Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya, salah satu penyakit kulit yang mudah menular adalah cacar air. Namun, risiko penularan dengan kondisi yang lebih parah cenderung lebih tinggi bila belum pernah mendapatkan vaksin cacar air. Berikut penjelasan lengkap seputar vaksin ini.
Apa itu vaksin cacar air (varisela)?
Imunisasi varisela adalah cara untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit cacar air yang paling sering terjadi pada anak.
Manfaat imunisasi yaitu dapat mencegah meluasnya penularan cacar air. Semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, maka semakin sedikit peluang penularan penyakit ini.
Penularan cacar air dapat berlangsung dengan mudah melalui udara, paparan lendir dari penderita saat bersin atau batuk, dan kontak langsung dengan lenting cacar air.
Si Kecil yang terinfeksi bisa terus-menerus menularkan virus mulai dari munculnya gejala demam pada anak sejak awal hingga lenting mengering dan mengelupas dari kulit.
Oleh karena itu, orang yang terjangkit cacar perlu melakukan karantina dan membatasi interaksi sosial dengan orang lain sampai benar-benar sembuh.
Walau secara umum gejala penyakit cacar air tidak membahayakan, komplikasi penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian.
Sebelum vaksin ada, tercatat rata-rata angka kematian bisa mencapai 100 orang dari 11.000 pasien yang mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Dengan melakukan vaksinasi, Anda bisa memperkecil risiko tersebut. CDC mencatat, vaksin dapat memberikan perlindungan secara efektif (90—97%) selama 7—10 tahun.
Akan tetapi, imunitas tubuh terhadap infeksi virus varicella-zoster (VZV) umumnya akan berlangsung seumur hidup.
Fakta menarik
Bagaimana cara kerja vaksin cacar air (varisela)?
Penyebab penyakit cacar air adalah infeksi virus varicella-zoster (VZV). Vaksin cacar air terbuat dari virus VZV yang telah melalui proses pelemahan.
Artinya, komponen virus penyebab cacar air sudah berubah tidak melepaskan racun berbahaya, sehingga bisa membangun proteksi dalam tubuh terhadap infeksi virus tersebut.
Penyuntikan vaksin ke dalam tubuh akan memicu sistem imun untuk bereaksi membentuk antibodi.
Dalam artikel Varicella (Chickenpox) Vaccine dari Harvard Medical School, vaksin cacar air dapat mengaktivasi sel limfosit, yakni sel T, yang berperan dalam melawan replikasi virus.
Rata-rata (78-90%) antibodi akan sepenuhnya terbentuk dalam waktu 4—8 minggu setelah pemberian dosis vaksin kedua.
Sementara, setelah antibodi terbentuk vaksin memiliki efektivitas mencegah terjadinya infeksi virus sebesar 70 hingga 90 persen.
Berbagai negara sudah melakukan imunisasi cacar air sejak tahun 1995 guna menekan jumlah penderita penyakit kulit menular ini.
Mulai tahun 2005, imunisasi cacar air tersedia dalam vaksin kombinasi yang juga mengandung komponen antigen virus lainnya.
Harga vaksin cacar air (varisela) bervariasi tergantung jenis vaksin, seperti:
- Varicella: Rp400 ribu sampai Rp480 ribu
- Varivax: Rp550 ribu sampai Rp630 ribu
- Varilix: Rp460ribu sampai Rp520 ribu
Untuk jenis vaksin varisela bernama Varivax, bisa diberikan untuk bayi usia 12 bulan, remaja, dan orang dewasa.
Siapa yang perlu mendapatkan vaksin cacar air?
Imunisasi cacar air (varisela) bisa bayi dan orang dewasa dapatkan dengan waktu pemberian yang berbeda, berikut rinciannya.
1. Bayi dan anak-anak
Berdasarkan jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin cacar air (varisela) pada bayi mulai sejak ia berusia 12 bulan-18 bulan dengan jeda 6 minggu sampai 3 bula.
Jadwal ini tetap sama meski si kecil sudah pernah terinfeksi virus varicella-zoster (VZV) sebelumnya.
Namun untuk anak usia di atas 12 tahun, IDAI menyarankan untuk pemberian vaksin dua kali dengan jarak 4-8 minggu. Berbeda dengan vaksin hepatitis B yang hanya sampai bayi usia di bawah 1 tahun.
Sebagian besar kasus cacar air terjadi pada anak-anak di bawah umur 13 tahun.
Maka dari itu IDAI menyarankan anak-anak berumur kurang dari 13 tahun dan belum pernah terinfeksi untuk mendapat vaksin.
