backup og meta

Induksi Laktasi, Upaya Memproduksi ASI untuk Ibu Adopsi

Induksi Laktasi, Upaya Memproduksi ASI untuk Ibu Adopsi

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Hal ini sering menjadi kekhawatiran para ibu adopsi atau ibu yang memiliki bayi tanpa hamil sebelumnya. Tenang dulu, ada metode bernama induksi laktasi. Berikut informasinya.

Apa itu induksi laktasi?

Induksi laktasi adalah proses merangsang produksi ASI pada wanita yang ingin menyusui bayi tanpa kehamilan.

Metode menyusui ini biasanya dilakukan oleh ibu adopsi atau ibu angkat.

Pada dasarnya, tubuh bisa memproduksi ASI tanpa pernah hamil atau melahirkan sebelumnya. Namun, ibu tetap membutuhkan proses untuk merangsang ASI agar bisa keluar dari payudara.

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proses laktasi melibatkan unsur hormonal. 

Umumnya, ibu yang sedang mengandung mulai memproduksi ASI saat hamil 16 minggu.

Saat bayi lahir dan mengisap puting payudara ibu, isapan tersebut mengirim sinyal hipofisis pada bagian otak. 

Sinyal hipofifsis akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah, kemudian refleks prolaktin berperan dalam menjaga produksi ASI. 

Kondisi yang membuat ibu perlu induksi laktasi

cara membangunkan bayi untuk menyusui

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi University of Vermont, cara menyusui dengan induksi laktasi perlu dilakukan oleh wanita dengan kondisi-kondisi berikut:

  • mengadopsi anak,
  • pasangan sesama jenis (lesbian), 
  • ibu yang terpisah dengan bayi,
  • ibu pengganti, dan
  • kondisi darurat (bencana alam).

Mengutip dari IDAI, meski induksi laktasi bisa ibu lakukan, biasanya wanita yang tidak hamil sebelumnya tidak bisa memproduksi kolostrum. 

Walau begitu, total protein dan imunoglobulin pada ibu yang hamil dan tidak akan tetap sama yakni pada hari ke lima setelah menyusui.

Cara melakukan induksi laktasi

tips pompa asi di tempat umum

Memproduksi ASI pada wanita yang tidak hamil sebelumnya, seperti ibu angkat atau ibu adopsi, dilakukan dengan mengosongkan payudara.

Dalam hal ini ada tiga tahap, menyusui, memompa, atau memerah dengan tangan. 

Ketiga teknik ini bisa ibu barengi dengan penggunaan berbagai obat-obatan, suplemen, atau jamu untuk meningkatkan produksi ASI.

Mengutip dari La Leche League USA, Jack Newman, Konsultan Laktasi Bersertifikat Internasional, membagi proses induksi laktasi menjadi tiga tahap berikut.

1. Mempersiapkan payudara untuk menyusui

Bagaimana tubuh memproduksi ASI? Mengingat ibu adopsi sebelumnya tanpa melalui proses kehamilan, Anda perlu mempersiapkan payudara untuk menyusui karena tubuh tidak memproduksi hormon kehamilan.

Hormon kehamilan ini berfungsi dalam memproduksi hormon prolaktin (hormon menyusui). 

Untuk mempersiapkan payudara, ibu bisa melakukan terapi hormon untuk mengembangkan jaringan kelenjar payudara.

Petugas kesehatan mungkin akan meresepkan terapi hormon berupa penambah hormon estrogen dan progesteron untuk meniru efek kehamilan.

Selain itu, petugas medis juga akan memberikan galactagogue yang mampu meningkatkan produksi ASI secara alami.

Terapi ini bisa Anda lakukan selama beberapa bulan dan berhenti saat dua bulan menjelang menyusui bayi. Tujuannya untuk mendorong produksi ASI dan melepas hormon prolaktin.

2. Memproduksi ASI sebelum bayi lahir

Pada ibu angkat atau ibu adopsi, produksi ASI akan lebih lambat daripada ibu yang sebelumnya hamil. 

Biasanya, produksi ASI pada proses induksi laktasi akan meningkat saat 3—5 hari setelah kelahiran bayi. 

Beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk meningkatkan produksi ASI sebelum bayi lahir yaitu:

Memompa ASI saat payudara dalam keadaan kosong dan tidak ada rangsangan hormon prolaktin mungkin akan terasa menyakitkan. 

Lakukan secara perlahan dan tidak perlu terburu-buru. Setiap satu sesi memompa ASI, lakukan selama 5—10 menit.

Setelah merasa nyaman, bisa ibu tingkatkan menjadi 15—20 menit. Rutinitas ini perlu Anda lakukan sampai mulai menyusu bayi yang Anda adopsi.

3. Menyusui bayi secara langsung

Ini adalah saat yang paling penting dalam proses induksi laktasi, Anda bisa langsung menyusui bayi secara langsung.

Setelah berbagai latihan yang Anda lakukan untuk meningkatkan produksi ASI, kini bisa Anda praktikkan pada si Kecil.

ASI akan mulai keluar dalam waktu 6—8 minggu sejak mulai proses induksi laktasi. Jadi, bila Anda sudah melakukan proses induksi 6 minggu yang lalu, ASI seharusnya sudah mulai keluar.

Hal yang memengaruhi produksi ASI saat induksi laktasi

anemia pada ibu menyusui

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan saat melakukan induksi laktasi. Mulai dari faktor yang berhubungan dengan bayi sampai ibu. 

Berikut hal-hal yang memengaruhi keberhasilan induksi laktasi, mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

1. Keinginan bayi untuk menyusu

Induksi laktasi bisa berhasil bila bayi segera menyusu saat payudara sudah mendekat.  Awalnya, bayi pasti membutuhkan bantuan untuk mencari perlekatan payudara yang benar. 

Namun, ketika bayi menolak untuk menyusu di fase awal, ini adalah masalah menyusui yang wajar dan sering terjadi.

Ini karena bayi masih kesulitan untuk melekat pada payudara dan butuh bantuan tenaga kesehatan. 

Ibu tidak perlu khawatir akan hal ini. Susui bayi sesering mungkin agar ia terlatih dan terbiasa menyusu secara langsung.

2. Usia bayi

Induksi laktasi akan lebih mudah ibu lakukan saat bayi baru lahir sampai usianya kurang dari 8 minggu.

Pasalnya, saat usia bayi masih sangat muda, ia melatih diri untuk lebih dekat dengan ibunya sehingga pembiasaan menyusu dari payudara ibu lebih mudah.

3. Kondisi payudara ibu

Induksi laktasi bisa berjalan dengan tidak lancar bila ada infeksi, luka, atau bentuk puting payudara ibu yang rata (flat nipple).

Namun, bukan berarti ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Ibu bisa menyembuhkan infeksi atau perawatan puting payudara terlebih dahulu dengan konselor laktasi.

Seiring berjalannya waktu, ibu bisa menyusui si kecil kembali.

4. Kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi

Mencoba menyusui bayi yang bukan dari dalam kandungan sendiri, mungkin membuat perasaan ibu kurang dekat. 

Namun, kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi juga bisa memengaruhi keberhasilan induksi laktasi.

Meski bukan anak kandung, bila ibu memberikan rasa kasih sayang terhadap bayi, ia akan merasakan hal yang sama. Si Kecil akan merasa ibu sangat menyayangi dan membutuhkannya.

5. Rutin melakukan skin-to-skin

Kontak kulit dengan bayi (skin-to-skin) meski tidak sedang menyusu bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi. 

Anda bisa mencoba metode kangguru dengan menempatkan bayi di atas dada, lalu tidur bersama.

Lakukan ini saat siang atau malam hari, dekap tubuh si Kecil agar bayi merasa nyaman dan aman dekat Anda. 

Hal yang perlu dilakukan jika induksi laktasi tidak berhasil

manfaat menyusui pasca operasi caesar

Mungkin Anda merasa kecewa saat semua usaha untuk menyusui bayi secara langsung sudah dilakukan,tetapi tidak ada yang berhasil.

Hindari memaksa bayi untuk menyusu karena akan membuatnya trauma dan tidak nyaman. 

Anda bisa mencari donor ASI atau memberikan susu formula pada bayi dengan alat bantu.

Mengutip dari IDAI, ibu bisa menggunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik (selang NGT). Lalu, sisi lainnya bisa ibu tempelkan di payudara.

Ibu bisa mengontrol aliran susu dengan menaikkan dan merendahkan cangkir saat bayi menyusu.

Sebenarnya, produksi ASI yang Anda hasilkan dari induksi laktasi mungkin tidak sebanyak ibu yang mengalami kehamilan. Ini karena ibu yang melakukan induksi laktasi tidak mendapat pengaruh hormon kehamilan.

Namun, ibu tetap bisa rutin memerah ASI dan menyusui si Kecil untuk mendapat hasil yang cukup.

Tidak perlu berkecil hati bila produksi ASI terasa sedikit, ibu masih bisa memberikan gizi dan nutrisi bayi dari donor ASI atau susu formula.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

IDAI | Relaktasi dan Induksi Laktasi. (2021). Retrieved 25 May 2023, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/relaktasi-dan-induksi-laktasi

La Leche League International. (2021). Retrieved 25 May 2023, from https://www.llli.org/breastfeeding-without-giving-birth-2/

The Protocols for Inducing Lactation and Maximizing Milk Production: The Accelerated Protocol . Canadian Breastfeeding Foundation . Fondation canadienne de l’allaitement. (2021). Retrieved 25 May 2023, from https://www.canadianbreastfeedingfoundation.org/induced/accelerated_protocol.shtml

Induced Lactation and Relactation – La Leche League USA. (2021). Retrieved 25 May 2023, from https://lllusa.org/induced-lactation-and-relactation/

Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. (2011). Retrieved 25 May 2023, from https://www.who.int/news/item/15-01-2011-exclusive-breastfeeding-for-six-months-best-for-babies-everywhere

Versi Terbaru

25/05/2023

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

4 Ciri-Ciri ASI Perah Basi yang Perlu Ibu Menyusui Ketahui

Aturan Aman dalam Melakukan Donor ASI


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 25/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan