Diare alias mencret adalah salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi pada bayi dan anak kecil dengan beragam penyebab. Anda sebagai orangtua pastinya khawatir melihat si kecil rewel karena terus buang-buang air. Namun sebelum mencari cara mengobati diare untuk si kecil, pahami dulu apa yang menyebabkannya mencret.
Penyebab diare (mencret) pada bayi dan anak kecil
Diare membuat bayi dan anak buang air besar lebih sering dari biasanya dengan feses cair. Tidak hanya mencret, bayi dan anak juga akan mengalami gejala diare, seperti mual, muntah, kadang demam.
Penyebab diare alias mencret itu sendiri ada banyak. Setiap anak kecil dan bayi mungkin mengalami hal yang berbeda. Maka guna mengatasi diare alias mencret, orangtua serta dokter perlu tahu apa penyebab yang mendasarinya.
Pada umumnya, masalah buang-buang air pada anak kecil cenderung dipengaruhi oleh pola makannya sehari-hari.
1. Pola makan yang berubah
Penyebab mencret pada bayi yang paling umum adalah perubahan pola makan seiring masa tumbuh kembangnya.
Bayi yang sudah menginjak usia 6 bulan biasanya mulai diperkenalkan dengan makanan lembut pendamping ASI atau susu formula. Beberapa contoh menu makan MPASI yang umum adalah buah pisang yang dilumatkan, biskuit susu yang dijadikan bubur, atau bubur nasi.
Nah, perubahan pola makan yang cukup drastis dari yang tadinya hanya susu (cair) menjadi makanan agak padat dapat membuat anak diare. Hal ini pada umumnya menandakan reaksi sistem pencernaan yang belum terbiasa terhadap asupan jenis makanan baru.
2. Banyak makan makanan tinggi serat
Makanan tinggi serat seperti kacang polong, jagung, dan buah tertentu yang terlalu banyak bisa menjadi penyebab diare pada anak kecil. Diare bisa juga terjadi bila anak sangat suka minum jus buah.
Pasalnya, serat makanan dapat melunakkan feses. Ditambah dengan asupan cairan dari makanan atau minuman lain, bisa membuat feses semakin lunak atau bahkan encer.
3. Infeksi bakteri, virus, dan parasit
Infeksi virus, bakteri, dan parasit adalah penyebab diare yang paling umum pada manusia.
Organisme ini dapat bertahan di luar tubuh manusia selama berjam-jam atau berhari-hari, menempel di permukaan benda di sekitar Anda. Saat masuk ke tubuh, baik bakteri, virus, dan parasit bisa menyebabkan infeksi di saluran pencernaan.
Jenis bakteri maupun virus yang menjadi penyebab mencret pada bayi dan anak adalah E. coli, Salmonella, Rotavirus, Giardia, dan Cryptosporidium.
4. Aktivitas anak
Menurut Stanford Children’s Health, kuman penyebab diare dapat masuk ke dalam tubuh anak lewat berbagai cara. Namun, jalur infeksi penyebab diare pada anak-anak umumnya melalu aktivitas mereka sehari-hari, di antaranya:
Minum air atau makan makanan yang terkontaminasi
Kuman sangat mudah menginfeksi saluran pencernaan anak lewat makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Perpindahan kuman penyebab diare bisa terjadi pada proses produksi, mengolah, bahkan ketika disajikan.
Makan makanan mentah
Kuman penyebab diare sering kali ditemukan pada makanan mentah. Entah itu sayuran mentah yang tidak dicuci dengan benar, telur mentah, daging mentah, atau susu mentah.
Makanan mentah atau setengah matang sebaiknya tidak diberikan pada anak, apalagi bayi yang sistem imunnya belum sempurna. Pasalnya, makanan yang mentah kemungkinan besar mengandung bakteri aktif yang jika dikonsumsi dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.
Berenang
Kuman penyebab diare dapat bertahan dalam air, seperti kolam renang. Jika ada pengunjung yang sedang diare lantas berenang, anak yang merelan air kolam saat berenang berisiko besar tertular diare setelah berenang.
Kebiasaan memasukkan jari ke mulut atau menggigit kuku
Kuman penyebab mencret dapat menempel di permukaan benda-benda yang ada di sekitar, contohnya mainan. Bila anak menyentuh mainan kemudian memasukkan jari atau menggigit kukunya tanpa mencuci tangan, kuman bisa masuk ke tubuh dan menginfeksi.
5. Masalah kesehatan tertentu
Selain pilihan makanan dan infeksi, masalah medis tertentu bisa menjadi penyebab diare pada anak dan bayi. Melansir laman Mayo Clinic, ada beberapa kondisi dan penyakit yang menjadi penyebab mencret pada anak dan bayi, di antaranya:
Penyakit celiac
Penyakit Celiac adalah salah satu penyakit yang bisa menjadi penyebab diare kronis pada anak.
Gejalanya akan muncul setelah bayi atau anak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Gluten adalah protein alami dalam gandum, yang juga ada pada pasta dan roti.
Alergi atau intoleransi makanan tertentu
Alergi dan intoleransi makanan juga menjadi penyebab dasar diare pada anak. Biasanya, gejala diare akan muncul setelah anak mengonsumsi makanan tertentu, paling sering adalah kacang, telur, dan makanan laut.
Alergi menandakan bahwa sistem imun bereaksi berlebihan pada zat suatu makanan. Sementara intoleransi makanan menandakan ketidakmampuan sistem pencernaan untuk mencerna zat tertentu yang ada di makanan.
Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah penyebab diare kronis pada bayi maupun anak. Kondisi ini terjadi akibat peradangan pada sistem pencernaan yang berkaitan erat dengan sistem imun dan faktor keturunan.
Penyakit lainnya
Selain penyakit di atas, ada juga penyakit langka yang bisa menjadi penyebab diare pada anak dan bayi, seperti:
- Kekurangan zat zink bisa jadi penyebab diare pada anak sehingga kadang ibu butuh suplemen zink.
- Cystic fibrosis merupakan penyebab diare akibat adanya penumpukan lendir yang mengganggu penyerapan nutrisi makanan di usus.
- Penyakit Hirschsprung merupakan kondisi bawaan lahir yang menyebabkan hilangnya sel-sel di otot pada usus sehingga menimbulkan gejala diare.
Mengetahui penyebab diare (mencret) pada anak-anak kecilpenting bagi dokter dan Anda sebagai orangtua. Pasalnya, pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab diarenya.
Pengobatan diare umumnya adalah mencukupi asupan cairan dengan minum air putih dan oralit, terus memberikan ASI, memperbaiki kembali pola makan, dan makanan yang sesuai dengan kondisinya.
Pada beberapa kasus, dokter akan memberikan obat diare, contohnya antibiotik untuk membunuh kuman penyebab diare pada anak dan bayi.
Alat Pengingat Jadwal Imunisasi
Anda baru punya anak? Mau tahu informasi lengkap soal jenis vaksin dan jadwal pemberiannya? Atau butuh pengingat agar tidak lupa?
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.