Mengoptimalkan tumbuh kembang bayi harus didukung dari berbagai hal, termasuk asupan ASI dan MPASI. Pemberian MPASI maupun susu, mencakup ASI dan susu formula bayi, sebaiknya diseimbangkan sesuai kebutuhan gizi harian bayi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Mengoptimalkan tumbuh kembang bayi harus didukung dari berbagai hal, termasuk asupan ASI dan MPASI. Pemberian MPASI maupun susu, mencakup ASI dan susu formula bayi, sebaiknya diseimbangkan sesuai kebutuhan gizi harian bayi.
Lantas, seperti apa cara menyeimbangkan asupan makanan padat atau MPASI dan susu seperti ASI maupun susu formula bagi bayi?
Umumnya, sejak usia 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI).
Sejak lahir sampai sebelum usia 6 bulan, bayi idealnya mendapatkan ASI eksklusif sepenuhnya selama tidak ada masalah tertentu.
Sesuai dengan namanya, selama masa pemberian ASI eksklusif tersebut bayi sebaiknya hanya menerima ASI tanpa tambahan minuman maupun makanan lain.
Ini karena di usia kurang dari enam bulan ASI masih mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi setiap harianya.
Namun, saat usia bayi menginjak 6 bulan, kebutuhan gizi hariannya mengalami peningkatan sehingga tidak mampu lagi dicukupi hanya dari ASI. Alhasil, bayi butuh asupan tambahan dari MPASI.
Dalam beberapa kasus, bayi juga bisa mulai diperkenalkan dengan MPASI di usia empat bulan, tetapi sebaiknya tidak kurang dari usia ini.
Pemberian MPASI atau makanan padat ini tidak serta merta membuat asupan ASI bayi dihentikan. MPASI dan ASI tetap bisa diberikan secara bersama-sama sesuai jadwal MPASI bayi.
Sementara bagi bayi yang sudah tidak lagi mendapatkan ASI, pemberian makanan padat dan susu formula bisa dilakukan bersamaan.
Memperkenalkan bayi untuk mulai belajar makan MPASI di waktu yang tepat juga membantu mendukung tumbuh kembangnya.
Sebaliknya, ketika pemberian MPASI untuk bayi terlambat atau setelah usianya di atas enam bulan, bayi berisiko mengalami serangkaian masalah.
Melansir dari Mayo Clinic, terlambatnya pemberian MPASI berisiko membuat bayi mengalami perlambatan pertumbuhan, kekurangan zat besi, hingga terhambatnya fungsi motorik.
Menurut Pregnancy Birth and Baby, MPASI yang diberikan pertama kali kepada bayi sebaiknya mengandung zat besi.
Alasan kandungan zat besi sebaiknya ada di dalam makanan padat pertama bayi karena sebagian besar persediaan zat besi bayi mulai berkurang sejak usia enam bulan.
Jadi, ada baiknya pilih sumber makanan bayi yang kaya kandungan zat besi seperti daging merah, daging ayam, dan ikan.
Selain sebagai sumber protein yang baik, daging merah, daging ayam, maupun ikan juga kaya kandungan zat besi dan seng di dalamnya.
Bahkan, kandungan zat besi yang ada di dalam sumber protein hewani tersebut cenderung lebih besar daripada zat besi yang ada pada sayuran dan buah-buahan.
Perlu diingat juga agar selalu menyesuaikan pemberian MPASI dengan tekstur makanan menurut usia bayi.
Pemberian ASI dan MPASI maupun susu formula dan makanan padat untuk bayi haruslah seimbang.
Artinya, jumlah pemberian ASI serta MPASI sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan jadwal makan bayi setiap harinya.
Secara tidak langsung, hal ini juga membantu bayi untuk terbiasa mengenali waktu makan makanan utama, makan makanan selingan atau camilan bayi, hingga waktu minum susu.
Nah, supaya tidak bingung, begini cara yang bisa Anda lakukan untuk menyeimbangkan pemberian ASI dan MPASI bayi.
Sama halnya seperti anak-anak yang sudah lebih besar maupun orang dewasa, bayi sebaiknya juga memiliki jadwal makan sejak dini.
Cara ini dapat membantu bayi beradaptasi dari yang tadinya hanya menyusu ASI sampai kemudian belajar makan MPASI.
Agar pemberian ASI maupun MPASI lebih optimal serta seimbang, perhatikan jadwal MPASI bayi sesuai usianya, seperti berikut.
Jumlah atau porsi makan bayi bisa berbeda-beda tergantung perkembangan usianya.
Di awal masa perkenalan dari ASI ke MPASI atau di usia enam bulan, biasanya bayi hanya mampu makan dalam jumlah sedikit dan terbatas.
Selama masa awal mengenal MPASI, jumlah ASI yang diminum bayi mungkin masih cukup banyak karena menyesuaikan dengan asupan makanan padatnya.
Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi umumnya makan kurang lebih tiga sendok makan di awal pemberian MPASI.
Seiring bertambahnya usia, porsi makan bayi juga semakin bertambah. Berikut perkiraannya.
Jangan lupa, seimbangkan pemberian keduanya seiring bertambahnya usia bayi.
Sejak usia enam bulan, makanan padat atau MPASI bayi diberikan di pagi, siang, dan malam hari, sedangkan ASI diberikan di sela-sela waktu makan utama tersebut.
Biasanya, aturan pemberian keduanya dimulai dari ASI terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan MPASI.
Hal ini dikarenakan bila MPASI dberikan lebih awal, dikhawatirkan bayi tidak mau lagi menyusu ASI karena sudah kenyang.
Begitu pula bila bayi sudah tidak lagi mendapatkan ASI tetapi diganti dengan susu formula. Artinya, susu formula diberikan sebelum makanan padat.
Kemudian saat usia bayi sudah menginjak hampir satu tahun, urutan pemberian keduanya ini bisa dibalik.
Jadi, Anda memberikan MPASI dulu baru dilanjutkan dengan ASI. Hal ini bertujuan untuk membiasakan dan mempersiapkan bayi beralih dari ASI atau susu formula ke makanan padat sepenuhnya.
Sebenarnya, memberikan ASI bersamaan dengan MPASI untuk bayi tidaklah sulit.
Namun, tetap ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam menyeimbangkan pemberian keduanya berikut.
Selama proses pemberian makanan padat atau MPASI bayi, tentu ada banyak sumber makanan yang Anda perkenalan pada si Kecil.
Perkenalan bayi dengan beragam sumber makanan ini tidak selalu berjalan mulus. Kadang kala, ia bisa dengan mudah menerima makanan baru, tetapi di lain waktu justru menolak makanan tertentu.
Pemberian makanan untuk dicoba pertama kali ini bisa dilakukan dengan menyuapi si kecil (spoon feeding).
Jika si Kecil menolak saat diberikan makanan baru, jangan langsung menyerah dan menyimpulkan ia tidak menyukainya.
Biasanya, butuh waktu sekitar 10—15 kali percobaan untuk benar-benar mengetahui bayi menyukai makanan tersebut atau tidak.
Bila Anda sudah memberikan makanan tersebut sampai 15 kali tetapi bayi susah makan atau malah melepehnya, kemungkinan besar ia memang tidak menyukainya.
Bila setelah minum ASI maupun susu formula bayi sudah merasa kenyang, hindari memaksa si kecil untuk menghabiskan makanannya di waktu makan setelah menyusu.
Biarkan bayi belajar mengenali rasa lapar dan kenyangnya sendiri sejak kecil. Cara ini dapat membantu Anda untuk menyeimbangkan asupan ASI dan MPASI bayi sekaligus mencegah masalah gizi pada bayi.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar