Terlihat aktif dan selalu riang bukan menjadi satu-satunya tolak ukur untuk menilai bayi tumbuh sehat. Sebagai orangtua, Anda perlu tahu ciri-ciri lainnya yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan bayi sehat serta berada di jalur yang normal. Kenali beragam tanda bayi tumbuh sehat dan baik yuk, Bu!
Tanda tumbuh kembang bayi sehat
Penilaian sekilas hanya dari postur tubuh yang gemuk atau gerak-gerik yang lincah tidak cukup akurat untuk menyimpulkan bahwa buah hati Anda tumbuh sehat.
Ada berbagai hal lain yang juga perlu Anda perhatikan untuk mengenali seberapa sehat dan baik tumbuh kembang bayi saat ini.
Nah, berikut ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan bayi sehat dan berada di jalur yang semestinya.
1. Frekuensi bayi cukup saat menyusu ASI
Bayi baru lahir dianjurkan untuk minum ASI sampai usianya 6 bulan atau disebut sebagai ASI eksklusif.
Selama masa pemberian ASI eksklusif, Anda disarankan untuk tidak memberikan minuman maupun makanan lainnya kepada si kecil.
Hal ini dikarenakan ASI merupakan satu-satunya makanan sekaligus minuman yang paling baik untuk bayi sejak baru lahir sampai berusia 6 bulan.
Di dalam ASI, terdapat kandungan yang dapat meningkatkan imunitasnya, yaitu synbiotic atau kombinasi prebiotik dengan probiotik.
Pemberian ASI juga akan memulihkan jumlah bakteri baik pada si Kecil, khususnya bila Ia dilahirkan secara caesar.
Pada anak yang dilahirkan secara spontan atau normal, umumnya ia akan mendapatkan kekebalan tubuh alami dari ibunya berupa probiotik yang ada di jalur lahir.
Sementara itu, si Kecil yang lahir secara caesar melewatkan bakteri baik yang ada di jalur lahir yang penting untuk imunitasnya, sehingga ia cenderung lebih rentan sakit.
Tak hanya memengaruhi kesehatan, imunitas juga memiliki peran dalam kecerdasan anak. Saat imunitas rendah dan terserang infeksi, sistem daya tahan tubuh bisa menyebabkan peradangan di otak, sehingga proses penerimaan informasi terhalang untuk sementara waktu selama si Kecil sakit. Akibatnya, tumbuh kembang dan proses belajarnya menjadi terhambat.
Itu sebabnya, pemberian ASI dan frekuensi menyusu perlu diperhatikan sesuai dengan usianya agar si Kecil mendapatkan nutrisi cukup, imunitas kuat, dan cerdas
Itu sebabnya, Anda perlu memerhatikan berapa kali frekuensi bayi menyusu dalam sehari sesuai dengan usianya untuk menilai apakah ia tumbuh dengan sehat.
Melansir dari laman Kids Health, frekuensi menyusui bayi di beberapa minggu pertama sejak kelahiran umumnya tidak menentu tergantung kapan ia merasa lapar dan haus.
Biasanya, bayi bisa menyusu setiap 2—3 jam sekali. Itu artinya, frekuensi menyusu bayi baru lahir dalam sehari yaitu sekitar 8-12 kali.
Awalnya, jadwal menyusui bayi baru lahir tergantung kapan ia lapar. Seiring bertambahnya usia, jadwal menyusui ini akan berubah menjadi lebih teratur.
Frekuensi bayi menyusu
- Ketika usia bayi sudah mencapai 1—2 bulan, frekuensi menyusunya bisa berubah menjadi sekitar 7—9 kali sehari.
- Kemudian di usia 3—6 bulan, bayi umumnya dapat menyusu kurang lebih 7—8 kali sehari.
- Tiba di akhir masa ASI eksklusif atau saat usia 6 bulan, si Kecil kuat menyusu sebanyak 4—6 kali sehari.
- Saat usia bayi di atas 6 bulan, frekuensi menyusunya akan semakin jarang karena ia mulai belajar makan makanan pendamping ASI (MPASI).
2. Berat badan bayi bertambah
Asupan ASI ditambah dengan pemberian MPASI saat usia bayi 6 bulan ke atas tentu akan memengaruhi pertumbuhan berat dan tinggi badan bayi.
Bayi laki-laki yang baru lahir biasanya memiliki berat sekitar 2,5—3,9 kilogram (kg). Sementara berat badan bayi perempuan yang baru lahir biasanya berkisar 2,4—3,7 kg.
Ketika usianya 3 bulan, berat badan bayi laki-laki idealnya sudah bertambah kurang lebih 2,5—3,3 kg dari berat awalnya.
Sementara itu, berat badan bayi perempuan meningkat sekitar 2,1—2,9 kg sejak baru lahir.
Kemudian 3 bulan setelahnya atau sekitar usia 6 bulan, berat badan bayi laki-laki Anda seharusnya sudah bertambah 1,4—1,6 kg.
Sementara perubahan berat badan bayi perempuan mengalami peningkatan sekitar 1,2—1,6 kg di usia 6 bulan.
Menginjak usia 9 bulan, perubahan berat badan bayi laki-laki sudah bertambah lagi kurang lebih 0,7—1,1 kg terhitung dari usia 6 bulan.
Berbeda dengan bayi perempuan yang berat badannya bertambah sekitar 0,8—1,1 kg.
Hingga saat usia 11 bulan, bayi laki-laki idealnya mengalami peningkatan berat badan di rentang angka 0,5—0,6 kg.
Di usia yang sama, berat badan bayi perempuan seharusnya bertambah sekitar 0,4—0,7 ketimbang saat usianya 9 bulan.
Penambahan berat badan yang masih dalam rentang normal ini menandakan tumbuh kembang bayi sehat dan baik.
3. Peningkatan tinggi badan bayi
Sedikit berbeda dengan berat badan, penambahan tinggi badan bayi mungkin tidak terlalu kentara karena tumbuh ke atas.
Mungkin Anda lebih mudah memerhatikan perubahan bobot bayi yang semakin bertambah karena ukuran tubuhnya semakin besar dan berat saat digendong.
Sementara perubahan tinggi badan bayi biasanya baru benar-benar kentara ketika ia sudah tampak jauh lebih panjang ketimbang sebelumnya.
Menurut Mayo Clinic, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan, tinggi badan bayi bisa bertambah sekitar 1,5—2 sentimeter (cm).
Selanjutnya di rentang usia 6—11 bulan, tanda bayi sehat tampak saat tinggi badannya bertambah lagi 1 cm setiap bulannya.