backup og meta

Waspada, Ini 6 Penyakit yang Kerap Terjadi pada Anak Remaja

Waspada, Ini 6 Penyakit yang Kerap Terjadi pada Anak Remaja

Penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes yang selama ini dijuluki sebagai “penyakit kakek-nenek” tidaklah menular. Namun dari tahun ke tahun, makin banyak temuan diagnosis penyakit kronis pada anak remaja, sehingga juga tergolong sebagai penyakit anak muda.

Lantas apa saja penyakit yang rentan terjadi pada remaja? Apa pula faktor yang menyebabkannya? Simak di sini penjelasannya.

Kasus penyakit kronis pada remaja di Indonesia

Serangan penyakit tidak kenal usia. Maka dari itu, pada tahap perkembangan remaja ada kemungkinan ia mengalami masalah kesehatan, seperti penyakit kronis.

Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, penyakit kronis dapat memengaruhi tumbuh kembang remaja. Lalu, hal ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya penurunan kualitas hidup remaja.

Data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 2,2% anak Indonesia berumur 15—24 tahun mengidap asma.

Sementara kasus diabetes pada anak di bawah 18 tahun mengalami peningkatan dari beberapa tahun terakhir.

Daftar penyakit yang rentan terjadi pada remaja

anemia pada remaja

Berikut beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang rentan dialami remaja.

1. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar menjadi salah satu penyakit yang rentan menyerang remaja.

Jika suasana hati anak sangat mudah dan cepat berubah, Anda patut curiga. Perubahan suasana hati ekstrem kemungkinan menandakan remaja memiliki gangguan bipolar.

Gangguan bipolar memiliki gejala yang khas, yaitu perubahan suasana hati dari depresi ke mania yang terjadi sangat cepat.

Mania adalah kondisi gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat secara fisik dan mental.

2. Lupus

Penyakit lupus merupakan gangguan autoimun. Sistem imun tidak bisa membedakan sel-sel tubuh yang sehat dengan kuman pembawa infeksi.

Akibatnya, sistem imun dapat menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.

Menurut Children’s Hospital of Philadelphia, sekitar 25.000 anak-anak dan remaja diketahui memiliki penyakit lupus. Penyakit ini paling umum menyerang pada remaja berusia 15 tahun.

3. Diabetes

Diabetes memberikan pengaruh yang besar terhadap kondisi psikologis remaja. Hal ini karena penyakit diabetes pada remaja lebih berkembang cepat dibandingkan pada orang dewasa.

Kemungkinan besar terjadinya kondisi ini disebabkan oleh gaya hidup dan masalah kesehatan.

Hal ini berlaku pula dengan diabetes melitus tipe 1 yang terus meningkat di Indonesia. Berdasarkan data IDAI, pada tahun 2018 tercatat ada 1.220 anak yang mengalami diabetes melitus tipe 1.

4. Asma

Asma merupakan peradangan serta penyempitan pada saluran pernapasan yang juga bisa dikategorikan sebagai penyakit kronis pada remaja.

Walaupun bisa dikontrol, tetapi pemicu asma pada anak remaja cukup tinggi sehingga membuat paru-paru lebih sensitif dari kondisi normal.

Perlu diketahui apabila asma merupakan penyakit yang cukup serius dan dapat mematikan apabila tidak ditangani dengan tepat.

5. Migrain

Migrain juga bisa menjadi penyakit kronis yang bisa terjadi pada remaja. Apalagi, penyakit ini juga bisa terjadi karena faktor keturunan.

Sakit kepala berulang ini disebabkan oleh gangguan saraf dalam otak. Maka dari itu, sakit bisa terasa sedang hingga parah dan bisa terjadi beberapa kali dalam sebulan.

Sebelum masa puber, migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Akan tetapi, pada masa remaja, kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan.

6. Kanker

Kanker terjadi ketika sel-sel di dalam tubuh mulai berkembang dan tidak terkendali. Penyakit kanker pada anak remaja bisa dialami pada usia 15 hingga 19 tahun.

Walaupun bukan hal yang umum, ada beberapa jenis sel kanker pada remaja sudah mulai berkembang ketika baru lahir.

Beberapa jenis penyakit kronis seperti kanker pada remaja, adalah sebagai berikut.

  • Limfoma.
  • Leukemia (kanker darah).
  • Kanker tiroid.
  • Kanker otak.
  • Melanoma (kanker kulit).
  • Kanker rahim.

Penyebab munculnya penyakit kronis pada remaja

anemia pada remaja

Risiko penyakit kronis umumnya dipengaruhi oleh genetik turunan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Namun khusus pada remaja, penyebab utamanya adalah gaya hidup buruk seperti merokok, kebiasaan makan tidak sehat, dan kurang gerak.

Hal ini ditekankan oleh dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, Kepala Sub Direktorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Dirjen P2PTM Kemenkes RI.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, perokok anak usia 15 tahun ke atas ada di angka 36,6%. Pada 2016, angka ini meningkat hingga 54% dari sekitar 65 juta remaja di Indonesia.

Merokok dan kurang gerak dapat meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat menghambat aliran darah ke jantung.

Pola makan buruk (tinggi kalori, lemak, kolesterol, gula, dan garam) dapat memicu penumpukan plak dalam pembuluh.

Semua elemen dari gaya tidak hidup sehat ini sama-sama mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan mengeras.

Gaya hidup tidak sehat ini kemudian menyumbang hingga 80% dari penyebab kemunculan penyakit kronis pada usia muda.

Terapkan CERDIK untuk mengurangi risiko penyakit kronis sejak muda

pola makan sehat remaja

Memulai gaya hidup sehat memang tidak mudah. Namun, jika sudah berkomitmen dan yakin untuk mengubah gaya hidup lebih sehat, itu akan terasa mudah.

Oleh karena itu, sebagai orangtua Anda perlu mengajak anak secara bersama-sama untuk menerapkan pola hidup sehat sedari remaja.

“Untuk semakin memudahkan masyarakat mulai menjalani gaya hidup sehat, Kemenkes mencanangkan prinsip CERDIK,” ungkap dr. Sandra.

Gerakan CERDIK sendiri adalah singkatan dari berikut ini.

  • Cek kondisi kesehatan secara berkala, termasuk berat dan tinggi badan sampai kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah. Cek kesehatan rutin sudah bisa dimulai sejak usia 15 tahun, untuk 1 tahun sekali. Hal ini berguna untuk mendeteksi dini risiko kondisi kronis pada remaja.
  • Enyahkan asap rokok dan berhenti merokok.
  • Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari serta dilakukan dengan teratur.
  • Diet dengan gizi seimbang. Konsumsi makanan sehat, makan buah sayur yang cukup, hindari makanan manis yang berlebihan dan minuman berkarbonasi.
  • Istirahat yang cukup, pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dalam sehari. Setidaknya tidak kurang dari 7 atau 8 jam.
  • Kelola stres dengan baik.

Prinsip CERDIK juga dapat sekaligus meminimalisasi atau bahkan mencegah munculnya kondisi kronis pada usia remaja.

Perlu Anda pahami, penyakit kronis pada remaja adalah kondisi kesehatan jangka panjang yang memerlukan pengobatan dan perawatan berkelanjutan.

Perawatan ini melibatkan kombinasi dari pengobatan medis, perubahan gaya hidup, dan dukungan emosional.

Penting bagi remaja yang menderita penyakit kronis untuk mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga, teman, dan tenaga medis untuk membantu mengelola kondisi yang dialami dan menjaga kualitas hidup yang baik.

Edukasi tentang kondisi kronis dan bagaimana mengelolanya juga merupakan hal penting dalam perawatan penyakit kronis pada remaja.

Kesimpulan

Gaya hidup yang tidak sehat sering menjadi penyebab penyakit kronis pada remaja. Kondisi ini dapat memengaruhi remaja secara signifikan, baik dari segi fisik maupun emosional. Beberapa penyakit pada remaja yang bisa terjadi, seperti gangguan bipolar, diabetes, asma, migrain, hingga kanker. Untuk mencegah kondisi tersebut, gaya hidup sehat serta cek kesehatan secara rutin perlu diterapkan.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Interview bersama dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, Kepala Sub Direktorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Direktorat Penyakit Tidak Menular, Direktorat, Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/8)

Kualitas Hidup Remaja dengan Kondisi Penyakit Kronis. (2013). Retrieved 26 March 2024, from https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kualitas-hidup-remaja-dengan-kondisi-penyakit-kronis

Pediatric Non-Small Cell Lung Cancer – NORD (National Organization for Rare Disorders). (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://rarediseases.org/rare-diseases/pediatric-non-small-cell-lung-cancer/

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Retrieved 26 March 2024, from https://www.kemkes.go.id/article/view/16040700002/menkes-mari-kita-cegah-diabetes-dengan-cerdik.html

Langkah CERDIK Cegah Penyakit Tidak Menular (PTM) – Sehat Negeriku. (2012). Retrieved 26 March 2024, from http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20120704/074704/langkah-cerdik-cegah-penyakit-tidak-menular-ptm/

Precordial Catch Syndrome. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.uwsp.edu/stuhealth/Documents/Other/Precordial%20Catch.pdf

Appendicitis in Teens. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Appendicitis-in-Teens.aspx

Tremor | Essential Tremor | MedlinePlus. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://medlineplus.gov/tremor.html

Pediatric Lupus | Children’s Hospital of Philadelphia. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/systemic-lupus-erythematosus-lupus

Diabetes: Dealing With Feelings (for Parents) – Nemours KidsHealth. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/feelings-diabetes.html

Emotional & Mental Wellbeing In Children With Diabetes. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.kidshealth.org.nz/emotional-mental-wellbeing-children-diabetes

Bipolar disorder in children: Is it possible?. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/expert-answers/bipolar-disorder-in-children/faq-20058227

Helping Your Teen Cope with Chronic Illness. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.fairview.org/patient-education/89583

Chronic illness and teenagers | Children’s Minnesota. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.childrensmn.org/services/care-specialties-departments/behavioral-health-program/resources/chronic-illness-and-teenagers/

Pulungan, A., Annisa, D., & Imada, S. (2019). Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak: Situasi di Indonesia dan Tata Laksana. Sari Pediatri, 20(6), 392. https://doi.org/10.14238/sp20.6.2019.392-400

Treating asthma in children age 12 and older. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-asthma/in-depth/asthma-in-children/art-20044390

Teen Asthma Basics | Asthma Initiative of Michigan (AIM). (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://getasthmahelp.org/asthma-teen-basics.aspx

Migraines in Children & Teens: Causes, Symptoms & Treatments. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9637-migraines-in-children-and-adolescents

Most Common Types of Teenage Cancer | Adolescent Cancer Types. (2020). Retrieved 26 March 2024, from https://www.cancer.org/cancer/cancer-in-adolescents/what-are-cancers-in-adolescents.html

Versi Terbaru

01/04/2024

Ditulis oleh Atifa Adlina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Panduan Pola Makan Sehat untuk Usia Remaja

Ciri Depresi pada Remaja dan Hal yang Perlu Orangtua Lakukan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 01/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan