backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Jenis Penyakit Jantung yang Umum Muncul pada Anak-anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    4 Jenis Penyakit Jantung yang Umum Muncul pada Anak-anak

    Tak hanya pada orang dewasa, penyakit jantung juga umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini bisa bawaan bisa juga karena kondisi jangka panjang yang tidak terdeteksi. Lantas, apa saja penyakit jantung pada anak yang kerap muncul ? Berikut ulasannya untuk Anda.

    Penyakit jantung pada anak yang umum terjadi

    Ada beberapa jenis penyakit jantung yang umum dialami oleh anak, di antaranya:

    1. Penyakit jantung kongenital

    Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah cacat lahir pada janin yang terjadi akibat perkembangan embrio yang tidak normal. 

    Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kondisi ini terjadi pada 7-8 dari setiap 1000 bayi yang baru lahir.

    Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan membuatnya menjadi penyakit kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada anak. 

    Anak dengan kondisi penyakit jantung bawaan memiliki masalah dengan struktur, seperti:

    • Adanya kebocoran jantung akibat adanya lubang pada sekat jantung
    • Penyempitan atau sumbatan pada katup atau pembuluh darah yang berasal ke jantung
    • Stenosis katup mitral

    Kelainan struktur tersebut bisa bersifat tunggal atau kombinasi yang menimbulkan penyakit jantung bawaan kompleks. 

    Bentuk lain penyakit jantung kongenital adalah:

    • Gagal jantung yang menyebabkan ada bagian jantung yang tak berkembang sempurna
    • Tetralogi Fallot 

    Tetralogi fallot adalah kombinasi dari empat sindrom lain yaitu emboli pulmonal, kelainan septum ventrikel, equestrian aorta, dan hipertofi ventrikel kanan.

    Ada dua tipe penyakit jantung bawaan pada anak, yaitu:

    Penyakit jantung bawaan biru (sianotik)

    Ini adalah jenis penyakit jantung bawaan pada anak yang menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lendir.

    Terutama pada area lidah atau bibir karena kurangnya kadar oksigen dalam darah. 

    Mengutip dari Motts Children Hospitan Micighan, penyakit jantung bawaan sianotik dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

    • Tetralogy of fallot (kombinasi empat kelainan, stenosis paru, cacat septum ventrikel, hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta)
    • Atersia paru (kelainan paru yang membuat dara dari jantung kembali ke paru)
    • Truncus arteriosus (satu arteri besar meninggalkan jantung yang seharusnya berada di dua arteri)
    • Kelainan katup trikuspid (katup trikuspid yang tidak terbentuk dengan benar atau bahkan tidak terbentuk sama sekali)

    Perhatikan bila si kecil mengalami hal di atas.

    Penyakit jantung bawaan non sianotik

    Ini adalah penyakit jantung bawaan pada anak yang tidak menimbulkan warna kebiruan. Kondisi ini umumnya menimbulkan ciri-ciri penyakit gagal jantung pada anak yang ditandai dengan:

    • Sesak napas saat beraktivitas
    • Bengkak pada wajah
    • Perut
    • Gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak kurang gizi

    Untuk mengenali gejala penyakit jantung bawaan pada anak, dokter biasanya mendeteksi adanya tanda gagal jantung, kebiruan, atau mendengar kelainan bunyi bising jantung. 

    Penyakit jantung bawaan non sianotik dibagi menjadi beberapa jenis:

    • Cacat septum ventrikel (terdapat lubang di dinding antara ventrikel)
    • Cacat septum atrium (kebocoran bilik jantung)
    • Patent ductus arteriosus (dua arteri utama jantung tidak menutup sempurna setelah bayi lahir)
    • Stenosis katup paru (penyempitan katup, tempat lewat darah dari jantung ke paru-paru)
    • Stenosis katup aorta (terdapat pembukaan antara keempat bilik jantung saat bayi lahir)
    • Koarktasio aorta (peyempitan sebagian pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke tubuh)

    Namun penyakit jantung bawaan sering tidak memberi gejala yang khas saat bayi baru lahir.

    Ini karena sirkulasi darah dan sistem pernapasan bayi masih mengalami transisi dari masa janin ke pascalahir. 

    Beberapa faktor risiko penyakit jantung bawaan pada anak yaitu:

    • Genetik atau bawaan
    • Faktor lingkungan
    • Paparan rokok saat kehamilan (perokok aktif atau pasif)
    • Konsumsi obat-obatan tertentu
    • Infeksi pada kehamilan
    • Diabetes melitus
    • Sindrom atau kelainan genetik tertentu (misalnya, down syndrome)

    Hal yang perlu diperhatikan adalah pembentukan jantung terjadi di awal kehamilan dan selesai pada usia janin 4 minggu.

    Maka, penting untung menjaga kesehatan dan asupan nutrisi selama kehamilan termasuk di awal kehamilan.

    Untuk mengobati penyakit jantung bawaan, Anda perlu membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    2. Aterosklerosis

    Mengutip dari Mayo Clinic, aterosklerosis adalah pembentukan plak dari lemak dan kolesterol di arteri.

    Saat plak menumpuk, pembuluh darah menjadi kaku dan sempit, membuat anak lebih berisiko mengalami penyumbatan darah dan akhirnya serangan jantung.

    Ini adalah kondisi jangka panjang dan sering tidak terdeteksi.

    Anak-anak dan remaja memang jarang terkena penyakit ini. Namun, mereka akan berisiko jika mengalami kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya.

    Aterosklerosis disebabkan oleh kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan itu disebabkan oleh:

    • Kolesterol tinggi
    • Tekanan darah tinggi
    • Diabetes
    • Peradangan
    • Obesitas
    • Ibu hamil memiliki kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol

    Jika anak kegemukan dan obesitas, dokter biasanya akan menyarankan untuk diperiksa kadar kolesterol dan tekanan darahnya secara rutin.

    Selain itu, hal ini juga akan dilakukan jika di dalam keluarga Anda ada yang memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes.

    3. Aritmia

    Penyakit ini salah satu kondisi kelainan jantung pada anak. Mengutip dari Cleveland Clinic, aritmia merupakan kondisi detak jantung tidak teratur atau gangguan irama laju detak jantung.

    Artinya, jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat. 

    Terkadang detak jantung bisa juga tidak teratur hanya di waktu tertentu, ini disebut dengan sinus aritmia. 

    Aritmia termasuk ke dalam penyakit jantung bawaan anak yang dikelompokkan menjadi 4 jenis aritmia, yaitu:

  • Bradikardia (Denyut jantung sangat lemah, kurang dari 60 detak per menit)
  • Detak jantung prematur (Ada jeda singkat yang diikuti detak jantung lebih kuat ketika irama jantung kembali teratur)
  • Aritmia supraventrikular
  • Aritmia ventrikular
  • Untuk aritmia supraventrikular, masalahnya terjadi di atrium atau serambi jantung.

    Artimia supraventrikular terbagi menjadi beberapa kasus, yaitu:

    • Atrial fibrilasi (denyut jantung cepat lebih dari 400 detak per menit)
    • Atrial flutter (detak jantung 250-350 detak per menit)
    • Takikardia supraventrikular paroksismal (penambahan denyut jantung karena sinyal listrik terganggu)

    Sementara untuk aritmia ventrikular, yaitu kelainan denyut jantung di bilik bawah, terbagi menjadi:

    • Ventricular tachycardia (denyut jantung lebih dari 200 detak per menit).
    • Fibrilasi ventrikel (gangguan sinyal listrik membuat ventrikel bergetar sehingga membuat jantung berhenti mendadak).

    Si kecil bisa mengalami penyakit jantung ini karena beberapa risiko, yaitu:

    • Faktor genetik
    • Kebiasaan tertentu saat  hamil (perokok aktif atau pasif, minum minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan tertentu)
    • Jenis kelamin, anak laki-laki lebih rentan terkena masalah jantung
    • Lingkungan

    Paparan polusi, terutama gas dan partikel halus juga bisa meningkatkan risiko aritmia dalam jangka pendek.

    Dalam mendiaognisis anak menderita penyakit jantung ini, dokter akan melakukan beberapa tes, yaitu:

    • Memeriksa adanya pembengkakan di tangan atau kaki
    • Memeriksa irama jantung
    • Bertanya kebiasaan ibu saat hamil dan riwayat kesehatan keluarga lainnya

    Setelah itu, kemungkinan dokter akan melakukan prosedur tes medis lanjutan, seperti tes darah atau kateterisasi jantung untuk melihat kemungkinan komplikasi.

    4. Penyakit Kawasaki

    Kawasaki adalah kelainan jantung pada anak langka yang ditandai dengan meradangnya pembuluh darah di seluruh tubuh, seperti di lengan, tangan, mulut, bibir, dan tenggorokan. 

    Penyakit ini memengaruhi kelenjar getah bening dan fungsi jantung.

    Kawasaki sering ditemukan pada bayi dan anak-anak, bahkan penyakit ini salah satu penyebab utama tingginya kasus kelainan penyakit jantung pada bayi dan anak.

    Penyakit jantung pada anak ini umum ditemukan di negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan.

    Angka kasus tertinggi penyakit Kawasaki terjadi di Jepang dengan frekuensi 10-20 kali lebih tinggi dibanding negara lain.

    Kemunculan gejala penyakit jantung pada anak yang satu ini dibagi menjadi tiga fase.

    Adapun gejala pepeyakit jantung pada bayi yang mengalami penyakit kawasaki di fase pertama yaitu:

    • Demam tinggi lebih dari 39 derajat celcius yang berlangsung lebih dari 5 hari
    • Mata sangat merah (konjungtivitis) tanpa penumpukan cairan atau kotoran
    • Bibir merah, kering, pecah-pecah
    • Bengkak dan kemerahan pada telapak tangan dan kaki
    • Anak lebih rewel dan mudah marah

    Sementara itu fase kedua dimulai 2 minggu setelah anak mengalami demam pertama kali. Ciri-ciri kelainan jantung pada bayi seperti:

    • Pengelupasan di kulit tangan dan kaki, terutama pada ujung jari tangan kaki
    • Nyeri sendi
    • Muntah
    • Diare
    • Sakit perut

    Untuk fase ketiga, tanda dan gejala akan hilang secara perlahan, kecuali komplikasi. Mungkin perlu waktu sekitar 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal. 

    Penyakit kawasaki merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung pada anak. Setidaknya 20 persen penderita kawasaki mengalami komplikasi jantung.

    Anda harus segera memeriksakan anak ke dokter bila si kecil sudah menunjukkan tanda atau gejala yang disebutkan di atas.

    Jika melihat seperti tidak sehat atau detak jantungnya lebih cepat dari biasanya, segera konsultasikan ke dokter agak anak mendapatkan penanganan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan