Asma termasuk penyakit pernapasan kronis yang umum muncul pada masa kanak-kanak. Namun, kemunculan asma pada anak tidak sesederhana yang selama ini dikira. Asma pada anak lebih mungkin terjadi jika ia memiliki faktor risiko penyebab dan terpapar pemicunya.
Faktor penyebab yang meningkatkan risiko asma pada anak ada banyak, begitu juga pemicunya. Tugas orangtualah untuk mencari tahu mana pemicu pastinya untuk mencegah kekambuhan gejala yang dapat menghambat aktivitas si Kecil.
Apa penyebab asma pada anak?
Asma dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap faktor pemicu tertentu yang kemudian menyebabkan saluran pernapasan membengkak dan menghasilkan lendir.
Kondisi tersebut membuat seseorang akan mengalami gejala berulang berupa mengi (bunyi ‘ngik-ngik’ ketika bernapas), sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang sering muncul pada malam atau dini hari.
Belum diketahui secara pasti mengapa tubuh beberapa orang menunjukkan respons yang berlebih sehingga mengakibatkan asma.
Meski begitu, para peneliti percaya bahwa beberapa faktor penyebab bisa meningkatkan risiko sakit asma pada anak.
Berikut beberapa faktor risiko asma pada anak yang perlu diketahui orangtua.
1. Riwayat genetik
Faktor genetik atau turunan dari keluarga juga ikut berperan sebagai faktor risiko asma pada anak.
Jadi, bila salah satu atau kedua orangtua punya asma, maka anak pun berisiko tinggi untuk mengalaminya juga.
Risiko juga bisa meningkat bila sebagian besar keluarga Anda dan pasangan punya riwayat asma dan alergi.
Bahkan, melansir dari My Health, risiko anak memiliki alergi yang sama bisa mencapai 40—60% bila kedua orangtua memiliki alergi tertentu, dan bisa lebih tinggi lagi hingga 50—80% jika kedua orangtua memiliki jenis alergi yang sama.
2. Jenis kelamin
Selain itu, di antara anak-anak, anak laki-laki berisiko lebih tinggi terkena asma dibandingkan anak perempuan.
Sampai saat ini, belum diketahui kenapa jenis kelamin ikut berperan sebagai faktor risiko yang bisa menjadi penyebab asma pada anak.
3. Obesitas
Penelitian dalam jurnal Pediatric Allergy, Immunology, and Pulmonology melaporkan bahwa anak yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi terkena asma dengan gejala yang cenderung lebih parah daripada anak yang berat badannya sehat.
Para ahli menduga bahwa obesitas dapat mempersempit saluran udara sehingga rentan mengalami iritasi. Hal ini jugalah yang bahkan bisa membuat asmanya jadi lebih mudah kambuh.
Maka orangtua sebaiknya membantu anak mencapai berat badannya yang ideal. Dengan begitu, faktor risiko yang bisa menjadi penyebab asma pada anak satu ini dapat dihindari.
Setelah mengetahui faktor risiko asma pada anak, penting juga untuk memahami bahwa faktor risiko bukan merupakan penyebab pasti seseorang akan terkena asma.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko tersebut tidak otomatis memunculkan asma pada setiap anak. Faktor risiko hanya meningkatkan peluang seseorang untuk terkena suatu penyakit.
Berbagai faktor yang menjadi pemicu asma pada anak
Seperti yang disebutkan di atas, asma pada anak bisa timbul saat terpapar faktor pemicunya. Faktor pemicu asma bisa dijumpai di sekitar lingkungan, baik di dalam maupun luar rumah.
Tiap anak bisa memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui pemicu pastinya guna mencegah kekambuhan gejala.
Berikut beberapa faktor pemicu asma pada anak yang paling umum.
1. Infeksi saluran napas
Pilek dan flu pada anak merupakan penyakit yang umum terjadi. Coba diingat-ingat lagi, dalam setahun ini si Kecil sudah berapa kali terkena kedua penyakit tersebut?
Meski termasuk kondisi yang umum, pilek dan flu tidak boleh dianggap remeh. Sebab, keduanya dapat menjadi pemicu asma pada anak-anak.
Bahkan sejumlah infeksi saluran napas lainnya, seperti sinusitis, bronkitis, dan pneumonia juga dapat memicu asma.
Hal ini bisa terjadi karena pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang bengkak dan sensitif. Infeksi yang menyerang saluran napas dapat memperparah hal tersebut.
Itu sebabnya, anak-anak yang punya asma umumnya sangat diwanti-wanti untuk selalu menjaga kesehatannya supaya tidak mudah tertular infeksi saluran napas.
Bila si Kecil sudah terlanjur sakit, lakukan perawatan yang cepat dan tepat supaya tidak berakhir pada kekambuhan gejala asma.