backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Impetigo, Kondisi Kulit Melepuh Seperti Cacar Air pada Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Mengenal Impetigo, Kondisi Kulit Melepuh Seperti Cacar Air pada Bayi

    Kulit bayi yang memerah dan melepuh tak selalu menjadi tanda cacar air. Ada satu infeksi kulit lainnya yang memiliki gejala mirip, yaitu impetigo.  Impetigo umumnya menyerang bayi dan anak-anak. Seperti apa ciri impetigo pada bayi, dan bagaimana cara mengobatinya? Simak selengkapnya di artikel ini.

    Sekilas tentang impetigo

    Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.

    Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh anak melalui luka di kulit, meski infeksi juga mungkin saja terjadi pada anak yang kulitnya sehat. 

    Penyakit ini termasuk dalam jenis penyakit kulit menular yang ditandai dengan luka merah pada bagian wajah, sekitar hidung ataupun mulut.

    Pada umumnya, impetigo dapat sembuh sendiri seiring waktu. Tetapi tetap penting bagi orangtua untuk mengurangi risiko penularan bakteri ke bayi lainnya, maka impetigo pada bayi tetap perlu ditangani secepat mungkin.

    Pasalnya, penularan bakteri penyebab impetigo dapat terjadi melalui kontak fisik langsung pada bayi yang memiliki impetigo atau melalui perantara. Seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai bersama.

    Bakteri akan lebih mudah menginfeksi bayi yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam.

    Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu. Impetigo lebih sering terjadi saat cuaca hangat dan lembap.

    Faktor risiko impetigo pada bayi

    Impetigo datang karena kontak dengan bakteri, sehingga ketika bersentuhan dengan orang yang sudah mengalaminya, bisa langsung tertular.

    Berikut faktor risiko impetigo pada bayi, mengutip dari Mayo Clinic:

    Usia

    Semua orang bisa terkena impetigo, tapi kelompok usia bayi 2-5 tahun paling rentan mengalami kondisi ini karena kulitnya masih sangat sensitif.

    Infeksi ini diawali dengan luka kecil seperti digigit serangga atau gatal karena eksim. Setiap bagian kulit yang rusak, berisiko menjadi tempat tinggal bakteri penyebab impetigo pada bayi.

    Keramaian

    Mengapa keramaian menjadi salah satu faktor risiko impetigo? Pada dasarnya, impetigo bisa menyebar dengan cepat di taman bermain anak karena bakteri banyak bersarang di sana. Ini yang menyebabkan pesebarannya begitu cepat bila di keramaian.

    Udara yang lembap

    Udara hangat sangat disukai oleh bakteri. Inilah yang membuat impetigo paling berisiko terkena di udara lembap dan panas, terutama di musim kemarau.

    Kontak fisik

    Aktivitas yang melibatkan kontak kulit langsung dengan orang lain juga berisiko menularkan impetigo pada bayi. Misalnya, belajar berjalan bersama, berpelukan, dan bersalaman.

    Tidak hanya dengan teman sesama bayi, impetigo juga bisa ditularkan melewati keluarga yang memiliki riwayat impetigo.

    Kulit yang luka

    Bakteri yang menyebabkan impetigo sering masuk ke kulit bayi melalui luka pad akulit bayi. Misalnya gigitan serangga, ruam popok, atau gesekan karena pakaian yang terlalu ketat.

    Apa saja gejala impetigo pada bayi?

    Infeksi kulit ini berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat.

    Impetigo dapat terjadi pada bagian kulit mana saja di tubuh bayi Anda. Namun demikian, lepuhan paling umum ditemukan di sekitar hidung dan mulut, tangan, lengan bawah, dan juga area popok.

