Anak gemuk tidak selalu menandakan ia tumbuh sehat. Ia bisa jadi tergolong obesitas. Anak dengan kondisi ini harus ditangani lebih dini supaya tidak menimbulkan penyakit di masa depan akibat obesitas pada anak. Salah satu cara menangani obesitas pada anak yaitu dengan mengurangi asupan kalori anak per hari.
Lantas, seberapa banyak kalori anak harus dikurangi supaya berat badan anak obesitas bisa turun? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Kapan anak dikatakan obesitas?
Jika Anda menanyakan berapa berat badan yang ideal untuk anak, jawabannya pasti berbeda-beda. Berat badan anak yang ideal harus disesuaikan dengan tinggi badan dan usia anak.
Anak bisa melihat dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Mengacu pada Standar Antropometri Anak, anak berusia 0—5 tahun dapat tergolong obesitas jika memiliki berat badan menurut panjang badan (BB/PB) lebih dari +3 Standar Deviasi (SD).
Sementara anak berusia 5—18 tahun yang tergolong obesitas memiliki indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) lebih dari +2 SD.
Agar lebih jelas, berikut kategori ambang batas status gizi anak berdasarkan berat badan menurut panjang badan (BB/PB) dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U).
Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) anak usia 0—60 bulan
- Gizi buruk (severely wasted): <-3 SD
- Gizi kurang (wasted): -3 SD sd <-2 SD
- Gizi baik (normal): -2 SD sd +1 SD
- Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight): > +1 SD sd +2 SD
- Gizi lebih (overweight): > +2 SD sd +3 SD
- Obesitas (obese): > +3 SD
Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) anak usia 5—18 tahun
- Gizi buruk (severely thinness): <-3 SD
- Gizi kurang (thinness): -3 SD sd <-2 SD
- Gizi baik (normal): -2 SD sd +1 SD
- Gizi lebih (overweight): +1 SD sd +2 SD
- Obesitas (obese): > +2 SD
Berdasarkan kategori di atas, Anda dapat mencocokkan berat badan anak yang nomal. Anda bisa menghitung indeks massa tubuh (body mass index atau BMI) melalui kalkulator BMI.
Cara menghitung IMT adalah membagi berat badan anak dalam kilogram dengan tinggi badan anak dalam meter kuadrat.
Jika hasil perhitungan menunjukkan angka IMT termasuk +1 sampai +2 IMT/U, anak Anda masuk dalam kategori gemuk.
Sementara jika hasilnya menunjukkan angka di atas +2 sampai +3 IMT/U, si Kecil masuk dalam kategori obesitas.
Berapa banyak kalori yang harus dipangkas untuk anak obesitas?
Pada dasarnya, kelebihan berat badan terjadi karena kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, sedangkan kalori yang digunakan lebih sedikit.
Untuk itu, salah satu untuk mengatasi obesitas pada anak dilakukan dengan mengurangi asupan kalori per hari.
Namun, pengurangan kalori pada anak tetap tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, anak butuh makanan tinggi nutrisi sebagai penunjang pertumbuhannya.
Lalu, berapa banyak kalori yang perlu dikurangi agar berat badan anak obesitas dapat turun?
Menghitung kebutuhan kalori yang harus didapat dan dikurangi oleh tubuh tidak mudah.
Anda perlu menyesuaikan usia, berat badan, tinggi badan, dan kesehatan tubuh anak secara menyeluruh.
Agar tahu berapa patokan asupan kalori per hari anak, bisa Anda ikuti dari panduan Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan oleh Kemenkes RI lewat Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019.
Berikut angka kecukupan gizi (AKG) di masing-masing usia anak.
- Usia 0-6 bulan: 550 Kkal per hari
- Usia 7-11 bulan: 725 Kkal per hari
- Usia 1-3 tahun: 1125 Kkal per hari
- Usia 4-6 tahun: 1600 Kkal per hari
- Usia 7-9 tahun: 1850 Kkal per hari
Jika usia anak sudah memasuki 10 tahun atau lebih, kebutuhan kalorinya akan dibedakan menurut jenis kelamin.
Anak laki-laki
- Usia 10-12 tahun: 2100 Kkal per hari
- Usia 13-15 tahun: 2475 Kkal per hari
- Usia 16-18 tahun: 2675 Kkal per hari
Anak perempuan
- Usia 10-12 tahun: 2000 Kkal per hari
- Usia 13-15 tahun: 2125 Kkal per hari
- Usia 16-18 tahun: 2125 Kkal per hari
Tips untuk Anda
Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut pada dari dokter spesialis anak atau ahli gizi anak untuk memastikan apakah anak tergolong obesitas atau tidak. Dokter dapat membantu memantau peningkatan berat badan anak dengan melihat kurva pertumbuhannya. Dengan begitu, jumlah kalori yang perlu dikurangi oleh anak obesitas bisa diketahui dengan pasti. Anda juga bisa memantau pertumbuhan anak dari
grafik pertumbuhan bayi dan anak milik Hello Sehat.
Pola makan sehat untuk membatasi kalori pada anak obesitas
Untuk membatasi kalori dan mengelola pola makan anak dengan obesitas agar lebih sehat, ada beberapa tips yang bisa Anda diterapkan, yaitu sebagai berikut.
1. Utamakan buah dan sayuran
Ketika berbelanja kebutuhan makanan, kurangi makanan ringan, seperti biskuit atau kue kering, yang umumnya tinggi kandungan gula, lemak, dan kalori.
Sebagai gantinya, perbanyak makan protein dan seimbangkan asupan buah dan sayuran, termasuk sebagai camilan.
2. Batasi minuman manis
Minuman manis, termasuk minuman rasa jus buah, mengandung sedikit nutrisi, tetapi tinggi jumlah kalori.
Minuman ini juga bisa membuat anak merasa terlalu kenyang sehingga tidak mau makan makanan yang sehat.
Agar asupan kalori anak obesitas menurun sehingga berat badannya bisa kembali normal, sebaiknya hindari ia dari minuman manis.
Anda bias mengganti kebutuhan cairan anak dengan perbanyak minum air putih dan hindari minuman ringan yang mengandung tinggi kalori.
Jika si Kecil susah minum air putih, Anda bisa terapkan tips agar anak mau minum air putih lebih banyak.
3. Hindari makanan cepat saji
Seperti yang sudah banyak diketahui, sebagian besar jenis makanan cepat saji tinggi kadar lemak dan kalorinya.
Agar berat badan anak tidak semakin meningkat, usahakan untuk mengurangi atau bahkan menghindari asupan makanan cepat saji untuk sementara waktu.
4. Makan bersama dengan anak
Buat jadi kebiasaan untuk selalu makan bersama dengan anak. Kebiasaan ini juga bisa menjadi cara untuk bercerita bersama keluarga.
Hindari makan sambil menonton TV, menggunakan komputer, atau bermain game. Hal ini bisa membuat anak makan terlalu cepat dan tidak menyadari jumlah makanan yang sudah ia makan.
Alhasil, kalori yang dikonsumsi anak obesitas jadi cenderung tidak terkontrol.
5. Beri anak porsi yang cukup
Anak tidak membutuhkan porsi makanan sebanyak porsi untuk orang dewasa. Untuk itu, awali dengan memberi porsi yang sedikit kepada anak.
Jika anak ternyata masih merasa lapar, Anda bisa beri porsi tambahan secukupnya.
Saat anak sudah merasa kenyang, biarkan saja jika masih ada makanan yang tersisa dan jangan dipaksakan.
Cara lain untuk menurunkan berat badan anak obesitas
Selain mengatur kembali pola makan anak, ada juga beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi obesitas pada anak. Berikut di antaranya.
1. Tingkatkan aktivitas fisik
Langkah selanjutnya adalah menyeimbangkan kalori yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik, seperti olahraga.
Coba perhatikan kembali bagaimana aktivitas harian dan perkembangan fisik anak, apakah anak cenderung mager alias malas gerak atau aktif bergerak.
Ada beberapa langkah yang bisa Anda terapkan supaya anak jadi lebih aktif bergerak, seperti berikut ini.
2. Penggunaan obat-obatan
Bila diperlukan, dokter mungkin juga akan meresepkan obat obesitas yang aman bagi anak untuk membantu anak menurunkan berat badannya.
3. Operasi
Jika obesitas yang diderita sudah cukup parah, dokter mungkin akan menyarankan operasi penurunan berat badan sebagai pilihan.
Hal ini termasuk jika pengurangan asupan kalori harian tidak membantu untuk menurunkan berat badan anak obesitas.
Ini biasanya dilakukan pada anak yang tidak kunjung berhasil menurunkan berat badan setelah menjalani gaya hidup sehat.
Namun, sama seperti prosedur operasi pada umumnya, operasi ini juga memiliki risiko dan komplikasi.
Untuk itu, konsultasikan dengan dokter terkait manfaat dan risiko operasi ini yang mungkin dialami oleh anak Anda.
Kesimpulan
Itu adalah beberapa pilihan cara yang bisa Anda lakukan untuk membatasi asupan kalori dan membantu menurunkan berat badan pada anak yang menderita obesitas. Dengan asupan kalori yang cukup dan gaya hidup yang lebih sehat, anak obesitas akan lebih mudah untuk memiliki berat badan yang ideal dan tubuh yang juga sehat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]