pengobatannya berbeda. Berikut perbedaan kedua jenis hepatitis ini yang perlu Anda ketahui.
Daftar perbedaan hepatitis A dan hepatitis B
Hepatitis merupakan istilah umum untuk peradangan hati yang menyebabkan organ hati berhenti berfungsi dengan baik sehingga muncul berbagai keluhan.
Infeksi virus merupakan penyebab umum dari kondisi ini. Dua jenis virus yang paling umum yaitu hepatitis A dan hepatitis B.
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV), sedangkan hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis (HBV).
Kedua jenis hepatitis ini memiliki beberapa perbedaan yang perlu diketahui dari cara penularan, gejala awal, cara pengobatan, infeksi kronis, hingga cara pencegahannya.
1. Cara penularan
Perbedaan hepatitis A dan hepatitis B yang paling utama yaitu pada cara penularannya.
Virus hepatitis A disebarkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses yang mengandung virus hepatitis A (HAV).
Penularan hepatitis A juga bisa dengan kontak langsung melalui kontak dekat atau kontak seksual.
Sementara itu, virus hepatitis B (HBV) menyebar ketika darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.
Biasanya penyebaran hepatitis B terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke anaknya saat melahirkan. Paparan darah dalam situasi apa pun dapat menjadi risiko penularan penyakit ini.
2. Kemunculan gejala awal
Sebenarnya gejala kedua hepatitis ini hampir sama. Berikut beberapa gejala hepatitis yang umum:
- kelelahan,
- kehilangan nafsu makan,
- nyeri perut,
- mual,
- muntah,
- urine berwarna gelap,
- nyeri sendi,
- diare,
- demam, dan
- serta kulit dan mata berwarna kuning (ikterus).
Perbedaan hepatitis A dan hepatitis B terletak awal kemunculan gejala. Ini berhubungan dengan periode inkubasi kedua virus.
Periode inkubasi adalah periode waktu antara saat seseorang terpapar oleh virus hingga munculnya gejala pertama penyakit tersebut.
Periode inkubasi hepatitis A yaitu 15 – 50 hari, sedangkan hepatitis B yaitu 45 – 160 hari.
3. Infeksi kronis
Perbedaan hepatitis A dan hepatitis B selanjutnya yaitu pada infeksi kronis. Pada hepatitis A, tidak ada infeksi kronis.
Setelah pasien terinfeksi HAV, biasanya menjadi kebal terhadap infeksi HAV untuk sisa hidupnya dan tidak akan terinfeksi lagi.
Sementara itu, dikutip dari Imunize, infeksi penyakit hati kronis hepatitis B dapat terjadi bahkan dari sejak bayi terpapar sejak lahir.
Sekitar 15% – 25% orang yang terinfeksi kronis akan mengalami penyakit hati kronis yang parah.
Orang yang memiliki infeksi kronis oleh virus hepatitis B memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami gagal hati dan kanker hati.
Manakah yang lebih berbahaya hepatitis A atau B?
Hepatitis B bisa dikatakan lebih berbahaya daripada hepatitis A. Hal ini karena hepatitis B dapat menyebabkan penyakit infeksi hati kronis yang bisa berkembang menjadi gagal hati hingga kanker hati.
4. Cara mengobati
Pengobatan hepatitis A dan hepatitis B juga berbeda. Hepatitis A tidak membutuhkan pengobatan khusus, perawatan bertujuan mendukung sistem imun tubuh untuk melawan infeksi.
Obat diberikan untuk meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan.
Sementara itu, cara pengobatan hepatitis B yaitu pengobatan rutin seumur hidup, serta melakukan pemantauan penyakit hati dan kanker hati.
Beberapa obat antivirus, seperti entecavir, tenofovir, atau lamivudine mungkin akan diberikan dokter untuk memperlambat kerusakan hati.
Suntikan interferon alfa-2b juga mungkin diberikan oleh dokter untuk mendukung pengobatan. Apabila kerusakan hati sudah cukup parah, transplantasi hati menjadi pilihan terakhir.
5. Cara mencegah
Cara mencegah kedua jenis hepatitis ini yaitu dengan melakukan vaksinasi.
Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis, dosis pertama dilakukan pada usia 2 – 18 tahun dan dosis kedua pada interval 6 – 12 bulan setelah dosis pertama.
Sementara itu, vaksin hepatitis B diberikan 4 kali dosis dan 1 kali booster.
Vaksin hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada usia 1 – 2 bulan, dosis ketiga umur 3 bulan, dan dosis 4 diberikan usia 4 bulan. Booster diberikan kembali pada saat anak usia 18 bulan.
Selain itu, mencegah hepatitis A bisa dengan mencuci tangan dan sabun dengan air mengalir setelah dari toilet, sebelum dan sesudah mengganti popok bayi, atau sebelum menyiapkan makanan.
Mencegah hepatitis B yaitu dengan menjalani tes hepatitis B (tes darah HBsAg) selama masa kehamilan.
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual, terutama jika sering bergonta-ganti pasangan, menjadi cara pencegahan efektif untuk hepatitis B.
Apabila Anda mengalami gejala hepatitis, segera konsultasikan dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan perawatan sesuai kondisi Anda.
[embed-health-tool-bmr]