    Dikutip dari Mayo Clinic, berikut beberapa gejala impetigo pada bayi:

    • Luka merah pada kulit
    • Gatal
    • Melepuh
    • Borok (gejala yang lebih parah)

    Ada dua jenis impetigo yang dibedakan berdasarkan gejala yang ditimbulkan, berikut penjelasannya dikutip dari Kids Health yaitu:

    Impetigo bulosa

    Bakteri staph menjadi penyebab dari jenis impetigo bulosa. Bakteri staph membuat lapisan kulit atas dan bawah berpisah dan membentuk lepuhan.

    Lepuhan ini mengandung cairan berwarna kuning jernih yang sering pecah karena digaruk. Kemudian membuat kulit memerah dengan bekas tepian yang kasar dan berkerak.

    Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

    Impetigo krustosa atau non bullosa

    Berbeda dengan impetigo bulosa yang hanya disebabkan satu bakteri, kondisi ini disebabkan oleh bakteri strep. Bentuk impetigo non bullosa awalnya merah kecil mirip gigitan serangga.

    Lalu berubah dengan cepat menjadi lepuhan kecil yang berkerak dan berwarna kuning. Proses ini hanya memakan waktu sekitar satu minggu.

    Impetigo non bullosa sering ada di sekitar hidung dan wajah, tapi beberapa juga hadir di lengan dan kaki.

    Bagaimana mengobati impetigo pada bayi?

    Beberapa kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu tanpa diobati.

    Namun, resep antibiotik dari dokter dapat mempercepat penyembuhan menjadi 7-10 hari.

    Ini juga dapat mempersempit risiko penularan pada bayi dan anak-anak lain di sekitarnya. Impetigo bisa diobati dengan menggunakan antibiotik oles maupun antibiotik minum.

    Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana. Antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke bagian lainnya.

    Jika pengobatan dengan antibiotik tidak berpengaruh setelah tiga hari, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya infeksi penyakit lain selain impetigo.

    Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kambuh lagi. Biasanya impetigo kambuh karena masih ada bakteri yang bersarang di area tertentu.

    Misalnya hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung.

    Komplikasi impetigo pada bayi

    Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan bentuk lukanya ringan, bisa sembuh dengan sendirinya tanpa membekas. Namun pada kondisi yang sangat jarang, bisa terjadi komplikasi, termasuk:

    Selulit

    Infeksi yang serius melibatkan jaringan bawah kulit dan bisa menyebabkan bayi mengalami selulit.

    Masalah ginjal

    Salah satu jenis bakteri yang menyebabkan impetigo, bisa merusak ginjal bayi dan orang dewasa. Namun ini sebuah kasus yang sangat jarang terjadi.

    Bekas luka

    Luka impetigo yang sangat dalam bisa meninggalkan bekas luka. Terutama bila kulit si kecil termasuk sensitif.

    Bagaimana cara mencegah bayi Anda menyebarkan infeksi ke orang lain?

    Jika impetigo bayi Anda tidak diobati, bayi Anda mungkin akan menularkan infeksi selama beberapa minggu.

    Begitu bayi Anda memulai perawatan antibiotik atau saat ruam mulai sembuh dan kering, sekitar 24-48 jam setelahnya bayi Anda tidak lagi menular.

    Sementara itu, jauhkan bayi Anda dari tempat penitipan anak dan kontak langsung dengan beberapa orang.

    Berikut ha-hal yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran impetigo pada bayi, mengutip NHS:

    • Kurangi bermain di tempat umum (sekolah atau taman bermain)
    • Menjaga luka dan lecet  agar tetap bersih dan kering
    • Menutup luka dengan perban atau pakaian longgar
    • Cuci tangan sesering mungkin
    • Cuci pakaian bayi dengan suhu tinggi
    • Bersihkan mainan anak dengan sabun khusus mainan dan air hangat

    Sementara itu hal-hal yang harus dihindari untuk mencegah penyebaran impetigo pada bayi yaitu:

    • Tidak menyentuh luka impetigo
    • Memakai perlengkapan atau pakaian yang sama
    • Bermain di ruang terbuka yang banyak orang

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan