backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Mata Kuning (Ikterus) dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 14/04/2021

    Penyebab Mata Kuning (Ikterus) dan Cara Mengatasinya

    Normalnya, selain bagian kornea yang biasanya hitam atau cokelat, bagian mata yang lain akan berwarna putih. Namun, jika tiba-tiba warna mata berubah jadi kuning, Anda harus curiga. Hal ini bisa jadi tanda dari suatu masalah kesehatan tertentu. Lalu, apa yang membuat mata berubah menguning? Bagaimana cara menghilangkan kondisi mata kuning (ikterus)?

    Penyebab mata kuning

    mata kuning
    Sumber: NHS UK

    Bola mata yang berubah menjadi kuning disebut dengan istilah ikterus dalam dunia medis. Ada banyak sekali penyebab dari ikterus.

    Pada dasarnya, penyebab bola mata berubah jadi kekuningan biasanya berkaitan dengan masalah di kantung empedu, hati, atau pankreas.

    Masalah di organ-organ tersebut bisa membuat tubuh jadi kelebihan zat yang disebut dengan bilirubin di dalam darah. Bilirubin adalah zat sisa hasil pemecahan sel darah merah yang berwarna kuning.

    Nah, karena tumpukan bilirubin ini, warna bola mata pun bisa berubah jadi kekuningan, sama halnya dengan warna kulit yang ikut berubah.

    Biasanya, kulit atau mata kuning dianggap sebagai gejala dari hiperbilirubin atau bilirubin berlebihan di dalam darah.

    Berikut ini adalah berbagai penyakit dan kondisi kesehatan yang dapat memicu terjadinya ikterus atau kondisi mata kuning:

    1. Penyakit hati

    Hati yang bermasalah dapat memicu perubahan warna pada kulit dan mata menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena hati tidak dapat membuang kadar bilirubin yang berlebihan dalam darah.

    Tidak hanya mata dan kulit, kekuningan juga dapat ditemukan pada urin. Salah satu jenis penyakit yang berkaitan erat dengan mata dan kulit menguning adalah sirosis (pengerasan hati) dan hepatitis C.

    2. Sindrom Gilbert

    Selain itu, terdapat pula kelainan genetik yang menyebabkan hati tidak dapat memproses bilirubin dengan baik, yaitu sindrom Gilbert.

    Namun, menurut situs Better Health Channel, kelainan ini dinilai tidak membahayakan dan tidak perlu penanganan khusus.

    Pengidap sindrom Gilbert juga akan mengalami gejala mata kekuningan. Namun, fungsi hatinya secara keseluruhan masih tergolong normal dan tidak ada gejala lain yang serius.

    3. Kelainan darah

    Beberapa penyakit kelainan darah juga menimbulkan gejala ikterus atau mata kuning.

    Salah satunya adalah anemia sel sabit, yaitu kelainan darah genetik yang membuat tubuh kekurangan darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

    Kelainan darah lain yang juga dapat menyebabkan mata menguning adalah anemia hemolitik. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel darah merah cepat hancur dan tubuh tidak dapat menggantikannya dengan cepat.

    4. Penyumbatan saluran empedu

    Empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh hati. Di dalam empedu, terdapat kolesterol, garam, serta bilirubin.

    Empedu ini yang akan membawa seluruh zat tersebut untuk diproses ke usus kecil melalui saluran empedu.

    Namun, apabila saluran empedu tersumbat, cairan empedu akan menumpuk di hati. Akibatnya, bilirubin yang dibiarkan menumpuk akan menyebabkan mata dan kulit menjadi kuning.

    5. Gangguan pankreas

    Ikterus atau mata menguning juga dapat dipicu oleh adanya masalah pada pankreas. Salah satunya adalah pembengkakan dan peradangan pada pankreas, yang disebut dengan pankreatitis.

    Biasanya, pankreatitis disebabkan oleh batu empedu serta konsumsi alkohol berlebihan. Namun, tidak jarang pula pankreatitis tak diketahui penyebab pastinya.

    Bagaimana cara mengobati mata kuning?

    minum obat skizofrenia

    Cara terbaik untuk mengatasi warna mata yang berubah jadi kuning adalah dengan menyembuhkan penyebab akarnya.

    Kebanyakan, kondisi ini diakibatkan oleh infeksi seperti,  hepatitis C atau malaria. Nah, jika memang terjadi karena infeksi, Anda memerlukan pengobatan yang terdiri dari antibiotik, antijamur, atau antivirus.

    Selain itu, gaya hidup seperti terlalu banyak minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang dapat merusak hati hingga menimbulkan gejala mata kuning.

    Bila memang akibat hal tersebut, yang harus dilakukan adalah berhenti dan mengatasi kecanduan yang ada.

    Jika kerusakan hati sudah tergolong parah, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani prosedur transplantasi hati.

    Mata kekuningan juga bisa ditemukan pada bayi yang baru lahir.

    Bayi yang mengalami hal ini memerlukan perawatan medis yang intensif di rumah sakit dan memperbanyak sesi menyusui ASI sebanyak 8-12 kali sehari.

    Dengan begitu proses penyembuhan akan semakin cepat.

    Perawatan di rumah untuk mata kuning

    minum air setelah makan

    Selain dengan pengobatan medis, Anda juga bisa melakukan cara-cara sederhana untuk kembali memutihkan mata yang kuning.

    Cara-cara tersebut dapat Anda lakukan beriringan dengan pengobatan yang diresepkan dokter.

    Berikut beberapa cara mudah yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membersihkan mata kuning serta menjaga kesehatan mata Anda secara keseluruhan:

    • Tetap jaga hidrasi tubuh dengan minum minimal 8 gelas per hari.
    • Makan makanan yang mengandung serat tinggi pada buah utuh (bukan jus), sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
    • Makanlah sumber protein yang sangat rendah lemak, seperti daging ikan, tahu, ayam bagian dada tanpa kulit, tempe, kacang-kacangan.
    • Hindari makanan yang kaya lemak jenuh dan lemak trans
    • Hindari makanan kemasan
    • Sebaiknya hindari karbohidrat sederhana yang terdapat dalam kue-kue, permen, kukis
    • Jangan minum alkohol
    • Berhentilah merokok atau menggunakan produk tembakau
    • Olahraga secara teratur

    Jika sudah menerapkan cara di atas tetapi gejala mata kuning tidak kunjung hilang, jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut ke dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 14/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan