Air tajin yang dipakai sebagai pengganti ASI menjadi salah satu kebiasaan masyarakat di Indonesia. Air ini dianggap lebih baik daripada susu formula dalam membantu ibu menyusui memberikan asupan untuk si Kecil, terutama bila produksi ASI tidak lancar.
Membuat air tajin memang mudah dan sangat murah. Namun, apakah aman menggunakan air tajin sebagai pengganti ASI? Yuk, simak jawabannya di sini!
Bolehkah memberikan air tajin sebagai pengganti ASI untuk bayi?
Air tajin adalah cairan agak kental yang terdapat pada permukaan nasi saat dimasak.
Beberapa orangtua menganggap air ini boleh digunakan sebagai pengganti ASI. Padahal sebenarnya, hal ini tidak dianjurkan.
Berdasarkan rekomendasi oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, sebaiknya bayi hanya diberi ASI (ASI eksklusif) selama 6 bulan pertama kehidupannya.
Ini berarti Anda tidak seharusnya memberikan si Kecil minuman atau makanan apa pun di usia tersebut, bahkan air putih sekalipun.
Beberapa anak tertentu mungkin memerlukan asupan tambahan di usia yang lebih muda. Namun, hal ini dilakukan atas rekomendasi dari dokter.
Meskipun air tajin tidak dianjurkan sebagai pengganti ASI, tetapi cairan ini boleh saja diberikan kepada bayi sebagai makanan pendamping ASI (MPASI), yaitu di usia 6 bulan ke atas.
Selain itu, air tajin boleh digunakan untuk membantu mengembalikan cairan tubuh pada bayi usia 6 bulan ke atas bila mengalami diare.
Apa efeknya bila memberikan air tajin sebagai pengganti ASI?
Melansir situs Cleveland Clinic, air tajin mengandung vitamin B, vitamin E, serat, magnesium, mangan, dan seng. Semua nutrisi ini sebenarnya bermanfaat untuk tubuh.
Lantas, mengapa ia tidak dianjurkan untuk menggantikan ASI? Ini karena ia dapat menimbulkan berbagai efek negatif, antara lain sebagai berikut.
1. Sulit dicerna oleh bayi
Meskipun air rebusan beras atau air tajin juga mengandung nutrisi yang berguna untuk tubuh, nutrisi tersebut cenderung lebih sulit dicerna oleh bayi.
Ini karena di usia kurang dari 6 bulan, saluran pencernaan bayi belum sempurna. Akibatnya, ia belum bisa mencerna minuman atau makanan apa pun selain ASI.
Memberikan air tajin sebagai pengganti ASI tidaklah tepat. Bukannya mendukung tumbuh kembangnya, ia malah berisiko terkena penyakit.
2. Mengganggu pencernaan bayi
Memberikan asupan selain ASI bukannya bermanfaat, malah justru dapat menyebabkan penyakit pada pencernaannya, seperti diare.
Penyakit diare memang terkesan biasa, tetapi diare pada bayi dapat menghambat pertumbuhan dan membuatnya menjadi kurus. Bahkan bila dibiarkan, penyakit ini dapat mengancam nyawanya.
Jadi kalaupun ingin memberikan air tajin untuk bayi, sebaiknya baru dilakukan pada saat pencernaannya sudah siap, yaitu di usia bayi 6 bulan ke atas.
3. Bayi kekurangan nutrisi
Air susu ibu (ASI) merupakan minuman yang paling ideal untuk bayi. Melansir situs Johns Hopkins Medicine, ASI memiliki kandungan gizi untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi.
Ia juga dapat memberikan senyawa antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi. Menariknya, antibodi ini tidak bisa diberikan oleh air tajin dan susu formula sekalipun.
Bayi yang diberikan air tajin akan merasa kenyang sehingga ia malas menyusui lagi. Memang ini dapat meringankan pekerjaan ibu, tetapi bayi menjadi kekurangan asupan nutrisi penting dari ASI.
4. Mengurangi produksi ASI
Beberapa orangtua mungkin memberikan air tajin sebagai pengganti ASI karena ia merasa produksi ASI-nya sedikit. Padahal, tindakan ini sebenarnya tidak tepat.
Pasalnya, semakin jarang bayi menyusu maka produksi ASI Anda justru akan semakin tidak lancar. Ini karena payudara Anda tidak terstimulasi oleh isapan bayi.
Bukan dengan memberikan air tajin, melainkan tetaplah menyusui bayi sambil berupaya meningkatkan produksi ASI.
Misalnya dengan mengonsumsi makanan yang dapat melancarkan ASI serta memijat dan memompa payudara dengan pompa ASI.
Agar ASI lebih deras, memompa payudara juga bisa dilakukan dengan teknik power pumping.
5. Berisiko menyebabkan penyakit pada ibu
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, memberikan air tajin sebagai pengganti ASI dapat mengurangi frekuensi menyusui bayi.
Hal ini ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan bayi, melainkan juga dapat memengaruhi kesehatan ibu.
Pada masa ASI eksklusif, Anda seharusnya rutin menyusui bayi. Pada masa tersebut, hormon pada tubuh Anda akan terus memproduksi ASI.
Namun, bila Anda tidak menyalurkan ASI ini secara rutin, cairan susu pada kelenjar payudara akan menumpuk dan menjadi basi. Payudara dapat terinfeksi bakteri sehingga menyebabkan mastitis.
Apakah ASI bisa digantikan oleh air tajin atau minuman lainnya?
Air susu ibu adalah minuman terbaik untuk bayi. Ia kaya akan kandungan nutrisi dan antibodi yang tidak bisa digantikan oleh minuman apa pun, termasuk air tajin.
Maka dari itu, pemberian air tajin atau minuman lainnya sebagai pengganti ASI sebaiknya tidak dilakukan.
Bila Anda terkendala dengan produksi ASI atau kondisi-kondisi yang menghambat pemberian ASI secara optimal, Anda dapat menggantinya dengan susu formula sesuai dengan usia bayi Anda.
Kesimpulan
- Air tajin memang boleh diberikan pada bayi di atas usia 6 bulan untuk MPASI atau mengembalikan cairan tubuh saat diare, tapi tidak bisa menjadi pengganti ASI.
- Pasalnya, ada beberapa efek pada bayi jika diberikan air tajin sebagai pengganti ASI, yaitu sulit dicerna, gangguan pencernaan, dan kekurangan nutrisi. Bahkan, hal ini juga bisa menimbulkan efek pada ibu, yaitu mengurangi produksi ASI dan menyebabkan mastitis.
- Sebaiknya tetap berikan ASI karena mengandung nutrisi dan antibodi yang diperlukan oleh bayi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]