Aktivitas fisik pada anak sangat dibutuhkan untuk membangun kekuatan, koordinasi, dan rasa kepercayaan diri, termasuk menanamkan gaya hidup sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Aktivitas fisik pada anak sangat dibutuhkan untuk membangun kekuatan, koordinasi, dan rasa kepercayaan diri, termasuk menanamkan gaya hidup sehat.
Sayangnya, generasi anak-anak dan remaja pada zaman sekarang lebih dekat dengan teknologi. Ketimbang membiarkan anak dan remaja menghabiskan waktu di depan layar gadget, ajak mereka untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Nah, berikut informasi seputar aktivitas fisik anak dan remaja yang perlu orangtua tahu, mulai dari manfaat, jenis, waktu melakukan, hingga dampak bila kekurangan.
Selain memberi gizi yang cukup, aktivitas fisik juga bisa menunjang kecerdasan dan kesehatan anak. Anak tentu harus banyak bergerak dan melakukan aktvitas fisik secara rutin.
Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga bisa memengaruhi kondisi psikis anak. Berikut ini beberapa manfaatnya:
Orang tua dan pengasuh dapat membantu memastikan bahwa anak-anak tetap aktif setiap hari.
Dilansir dari Kids Health, ada beberapa rekomendasi frekuensi aktivitas fisik pada anak dan remaja, seperti berikut.
Aktivitas fisik untuk anak dan remaja bisa dilakukan selama 60 dengan intensitas sedang hingga berat setiap hari.
Ini harus mencakup aktivitas penguatan otot dan penguatan tulang setidaknya 3 hari seminggu.
Aktivitas fisik di usia ini bisa dilakukan dengan cara bermain aktif sepanjang hari. Pada anak usia ini, belum ada ketentuan pasti terkait lama melakukan ativitas fisik
Akan tetapi, anak disarankan untuk melakukan kegiatan fisik selama 3 jam setiap hari, meliputi kegiatan ringan, sedang, dan kuat.
Kegiatan tersebut mencakup permainan bebas dan aktivitas lain yang dipimpin orang dewasa yang telah direncanakan.
Terdapat 3 jenis aktivitas fisik pada anak dan remaja. Setiap jenis memiliki tujuan dan manfaatnya bagi tubuh.
Berikut ini jenis-jenisnya yang bisa dilakukan dan diterapkan kepada anak.
Daya tahan tubuh berkembang ketika anak-anak secara teratur melakukan kegiatan fisik. Pasalnya, otot-otot besar akan bergerak, jantung berdetak lebih cepat, dan pernapasan menjadi teratur.
Aktivitas fisik yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada si kecil, meliputi:
Meningkatkan kekuatan bukan berarti harus mengangkat beban yang berat.
Sebagai gantinya, anak-anak dapat melakukan beberapa aktivitas berikut ini untuk membantu mengencangkan dan memperkuat otot, yaitu:
Latihan peregangan membantu melatih dan meningkatkan kelenturan tubuh. Latihan ini memungkinkan otot dan sendi menekuk dan bergerak dengan mudah.
Dorong buah hati Anda untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari, seperti:
Orang tua memainkan peran penting dalam mendorong perilaku sehat dan membentuk kebiasaan melakukan kegiatan fisik pada anak.
Jika si kecil kurang banyak bergerak, sebaiknya waspada dengan beberapa risiko yang akan ditimbulkan.
Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut beberapa risiko bila anak kurang melakukan aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak menentu dan menimbulkan gangguan kecemasan. Hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.
Ketika bergerak dan beraktivitas, tubuh akan melepaskan berbagai hormon dan sinyal yang mampu memunculkan rasa senang sekaligus mengurangi persepsi otak terhadap rasa sakit
Aktivitas fisik yang cukup juga bisa membangun hubungan positif dan bermakna dengan orang lain.
Selain itu, dapat mendorong agar memiliki keterampilan dalam mengatasi hal-hal penting di kemudian hari.
Melakukan aktivitas secara teratur dapat mengurangi resiko terkena berbagai penyakit, apalagi pada anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Anak-anak dan remaja yang tidak cukup banyak gerak lebih rentan terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes tipe 2.
Selain itu, kurang aktivitas fisik juga bisa meningkatkan risiko tulang rapuh, osteoporosis dan atrofi otot ketika mereka beranjak dewasa dan bertambah usia.
Beraktivitas fisik mampu mendorong pertumbuhan dan pembentukan tulang dengan baik. Terlebih lagi, anak di usia 9 sampai 12 tahun sedang dalam masa pertumbuhan tulang.
Kurang aktivitas fisik juga bisa mempengaruhi pola tidur. Anak-anak usia sekolah dan remaja disarankan untuk memiliki waktu tidur yang cukup, yakni 9—11 jam semalam, tergantung pada usia.
Dalam banyak kasus, anak-anak yang tidak aktif beraktivitas fisik akan mengalami kesulitan tidur atau kurang tidur.
Kurang tidur dapat menyebabkan anak-anak susah fokus, kinerja yang tidak konsisten, kehilangan memori jangka pendek dan keterlambatan waktu respons.
Namun, ketika anak-anak banyak melakukan kegiatan fisik, mereka dapat lebih mudah untuk mempertahankan pola tidur yang teratur dan sehat.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa kegiatan fisik pada anak dapat meningkatkan fungsi otak, kognisi, dan kinerja akademik.
Selain itu, aktivitas fisik dinilai bisa bantu melancarkan aliran darah ke otak sehingga mampu membantu anak-anak untuk berkonsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, hingga pemecahan masalah.
Sementara dampak jika anak kurang bergerak dikhawatirkan dapat membuatnya sulit mencapai potensi akademik di sekolah.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar