Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak mungkin tidak begitu berbahaya, tetapi kalau tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan komplikasi. Berikut penjelasan seputar gejala, penyebab, sampai cara mengatasi sakit ISPA pada anak.
Gejala ISPA pada anak
ISPA adalah gangguan pernapasan yang sering menyerang bayi dan anak-anak. Penyakit ini bisa datang secara tiba-tiba pada segala kalangan, terutama anak dan lansia.
Saat virus atau bakteri masuk ke dalam saluran pernapasan, anak bisa mengalami berbagai gejala ISPA. Gejala ISPA pada anak yang dapat muncul adalah:
- hidung tersumbat atau mengeluarkan ingus,
- bersin dan batuk pada anak,
- produksi sputum atau dahak yang berlebihan,
- demam,
- kelelahan dan merasa lemas,
- sakit kepala,
- sakit saat menelan, serta
- suara serak (biasanya saat anak mengalami laringitis).
Gejala dan tanda kondisi ini yang disebabkan oleh virus bisa bertahan di tubuh anak selama 1—2 minggu. Setelah itu, tubuh anak bisa menyembuhkan dirinya sendiri.
Pilek termasuk salah satu penyakit ISPA yang sering terjadi pada anak. Beberapa penyakit ISPA lainnya adalah:
- sinusitis,
- laringitis,
- radang tenggorokan (faringitis),
- radang amandel (tonsillitis), dan
- epiglottitis.
Konsultasikan kepada dokter untuk memastikan anak Anda mengidap jenis ISPA lain atau tidak.
Penyebab ISPA pada anak
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang bagian atas, seperti hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus.
Mengutip dari buku panduan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terbitan WHO, gangguan pernapasan ini umumnya menular lewat droplet atau cairan air liur.
Namun, tidak menutup kemungkinan penularan bisa terjadi dengan cara lain, misalnya kontak tangan dengan permukaan yang terkontaminasi.
Ada dua penyebab ISPA, virus dan bakteri. Jenis virus yang menyebabkan ISPA yaitu:
- rhinovirus,
- adenovirus,
- virus coxsackie,
- human metapneumovirus, dan
- virus parainfluenza.
Sementara itu, bakteri yang menjadi penyebab ISPA pada anak adalah:
- kelompok A beta-hemolytic streptococci,
- Corynebacterium diphtheriae (diphtheria),
- Neisseria gonorrhoeae (gonore),
- Klamidia pneumoniae (klamidia), dan
- kelompok C beta-hemolytic streptococci.
Virus dan bakteri memiliki beberapa cara untuk sampai bisa menginfeksi tubuh anak, berikut penjelasannya.
- Si kecil dekat dengan seseorang yang terinfeksi ISPA .
- Penderita ISPA bersin dan batuk tanpa menutup hidung dan mulutnya.
- Anak berada di ruangan tertutup dan penuh sesak, dan ada orang yang terinfeksi virus ISPA.
- Saat orang yang terinfeksi virus menyentuh hidung dan mata anak. Infeksi dapat menular saat cairan yang terinfeksi bersentuhan dengan hidung dan mata.
- Udara di sekitar anak sangat lembap.
- Saat kekebalan tubuh anak sedang lemah.
Penularan penyakit infeksi pernapasan ini juga lebih sering terjadi saat musim hujan. Pasalnya, virus dan bakteri lebih mudah berkembang biak saat udara sekitarnya lembap.
Cara mengatasi ISPA pada anak
Pada dasarnya, ISPA adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda tidak bisa membiarkan kondisi ini terlalu lama karena anak akan merasa tidak nyaman.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi dan mengobati ISPA pada anak.
1. Minum banyak air
Tubuh menjadi kekurangan cairan dan nafsu makan saat terkena ISPA. Maka dari itu, penting bagi orangtua mencukupi kebutuhan makan dan minum anak agar tidak dehidrasi.
Air putih bertugas untuk mengencerkan dahak, sehingga membuat pernapasan anak jadi lebih lega.
Anda bisa memberikan campuran air putih dan lemon bila anak tidak suka minum air putih.
2. Tidur yang cukup
Anak-anak butuh istirahat yang lebih banyak daripada orang dewasa. Setidaknya, ia butuh tidur sebanyak 9-10 jam dalam sehari.
Saat si Kecil terkena ISPA, Anda bisa membuatnya lebih nyaman dengan memasang humidifier pada kamar tidur.
Humidifier membantu dalam menjaga kelembapan dan kebersihan udara sehingga anak bisa istirahat dengan nyaman.