Namun, usia terbaik untuk memperoleh vaksin cacar air adalah sebelum usia sekolah.
2. Orang dewasa
Sementara itu, untuk orang dewasa tidak ada patokan usia dan jadwal pemberian vaksin. Imunisasi varisela pertama bisa kapan saja, tapi sebaiknya sesegera mungkin.
Namun, vaksin pada orang dewasa baru akan efektif menghasilkan antibodi yang kuat untuk virus cacar air setelah imunisasi kedua sekitar 4-8 minggu dari imunisasi pertama.
Orang dewasa sangat perlu untuk melakukan imunisasi karena cacar air pada orang dewasa yang tidak pernah terinfeksi berpotensi menyebabkan gejala lebih parah.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan beberapa kelompok orang yang sangat penting mendapatkan vaksin varisela yaitu:
- Petugas kesehatan
- Guru
- Remaja dan orang dewasa yang tinggal bersama anak-anak
- Anggota militer
- Wisatawan
- Petugas sosial (perawat panti jompo dan pengasuh anak)
Orang yang baru terpapar virus VZV juga perlu mendapatkan vaksin varisela sesegera mungkin.
Menurut Immunization Action Coalition, vaksin berpeluang 70—100% mencegah terjadinya infeksi bila pemberiannya dalam waktu kurang dari 72 jam setelah terpapar virus.
Bisakah tetap vaksin cacar air meski sudah pernah tertular?
Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), Anda harus mendapatkan imunisasi cacar air dalam waktu 3-5 hari setelah terpapar.
Meski seseorang sudah lebih dari 5 hari terpapar virus, tetap perlu mendapatkan vaksin.
Bila sudah pernah terkena cacar, Anda membutuhkan 2 kali vaksin dengan jeda pemberian minimal 28 hari.
Siapa yang tidak bisa menerima vaksin cacar air?
Meski vaksin memiliki banyak manfaat, tapi ada juga orang-orang yang perlu menunda vaksinasi atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali.
Larangan imunisasi cacar air lantaran vaksin bisa memicu terjadinya reaksi alergi yang mengancam keselamatan jiwa. Kelompok orang tersebut adalah:
- Memiliki sistem imun yang lemah karena sedang sakit
- Mengidap alergi terhadap gelatin atau antibiotik jenis neomisin
- Mengalami alergi berat dari penggunaan vaksin sebelumnya
- Perempuan hamil atau perempuan yang menjalani program kehamilan
Sebenarnya, belum diketahui secara rinci mengenai efek samping imunisasi ini pada ibu hamil yang terinfeksi cacar air maupun tidak.
Kalau Anda atau anak termasuk orang dengan kondisi kesehatan tersebut, sebelum melakukan imunisasi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.
Apa efek samping vaksin cacar air?
Satu hal yang mungkin menjadi kekhawatiran Anda adalah bahaya dari virus varicella-zoster yang hidup dalam vaksin.
Alih-alin mencegah, bukankah virus malah bisa turut menyebabkan penyakit?
Virus tersebut telah melalui proses pelemahan sehingga tidak akan berbalik menginfeksi tubuh Anda.
Selain itu, selayaknya konsumsi obat-obatan medis yang bisa mengarah pada dampak kesehatan tertentu, vaksin cacar air juga memiliki efek samping.
Akan tetapi efek samping vaksin tidak terlalu berarti. Vaksin ini cukup aman dan tubuh masih bisa menerima.
Gangguan kesehatan umumnya karena pemberian injeksi seperti pembengkakan pada kulit.
Efek samping yang cukup kentara biasanya terjadi dari pemberian vaksin cacar air versi lama, yaitu demam dan munculnya ruam-ruam merah pada kulit.
Dalam beberapa kasus efek samping yang dampaknya cenderung sedang, reaksi vaksin dalam tubuh juga bisa memicu terjadinya gangguan pernapasan.
Namun, efek samping seperti ini sangat jarang Anda lihat dalam penggunaan vaksin cacar air (varisela).
Kapan harus ke dokter?
Vaksin bisa menimbulkan efek samping yang sangat serius pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Meski sangat jarang terjadi, efek samping vaksin yang parah dapat menyebabkan terjadinya:
- penurunan jumlah sel darah
- gangguan sistem pernapasan, termasuk pneumonia
- kerusakan sel otak
- sindrom Reye
Efek samping tersebut sangat jarang terjadi, sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk memberikan vaksin pada si kecil.
Anak yang tidak mendapat imunisasi atau anak yang terlambat imunisasi memiliki efek samping lebih parah terpapar penyakit.
[embed-health-tool-vaccination-tool]