Selain anak-anak, bayi baru lahir juga bisa mengalami kondisi anemia atau hemoglobin rendah. Tak bisa dibiarkan begitu saja, orangtua tetap perlu waspada karena bisa memengaruhi perkembangannya. Bahkan, pada kondisi tertentu bisa membuat kulit bayi menjadi kuning.
Definisi anemia pada bayi
Mengutip Cleveland Clinic, bayi juga bisa mengalami anemia, yaitu saat jumlah sel darah merah lebih rendah jumlahnya dari kadar normal.
Sel darah merah atau hemoglobin (hb) berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Maka dari itu, hb yang rendah pada bayi bisa membuatnya terlihat pucat serta lemas.
Berdasarkan ukuran sel darah merahnya, terdapat tiga jenis anemia pada bayi dan anak.
- Anemia mikrositik, sel darah merah anak lebih kecil dari biasanya.
- Anemia normositik, sel darah merah anak masih dalam ukuran normal.
- Anemia markositik, sel darah merah anak lebih besar dari biasanya dan tergolong langka.
Jenis anemia yang paling sering terjadi pada bayi adalah anemia mikrositik. Penyebabnya adalah karena bayi berusia 9 – 24 bulan kekurangan asupan zat besi.
Gejala anemia pada bayi
Sebagian besar bayi yang memiliki hemoglobin rendah tidak menunjukkan tanda atau gejala tertentu. Termasuk hb rendah pada bayi dalam kondisi ringan atau sedang.
Akan tetapi, ada kemungkinan dokter mulai curiga saat melihat beberapa gejala seperti:
- warna kulit berubah menjadi pucat,
- terlihat lebih rewel,
- lemah serta kelelahan,
- detak jantung cepat,
- napas yang cepat,
- warna kulit menjadi kuning, hingga
- kesulitan menyusu.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda melihat ada perubahan sikap pada bayi seperti lesu atau kulit berubah menjadi pucat, segera bawa si kecil untuk diperiksa dokter.
Apalagi, ada beberapa penyebab kemungkinan gejala atau tanda yang bisa terjadi selain kondisi hemoglobin rendah.
Penyebab anemia pada bayi
Penyebab utama kondisi hb rendah pada bayi adalah ketika darah tidak memiliki sel darah merah yang cukup.
Stanford Children’s Health pun memaparkan ada tiga penyebab utama hb rendah pada bayi, yaitu:
- hilangnya sel darah merah karena perdarahan,
- ketidakmampuan untuk membuat sel darah merah, dan
- kondisi kesehatan yang menyebabkan sel darah merah rusak.
Perlu orangtua ketahui bahwa kadar hemoglobin normal pada bayi baru lahir adalah 140 – 240 gram/liter. Sementara pada bayi yang lebih besar adalah 95 – 130 gram/liter.
Berikut adalah beberapa penjelasan dari penyebab anemia pada bayi yang mungkin terjadi.
1. Produksi sel darah merah menurun
Umumnya, bayi mengalami kondisi hb rendah dalam beberapa bulan pertama kehidupannya. Ini dikenal sebagai anemia fisiologis.
Terjadinya anemia karena hal ini yaitu akibat dari pertumbuhan bayi, ia tumbuh dengan cepat sehingga perlu waktu untuk mengejar produksi sel darah merah.
2. Terlalu cepat memecah sel darah merah
Kondisi ini biasa terjadi saat golongan darah ibu dan bayi tidak sama, biasa disebut sebagai Rh/ABO.
Tak hanya itu saja, ada kemungkinan bayi juga mengalami penyakit kuning (hiperbilirubenemia). Pada sebagian bayi, anemia juga bisa terjadi karena infeksi atau kelainan genetik.
3. Kehilangan banyak darah
Apabila bayi baru lahir mengalami masalah medis tertentu, dokter akan merawatnya di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Saat bayi kehilangan banyak darah karena kondisi kesehatannya atau pun prosedur medis tertentu, hal ini bisa memicu anemia.
4. Bayi lahir prematur
Kelahiran prematur mengakibatkan jumlah sel darah merah lebih rendah dari bayi yang lahir cukup bulan. Selain itu, sel darah merah ini pun juga memiliki masa hidup yang lebih pendek.
Maka dari itu, dalam dunia medis menyebut kondisi hb rendah pada bayi yang satu ini sebagai anemia prematuritas.
5. Kekurangan zat besi
Zat besi menjadi salah satu nutrisi yang penting untuk perkembangan bayi. Hal ini karena zat besi berfungsi untuk membantu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Bayi terlahir dengan zat besi yang tersimpan dalam tubuh. Namun, lama kelamaan penyerapannya tidak sebanding dengan pertumbuhan bayi sehingga bisa terjadi anemia defisiensi zat besi.
Kekurangan zat besi pada bayi juga menjadi penyebab kondisi hb rendah pada bayi berusia 9 – 24 bulan.
Zat besi merupakan gizi yang penting untuk mencegah anemia dan mendukung tumbuh kembang anak.
Dikutip dari ICHWB 2023, anak yang terpenuhi kebutuhan zat besi hariannya mengalami kenaikan tinggi badan 0,5cm lebih tinggi.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang, terutama dari sumber protein hewani yang kaya zat besi.
Salah satunya adalah susu yang menjadi nutrisi tambahan pilihan untuk memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil.
Untuk itu, bantu optimalkan kebutuhan zat besi harian si Kecil dengan berikan susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan zat besi dan vitamin C.
Kombinasi zat besi dan vitamin C dapat memaksimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh, untuk pencegahan anemia defisiensi besi.
Bagaimana mendiagnosis hb rendah?
Dokter akan mendiagnosis anemia pada bayi dengan melakukan tes darah serta mengukur beberapa hal.
- Hemoglobin, mengukur kadar protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.
- Hematokrit, mengukur persentase sel darah merah dalam darah.
- Retikulosit, mengukur sel darah merah yang sedang dibuat dan belum matang.
Melalui pemeriksaan ini, barulah nantinya dokter akan mencari tahu penyebab pastinya.
Pengobatan anemia pada bayi
Biasanya, sebagian besar kondisi hb rendah pada bayi ini tidak membutuhkan perawatan apa pun. Dalam beberapa kasus, pengobatan dan perawatan tergantung pada jenis serta penyebab anemia.
Sebagai contoh, hanya memerlukan perubahan pola makan atau suplemen tertentu. Akan tetapi, ada pula kondisi yang membuat dokter melakukan cara untuk menaikkan hb pada bayi.
1. Transfusi darah
Bayi prematur atau yang mengalami masalah kesehatan tertentu, membutuhkan transfusi darah untuk meningkatkan sel darah merah dalam tubuh.
Perawatan ini dilakukan melalui jalur intravena (infus) untuk membantu mengembalikan jumlah sel darah merah agar menjadi normal.
2. Obat penambah darah
Dokter juga akan memberikan obat penambah darah tertentu untuk membantu tubuh memproduksi sel darah merah seperti suplemen zat besi, asam folat, vitamin B12, dan lain-lainnya.
Obat atau suplemen akan dokter berikan melalui jalur IV atau suntikan. Perawatan cara menaikkan hb pada bayi ini ini tidak rutin dan mungkin akan memiliki efek samping tertentu.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa bagaimana perilaku menyusunya karena asupan makanan juga dapat membantu produksi sel darah merah.
Setelah melakukan perawatan atau pengobatan, anemia pada bayi kemungkinan tidak mengakibatkan komplikasi jangka panjang.
Konsultasikan kepada dokter mengenai perubahan atau gejala apa pun yang terjadi pada si kecil yang berhubungan dengan hb rendah.
[embed-health-tool-vaccination-tool]