backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Jadwal Menyusui Bayi Beserta Cara Membangunkannya agar Mau Menyusu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/03/2023

Jadwal Menyusui Bayi Beserta Cara Membangunkannya agar Mau Menyusu

Ketika usia bayi belum genap 6 bulan, ASI eksklusif masih menjadi makanan satu-satunya yang paling utama. Meski tidak diberikan makanan maupun minuman lainnya, bayi yang hanya menyusui ASI tetap memiliki jadwal makan sendiri selayaknya orang dewasa.

Nah, agar kebutuhan zat gizi bayi senantiasa terpenuhi dengan baik, penting untuk mengetahui jadwal menyusui yang tepat. Bagaimana aturannya?

Bagaimana jadwal menyusui bayi setiap harinya?

cara menyusui yang benar

Menyusui bayi dengan ASI bisa dilakukan sejak baru lahir. Meski tak menutup kemungkinan ada beragam mitos ibu menyusui dan tantangan menyusui, tidak ada halangan untuk tetap memberikan ASI.

Sebab ada banyak manfaat ASI untuk bayi dan ibu. Jadwal bayi menyusui tidak langsung terbentuk dengan cepat setelah kelahiran.

Butuh beberapa waktu dan berkali-kali menyusu sampai bayi memiliki jadwal menyusui sendiri secara teratur setiap harinya.

Secara garis besarnya, berikut jadwal menyusui bayi yang baru lahir sampai usianya 6 bulan, alias selama masa ASI eksklusif.

1. Jadwal menyusui bayi baru lahir

Saat pertama kali menyusu atau inisiasi menyusui dini (IMD) biasanya waktu menyusui bayi berkisar kurang lebih selama 15 menit.

Jika IMD telah selesai, bayi mungkin baru akan menyusu lagi dalam kurun waktu 2—2,5 jam setelahnya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa jadwal menyusui bayi baru lahir sebaiknya sekitar 8—12 kali dalam sehari.

Sementara untuk rentang waktu dalam sekali menyusui, bayi biasanya membutuhkan kurang lebih 10—15 menit.

Waktu menyusui tersebut berlaku untuk satu sisi payudara, sedangkan ASI dari sisi payudara yang lain bisa diberikan di sesi menyusui selanjutnya.

Pada beberapa minggu pertama kehidupan, jadwal bayi untuk menyusui umumnya tergantung keinginannya.

Jeda waktu antara setiap jadwal menyusui bayi baru lahir yakni berkisar 1,5—3 jam sekali.

Hal ini karena di masa awal setelah melahirkan biasanya tubuh Anda dan bayi masih harus beradaptasi terlebih dahulu. Bayi bisa menunjukkan tanda ia merasa lapar dan ingin menyusu kapan pun.

Namun, seiring bertambahnya usia, jadwal menyusui bayi umumnya akan menjadi lebih rutin dan teratur.

2. Jadwal menyusui bayi 1—6 bulan

Ketika usia bayi menginjak satu bulan, waktu menyusui bayi biasanya akan berubah cukup tertata. Artinya, Anda sudah bisa lebih memprediksi di jam berapa saja bayi biasanya merasa lapar dan ingin menyusu.

Setelah beberapa hari pasca melahirkan sampai usianya berkisar 1 bulan, keinginan bayi untuk menyusu bisa timbul setiap 2—3 jam sekali. Jadi dalam sehari, jadwal menyusui bayi yang baru lahir terhitung bisa sekitar 8—12 kali.

Sementara untuk durasi waktu setiap kali bayi menyusui dapat memakan waktu selama 20—45 menit. Durasi menyusui ini bisa semakin berkurang seiring pertambahan usianya.

Pada bulan kedua usianya, frekuensi bayi menyusu bisa berkisar 7—9 kali dalam sehari.

Begitu pula masuk ke bulan ketiga, keempat, dan kelima usianya, bayi mungkin akan menyusui sekitar 7—8 kali sehari dengan rentang waktu kurang lebih 2,5—3,5 jam.

Saat memasuki akhir masa ASI eksklusif atau di bulan keenam, jadwal menyusui bayi mungkin menurun hingga hanya 4—6 kali dalam sehari.

Sementara untuk lama waktu menyusui bayi usia 6 bulan bisa berkisar antara 5—6 jam sekali.

Berapa lama bayi menyusui di tiap jadwal?

ibu menyusui diare

Di samping memerhatikan jadwal menyusui, Anda mungkin kadang mengamati lamanya bayi selama menyusui bisa berbeda-beda.

Terkadang bisa tergolong sebentar, tapi dalam waktu lainnya mungkin terasa cukup lama.

Sebenarnya, ada beragam faktor yang menentukan lama waktu bayi selama menyusui, seperti berikut.

  • Produksi ASI yang tersedia di dalam payudara Anda
  • Cepat atau lambatnya aliran ASI yang diisap
  • Kelancaran let down reflex atau refleks yang merangsang ASI keluar dengan lancar saat menyusui
  • Posisi menyusui
  • Bayi sedang dalam kondisi mengantuk
  • Bayi mudah terganggu oleh hal-hal yang terjadi di sekitarnya

Usia bayi juga ternyata turut memengaruhi lama waktu yang dihabiskan untuk menyusui. Di awal masa menyusui, bayi membutuhkan waktu selama 20 menit bahkan terkadang sampai 45 menit untuk kenyang.

Seiring bertambah usianya, lama waktu bayi menyusui mungkin hanya berkisar antara 10—15 menit. Selama bayi menyusu biarkan ia merasa puas dan hindari melepaskan payudara Anda secara tiba-tiba.

Jika bayi sudah merasa cukup dengan sisi payudara yang pertama, Anda bisa ganti menyusui bayi dengan sisi payudara yang lain.

Terkadang, bayi juga bisa tertidur saat menyusu di dalam dekapan ibu. Penyebab bayi tertidur saat menyusui yakni karena merasa sangat nyaman.

Ketika sedang lapar, bayi cenderung rewel dan tidak tenang. Sementara saat ia diberikan ASI dan merasa kenyang, bayi mudah sekali terlelap.

Selain itu, alasan lain mengapa bayi tertidur saat menyusu juga karena membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa.

Bagaimana cara membangunkan bayi pada jadwal menyusui?

bayi tidur setelah vaksin

Ketika sudah masuk waktu menyusui, jangan ragu untuk membangunkan bayi dengan cara yang benar meski sedang tertidur pulas.

Di awal masa kehidupannya, bayi mungkin terlihat lebih banyak tidur sehingga membuat Anda tidak tega untuk membangunkannya.

Padahal, bayi yang baru lahir perlu lebih sering menyusu.

Sebagaimana dikutip dari IDAI, Anda dianjurkan untuk membangunkan bayi bila masih tertidur dan belum mendapatkan ASI selama 4 jam.

Pasalnya, bayi harus mendapatkan ASI secara rutin dan dalam jumlah yang cukup setiap hari sebagai makanan utamanya. Bukan itu saja, payudara Anda juga harus rutin mengeluarkan ASI.

Semakin sering menyusui maupun memerah ASI, tentu akan semakin merangsang payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI lagi.

Seiring bertambahnya usia bayi, Anda bisa menyesuaikan waktu dan cara yang tepat untuk membangunkan bayi sesuai dengan jadwal menyusui.

Ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk membangunkan bayi yang sedang tertidur lelap, yakni berikut.

1. Ajak si kecil bicara

Sama halnya seperti membangunkan orang dewasa yang sedang tidur nyenyak, Anda juga bisa berusaha untuk mengajak bayi bicara sebagai cara agar mau menyusui.

Ini bertujuan agar saat Anda membangunkan si Kecil bisa sadar dari tidurnya hingga kemudian bangun perlahan-lahan. Cara membangunkan bayi untuk menyusui biasanya tidak selalu sama.

Meski begitu, tidak ada salahnya untuk memanggil nama bayi dengan lembut sembari mengatakan bahwa ini sudah masuk jadwal menyusui sebagai cara membangunkan dirinya.

Dengan mendengar suara ibunya sebagai cara membangunkan ini, bayi bisa saja langsung tersadar dan terbangun untuk siap menyusu.

2. Sentuh si kecil perlahan-lahan

aroma tubuh bayi

Terkadang memanggil namanya dan mengajaknya bicara saja tidak mempan untuk membangunkan bayi. Jika tidak berhasil, Anda bisa mencoba untuk menyentuhnya perlahan.

Jika satu atau dua kali sentuhan tidak kunjung bisa menyadarkannya, coba gerakkan tubuh bayi perlahan-lahan tubuhnya sebagai salah satu cara membangunkan saat ia tertidur lelap.

Anda juga dapat mengusap-usap bagian lengan, kaki, maupun punggungnya untuk membantu membangunkan bayi dari tidur.

3. Bawa dan arahkan bayi ke payudara

kulit sensitif pada bayi akibat terlalu higienis

Sudah bingung dan hampir menyerah karena si kecil tidak kunjung mau bangun? Cobalah cara yang lain dari biasanya supaya ia mau bangun.

Untuk membangunkannya, cobalah menggendongnya saat ia masih tertidur, kemudian arahkan tubuhnya ke dekat payudara Anda seperti hendak menyusu.

Walaupun kondisi bayi masih tertidur, coba dekatkan mulut bayi tepat di depan puting susu Anda dan sentuh sedikit demi sedikit.

Selain itu, Anda juga bisa menyentuh pipi bayi sambil menggendongnya seolah memberi “kode” bahwa ini sudah saatnya untuk menyusu.

Refleks rooting alami pada bayi mungkin dapat membuatnya terbangun dan sadar untuk menyusu, meski masih dalam keadaan mengantuk.

4. Ganti popok bayi mendekati jadwal menyusui

mengatasi bab berdarah bayi

Adanya gerakan dan perubahan posisi tubuh saat Anda berusaha menggantikan popok si kecil dapat membuatnya terbangun.

Ini alasan mengapa Anda bisa mencoba cara membangunkan si Kecil untuk menyusui.

5. Pangku dan bangunkan bayi sesuai jadwal menyusui

Cara lain untuk membangunkan bayi yang bisa Anda coba yakni dengan mengangkat tubuhnya dan kemudian meletakkannya di pangkuan Anda.

Cara ini bisa dilakukan dengan menidurkan bayi di atas paha Anda dengan posisi kaki di dekat perut dan kepalanya di atas lutut.

Langkah selanjutnya, angkat tubuhnya ke posisi duduk secara perlahan seperti sedang melakukan sit-up.

Ulangi gerakan ini beberapa kali sampai bayi benar-benar tersadar. Sembari melakukan gerakan tersebut, Anda juga bisa mengajak bayi bicara.

Cara mengetahui saat bayi sedang lapar dan sudah kenyang

cara menyusui dengan puting datar

Selain memahami jadwal menyusui bayi setiap harinya, tak kalah penting juga untuk mengenali berbagai tanda yang menunjukkan bayi sedang lapar dan sudah kenyang.

Berikut berbagai petunjuk yang sebaiknya Anda ketahui saat bayi sedang lapar dan sudah kenyang:

Tanda bayi sedang lapar ingin menyusu

Beberapa perilaku di bawah ini merupakan tanda sudah masuk jadwal untuk menyusui bayi.

  • Mengecapkan bibirnya.
  • Mengisap kepalan tangannya.
  • Menjulurkan lidahnya.
  • Membuka dan menutup mulut berkali-kali.
  • Melakukan gerakan rooting reflex atau refleks rooting yakni bayi spontan membuka mulut ketika pipinya disentuh.
  • Mengarahkan kepala ke payudara Anda seolah mencari-cari sesuatu.
  • Tampak tidak nyaman.
  • Rewel dan merengek.
  • Menangis kencang.
  • Menunjukkan gerakan tubuh seperti gelisah.

Tanda bayi sudah kenyang menyusu

Beberapa perilaku di bawah ini merupakan tanda saat bayi sudah cukup menyusu di jadwal menyusui.

  • Tampak puas dan senang setelah menyusu.
  • Tidak lagi menunjukkan tanda-tanda sedang gelisah dan tak nyaman.
  • Tidak lagi rewel, merengek, bahkan menangis kencang.
  • Pergerakan mulut saat mengisap payudara Anda terlihat melambat ketimbang di awal saat sedang lapar.
  • Pegangan tangan bayi pada payudara Anda perlahan-lahan dilepas.
  • Bayi terlihat jauh lebih nyaman daripada sebelumnya saat rewel dan kelaparan.

Dengan melihat berbagai tanda-tanda di atas, setidaknya Anda jadi lebih paham mengenai jadwal bayi menyusui setiap harinya.

Jika produksi ASI terlalu banyak tetapi bayi sudah menunjukkan tanda kenyang menyusu, Anda bisa menggunakan pompa ASI kemudian menyimpannya.

Namun, tetap perhatikan cara menyimpan ASI agar tidak mudah basi.

Mungkinkah bayi muntah setelah menyusu?

ibu menyusui minum es

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi muntah setelah menyusui.

Penyebab bayi muntah setelah menyusu meliputi terlalu banyak menyusu di jadwal menyusui, alergi makanan atau minuman tertentu, dan mengalami gastro-esophageal reflux (GERD).

GERD pada bayi terjadi ketika gas dan asam lambung dari dalam perut bayi naik kembali ke kerongkongan.

Bayi yang muntah setelah menyusu atau minum ASI biasanya ditangani dengan cara yang berbeda-beda tergantung penyebabnya.

Bila muntah setelah bayi menyusu atau minum ASI muncul karena jumlah ASI yang diminum terlalu banyak, otomatis solusinya adalah mengurangi jumlahnya.

Bukan berarti Anda harus membatasi jumlahnya. Hanya saja, pastikan bayi menyusu secukupnya, agar tidak membuatnya merasa kekenyangan hingga akhirnya muntah.

Selain itu, jika muntah yang dialami bayi disebabkan oleh GERD, biasanya si kecil bisa sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Namun, Anda bisa membantu memperbaiki asam lambung yang naik, dengan menempatkan bayi pada posisi duduk saat menyusui.

Usahakan bayi tetap dalam posisi duduk sekitar 30 menit setelah menyusu. Berbeda lagi apabila kondisi muntah karena sensitif terhadap makanan dan minuman tertentu.

Dalam hal ini, sebaiknya cari tahu makanan atau minuman apa yang mengganggu bayi sehingga membuatnya muntah setelah minum ASI.

Sebab makanan dan minuman yang Anda konsumsi bisa ikut tercampur bersama ASI.

Jadi, ada baiknya untuk mengurangi atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang sensitif pada bayi guna mencegahnya muntah setelah minum ASI.

Mungkinkah bayi tidak mau menyusu?

Bayi dikatakan sedang dalam kondisi tidak mau minum susu saat ia menolak ketika Anda menyuguhkan payudara. Padahal, mungkin beberapa waktu sebelumnya si kecil sempat menyusu dengan sangat baik.

Kondisi bayi yang tidak mau menyusu ini bisa berlangsung kapan saja dan selama beberapa waktu. Entah itu berlangsung sebentar atau bahkan bisa selama beberapa hari.

Biasanya, menolak menyusu hanyalah cara bayi memberi tahu Anda bahwa ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Ini karena si kecil belum mampu berbicara secara terang-terangan mengenai apa yang sedang ia rasakan dan alami.

Jadi, jangan berkecil hati dan berpikir bahwa bayi yang enggan menyusu berarti tidak membutuhkan Anda.

Sebab pada dasarnya, kondisi ini justru harusnya membuat Anda lebih ‘peka’ dengan kondisi yang mungkin sedang dialami si kecil.

Penyebab bayi tidak mau minum susu

bayi menangis setelah menyusu

Berbagai penyebab bayi tidak mau minum susu padahal sudah masuk jadwal menyusui, yakni.

1. Sulit mengisap puting payudara

Bayi yang baru lahir biasanya masih belum terbiasa sehingga mengalami kesulitan dalam mengisap puting payudara ibu.

Ketika cara bayi mengisap atau perlekatan (latch on) antara mulut bayi dengan puting payudara kurang tepat, otomatis ASI akan sulit keluar.

Padahal, mungkin saja di saat tersebut bayi sudah sangat lapar dan ingin segera menyusu. Semakin bayi merasa lapar, akan semakin sulit baginya untuk mengisap puting dan menyusu dengan baik.

Dengan kata lain, si kecil bisa saja merasa gemas karena tidak kunjung dapat mengisap puting dengan tepat. Kondisi inilah yang kemudian membuat bayi tidak mau menyusu langsung pada payudara.

2. Rasa ASI berubah

Perubahan rasa ASI biasanya disebabkan oleh pengaruh dari makanan dan minuman harian Anda. Hal ini juga berlaku ketika Anda merokok saat menyusui yang sedikit banyak akan membuat rasa ASI berubah.

Selain itu, perubahan hormonal juga ternyata turut berpengaruh terhadap rasa ASI, mengutip dari Mayo Clinic.

Perubahan hormonal yang bisa Anda alami meliputi kembalinya menstruasi setelah melahirkan, hamil lagi, atau sedang rutin minum KB untuk ibu menyusui.

Ketika bayi tidak begitu menyukai rasa ASI, ada kemungkinan ia enggan menyusu.

3. Bayi mengalami nyeri

Rasa nyeri dan tidak nyaman pada mulut, seperti tumbuh gigi, sakit gusi, demam, atau sariawan bisa menjadi salah satu penyebab bayi enggan menyusu.

Selain itu, infeksi telinga juga dapat menimbulkan tekanan atau nyeri saat menyusui sehingga menjadi penyebab bayi tidak mau minum ASI.

4. Bayi stres

Bayi juga bisa mengalami stres karena perubahan lingkungan seperti ikut perjalanan jauh, menyusu di ruang yang berisik, hingga pindah ke rumah baru.

Reaksi ibu yang berlebihan saat bayi menggigit puting juga bisa membuatnya takut dan menolak untuk menyusui.

Cara mengatasi bayi susah minum susu

masalah ibu dan bayi menyusui

Selain itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi bayi yang tidak mau minum susu di jadwal menyusui, yaitu:

  • Cobalah menyusui saat bayi Anda sangat mengantuk. Banyak bayi yang menolak untuk menyusui saat mereka terjaga.
  • Cobalah untuk mengubah posisi menyusui dan cari yang membuat bayi merasa nyaman. Bayi bisa saja merasa nyaman pada salah satu posisi dan tidak nyaman dengan posisi lainnya.
  • Menyusui bayi Anda sambil mengayunkan atau berjalan mungkin membuat bayi lebih nyaman.
  • Menyusui di tempat yang bebas gangguan, seperti di ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang dan sepi, jauh dari suara radio atau televisi.
  • Berikan bayi Anda kontak dari kulit ke kulit, contohnya dengan menyusui tanpa mengenakan baju.

Penyebab bayi susah minum susu bisa juga karena sudah masuk saatnya ia untuk disapih. Pahami cara menyapih anak yang tepat agar lebih mudah saat dipraktikkan nantinya.

Pemberian susu formula, terlebih di atas usia enam bulan, dapat menggantikan ASI bila bayi tidak memungkinkan lagi untuk mendapat ASI.

Akan tetapi, ada baiknya untuk tidak memberikan ASI campur susu formula (sufor) di dalam satu botol yang sama.

Jika ada masalah ibu menyusui meski terlihat sepele sekali pun, tidak ada salahnya untuk tetap berkonsultasi dengan dokter.

Dokter dapat mencari tahu penyebab, penanganan, serta memberikan obat yang aman untuk ibu menyusui bila memang diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan