Kata “hunger” mungkin identik dengan kondisi kelaparan. Namun faktanya, hidden hunger bukanlah kondisi kelaparan seperti pada umumnya. Apa maksud dari istilah ini dan apakah perlu dikhawatirkan? Berikut penjelasannya.
Apa itu hidden hunger?
Hidden hunger, atau disebut juga dengan defisiensi mikronutrien, adalah salah satu bentuk kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak.
Hidden hunger juga biasa disebut dengan kelaparan tersembunyi.
Ini terjadi ketika anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhannya.
Vitamin dan mineral untuk anak yang dimaksud, yaitu zinc (seng), zat besi, yodium, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D.
Penelitian dari Lancet Reg Health Southeast Asia (2022) menunjukkan, sebagian besar kasus hidden hunger terkait dengan kekurangan zat besi, vitamin A, atau yodium pada anak.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, sebanyak dua miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien.
Di Indonesia sendiri, satu dari tiga anak berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang dapat mengganggu perkembangan otaknya (Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017).
Kondisi ini sering memengaruhi anak-anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya atau hingga usia 2 tahun.
Hidden hunger pada anak juga bisa terjadi bersamaan dengan bentuk malnutrisi lainnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah triple burden malnutrition.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Apakah hidden hunger berbahaya?
Mikronutrien itu sendiri berperan dalam proses tumbuh kembang anak serta membantu menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun mental.
Kumpulan vitamin dan mineral ini memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh dan berkembang secara normal.
Bila kebutuhan mikronutrien ini tidak terpenuhi, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan mental yang buruk.
Beberapa penyakit yang terkait defisiensi mikronutrien tertentu pun bisa terjadi.
Penyakit tersebut misalnya anemia pada anak akibat kekurangan zat besi dan vitamin B12, penyakit gondok akibat kekurangan yodium, rabun senja atau kebutaan karena kurangnya vitamin A, hingga stunting jika kekurangan seng.
Kekurangan vitamin A juga bisa meningkatkan risiko kematian pada anak yang mengalami penyakit infeksi parah, seperti campak atau diare pada anak.
Apa tandanya anak mengalami hidden hunger?
Tidak seperti kekurangan protein, defisiensi mikronutrien tidak selalu terlihat tandanya secara akut dan jelas.
Inilah mengapa kondisi ini disebut juga dengan “hidden” atau yang berarti sembunyi.
Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, defisiensi mikronutrien juga bisa menimbulkan berbagai kondisi kesehatan yang terlihat dan berbahaya.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan penurunan tingkat energi, kejernihan mental, dan seluruh kemampuan tubuh anak.
Adapun kondisi-kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan nilai akademis anak, kurangnya produktivitas kerja, serta peningkatan risiko penyakit.
Beberapa tanda hidden hunger lainnya pun bisa muncul tergantung pada penyakit yang anak derita akibat defisiensi mikronutrien tertentu.
Ambil contoh, anak pusing atau terlalu cepat lelah karena menderita anemia akibat kekurangan zat besi dan vitamin B12.
Apa penyebab dari hidden hunger?
Penyebab umum dari hidden hunger adalah pola makan anak yang buruk, yang tidak memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan.
Kondisi ini biasanya terjadi pada anak yang berada di negara berpenghasilan rendah.
Di negara berpenghasilan tinggi, kekurangan mikronutrien sering kali muncul bersamaan dengan kelebihan berat badan atau obesitas pada anak.
Ini terjadi ketika seorang anak terlalu banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi, tetapi zat gizi mikronya justru kurang.
Selain pola makan yang buruk, defisiensi mikronutrien bisa terjadi karena masalah kesehatan tertentu yang mengganggu penyerapan nutrisi anak, misalnya penyakit infeksi pada anak, seperti infeksi parasit.
Di sisi lain, hidden hunger juga bisa terjadi akibat tidak terpenuhinya vitamin dan mineral selama masa kehamilan dan menyusui, di mana kebutuhan gizi pada wanita umumnya meningkat.
Akibat kondisi tersebut, perkembangan janin selama masa kehamilan bisa terganggu.
Bahkan, defisiensi mikronutrien tertentu selama masa kehamilan meningkatkan risiko stillbirth, berat badan lahir rendah, hingga kelainan bawaan pada bayi.
Bagaimana mengatasi dan mencegah hidden hunger?
Cara paling utama untuk mengatasi dan mencegah hidden hunger adalah memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral esensial untuk anak, seperti zat besi, yodium, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D.
Asupan vitamin dan mineral tersebut dapat diperoleh dengan memberikan makanan gizi seimbang, termasuk sumber protein hewani yang kaya zat besi.
Cara-cara lainnya untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral juga bisa dilakukan.
Melansir laman Our World in Data, berikut tiga strategi utama untuk mengatasi masalah defisiensi mikronutrien.
- Suplemen makanan. Pemberian zat gizi mikro terkonsentrasi dalam bentuk pil, bubuk, atau cair.
- Fortifikasi makanan. Penambahan sejumlah kecil mikronutrien ke produk makanan, seperti sereal, susu, tepung terigu, dan beras.
- Biofortifikasi. Peningkatan konsentrasi mikronutrien tertentu pada tanaman pangan pokok melalui pendekatan agronomi dan pemuliaan tanaman. Misalnya, beras yang ditanam dengan vitamin A konsentrasi tinggi.
Namun, pastikan untuk konsultasikan kepada dokter dan ahli gizi untuk informasi lebih lanjut tentang kondisi kesehatan si Kecil.
Kesimpulan
- Hidden hunger adalah kondisi kekurangan mikronutrien penting, seperti zat besi, yodium, dan vitamin A, yang tidak selalu menunjukkan gejala jelas, tapi berdampak besar pada tumbuh kembang anak.
- Kondisi ini paling rentan terjadi pada anak-anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan, dan dapat menyebabkan anemia, stunting, rabun senja, hingga gangguan perkembangan otak.
- Penyebab utama hidden hunger adalah pola makan yang tidak seimbang, infeksi yang mengganggu penyerapan nutrisi, serta kurangnya asupan gizi sejak masa kehamilan dan menyusui.
- Pencegahan dan penanganan hidden hunger bisa dilakukan dengan memberikan makanan bergizi seimbang, konsumsi makanan fortifikasi, serta suplemen dan biofortifikasi pangan.