Sayangnya, ada beberapa kondisi tertentu yang tidak mendukung pemberian ASI pada bayi. Ambil contohnya produksi ASI ibu yang sangat sedikit atau bahkan sudah berhenti.
Bukan itu saja, berbagai kondisi medis lainnya baik pada ibu maupun bayi juga kerap kali membuat ibu tidak diperbolehkan memberikan ASI.
Aturan untuk tidak memberikan ASI ini bisa diberlakukan entah dengan cara menyusui langsung melalui payudara maupun melalui botol dot dengan memompa ASI dulu.
Berikut beberapa kondisi medis yang tidak mendukung pemberian ASI:
- Galaktosemia pada bayi, sebaiknya tidak diberi ASI secara langsung maupun melalui botol
- Tuberkulosis (TBC) pada ibu, sebaiknya tidak memberikan ASI secara langsung tetapi bisa dengan memompa dan diberikan dari botol
- HIV pada ibu, sebaiknya tidak memberikan ASI secara langsung maupun melalui botol karena termasuk penyakit menular
- Herpes pada payudara ibu, sebaiknya tidak memberikan ASI secara langsung maupun melalui botol
- Ibu menjalani kemoterapi, sebaiknya tidak memberikan ASI secara langsung maupun melalui botol
Dalam kondisi produksi ASI ibu yang kurang atau bahkan sudah tidak keluar dan adanya masalah medis pada ibu dan bayinya, pemberian ASI ekslusif boleh dihentikan.
Jika ASI tidak lagi diberikan, asupan harian bayi bisa digantikan dengan susu formula (sufor). Pemberian sufor bisa dilanjutkan sampai usia bayi enam bayi baru kemudian dipekernalkan dengan makanan padat atau MPASI.
Di sisi lain, bayi bisa saja tetap mendapatkan ASI tanpa susu formula, tetapi diiringi dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kurang dari enam bulan.
Alasan bayi kurang dari 6 bulan boleh diberikan asupan selain ASI
Biasanya, pemberian asupan lain diperbolehkan bila berat badan bayi kurang sehingga harus ditambah dari makanan dan minuman lainnya.
Pemberian MPASI sekaligus menerapkan jadwal makan untuk bayi di bawah 6 bulan ini haruslah atas persetujuan dari dokter terlebih dahulu.
Melansir dari laman Mayo Clinic, jika ingin memberikan makanan pada bayi di bawah 6 bulan, bisa mulai sejak usianya 4 bulan.
Namun, pastikan tekstur makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi di bawah 6 bulan ini disesuaikan dengan makanan bayi 6 bulan.
Bagaimana jadwal makan untuk bayi di bawah 6 bulan?

Selain dari tekstur makanan, jadwal makan hariannya pun harus disesuaikan dengan bayi usia 6 bulan.
Ini karena baik di usia tepat 6 bulan maupun kurang dari itu, bayi sama-sama baru mulai mengenal makanan padat alias MPASI.
Jadi, tekstur makanan dan jadwal makannya pun sama, khususnya bagi bayi yang pertama kali makan makanan padat di usia kurang dari 6 bulan tetapi masih mendapatkan ASI.
Menurut Buku Penuntun Diet Anak yang diterbitkan oleh Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, jadwal makan bayi di bawah 6 bulan bisa disamakan sebagai berikut:
- Pukul 06.00: ASI
- Pukul 08.00: Makan pagi dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang memiliki tekstur lumat
- Pukul 10.00: ASI atau makanan selingan, misalnya puree buah (buah saring) dengan tekstur lembut
- Pukul 12.00: Makan siang dengan MPASI yang memiliki tekstur lumat
- Pukul 14.00: ASI
- Pukul 16.00: Makanan selingan
- Pukul 18.00: Makan malam dengan MPASI yang memiliki tekstur lumat
- Pukul 20.00: ASI
- Pukul 22.00: ASI
- Pukul 24.00: ASI
- Pukul 03.00: ASI
Pemberian ASI untuk bayi di jam 24.00 dan 03.00 tidak harus selalu dilakukan. Anda bisa menyesuaikannya kembali dengan keinginan si kecil apakah menunjukkan tanda masih lapar atau justru sudah kenyang.
Bila pada tengah malam dan dini hari tersebut si kecil masih lapar, sah-sah saja untuk memberikan ASI secara langsung maupun dari botol dot.
Akan tetapi, jika ternyata si kecil sudah kenyang dan tidak rewel, tidak masalah untuk melewatkan pemberian ASI di jam tersebut.
Penting untuk tetap berkonsultasi dengan dokter

Sebelum mulai memberikan makanan dan menerapkan jadwal makan pada bayi di bawah 6 bulan, alangkah baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Dokter akan menilai apakah kondisi ibu maupun bayi memang mengharuskan mempercepat perkenalan makanan pendamping ASI (MPASI).
Di samping itu, dokter juga akan memerhatikan tanda bayi siap makan MPASI untuk memastikan bahwa ini sudah saatnya diberikan makanan padat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar