Mengajarkan kebersihan diri pada anak tidak cukup dengan membiasakan mencuci tangan dengan cara yang benar. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa dengan kebiasaan lain. Lantas, apa saja kebiasaan menjaga kebersihan yang perlu diajarkan pada anak? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Cara mengajarkan kebersihan diri pada anak
Mengajarkan cara menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan diri kepada anak sangatlah penting, dan perlu dilakukan sejak dini.
Pasalnya, menjaga kebersihan pada anak sejak kecil dapat menciptakan kebiasaan baik yang akan melekat hingga ia dewasa nanti.
Berikut adalah beberapa kebiasaan menjaga kebersihan diri yang dapat orangtua ajarkan pada anak sejak kecil.
1. Membuat jadwal rutin
Saat mengajarkan menjaga kebersihan pada anak, orangtua perlu membuat jadwal rutin yang terstruktur.
Pasalnya, anak-anak menyukai sesuatu yang terjadwal dengan baik. Ambil contoh, membiasakan mencuci wajah dan buang air kecil saat baru bangun tidur.
Ayah dan ibu bisa memberi penjelasan pada anak tentang pentingnya membersihkan wajah dan buang air kecil.
Orangtua bisa menjelaskan, “Waktu tidur, kuman bisa nempel di bantal, jadi kakak dan adik perlu cuci muka. Buang air kecil juga penting untuk menjaga area intim tetap bersih.”
Anak usia balita sudah bisa mendapatkan penjelasan sederhana yang mudah mereka mengerti.
2. Rutin mencuci rambut
Agar terbentuk kebiasaan menjaga kebersihan diri pada anak, orangtua perlu rutin mengajarkan mereka mencuci rambut atau keramas.
Lakukan kebiasaan ini setidaknya dua hingga tiga kali dalam seminggu.
Pasalnya, terlalu sering keramas juga kurang baik karena dapat membuat kulit kepala kering dan lebih rentan berketombe.
Saat mulai beranjak remaja, hormon pubertas akan meningkat dan membuat rambut lebih berminyak.
Pada masa ini, ajarkan pada anak untuk mencuci rambut mereka dengan sampo sesering mungkin. Kalau perlu, ajarkan anak cara mencuci rambutnya dua hari sekali.
3. Rajin mandi
Mengajak anak mandi memang cukup menantang karena tidak sedikit dari mereka menolak mandi, bahkan bisa sampai teriak dan menangis.
Anda dapat menjadikan mandi sebagai kegiatan yang menyenangkan dengan membiarkan mereka berendam dalam air busa.
Siapkan juga air hangat untuk membilas mereka setelah selesai berendam agar anak tidak merasa kedinginan.
Saat mood anak sudah membaik, ayah dan ibu bisa menjelaskan manfaat mandi, seperti terbebas dari kuman.
Ini menjadi salah satu cara mengajarkan kebersihan diri pada anak.
4. Merawat kesehatan kulit
Anak usia prasekolah masih membutuhkan bantuan orangtua untuk merawat kulitnya. Masalah kulit yang sering terjadi pada usia ini, yaitu ruam, bekas gigitan serangga, dan memar.
Pada usia ini, orangtua dapat membiasakan anak untuk memeriksa seluruh tubuhnya sebelum berpakaian, guna mencari luka atau kemerahan pada kulit yang membutuhkan perawatan.
Saat beranjak remaja, perubahan hormon akan membuat kulit wajah anak lebih berminyak, yang dapat memberikan masalah pada wajah, seperti jerawat puber.
Untuk merawat kondisi kulit ini, ajarkan anak Anda untuk mencuci wajah mereka dua hingga tiga hari dalam sehari dan ajari mereka untuk tidak memencet jerawat.
Jika memiliki anak perempuan, informasikan padanya bahwa berbagi riasan wajah dengan teman dapat menyebabkan infeksi kulit.
Selain itu, tidur dengan riasan wajah tidak baik bagi kesehatan kulit wajah karena bisa menyebabkan jerawat.
5. Membersihkan area intim
Mengutip dari Nationwide Children’s, ada beberapa bagian yang perlu menjadi perhatian orangtua dan anak, yaitu:
- ketiak,
- selangkangan dan area vagina atau penis, dan
- sela-sela jari kaki.
Ketiga area tersebut menjadi tempat bakteri terperangkap karena minyak dan kotoran di permukaan kulit. Bakteri ini bisa memicu bau badan yang tidak sedap dan tidak nyaman.
Anda bisa mengajarkan anak perempuan menjaga kebersihan diri dengan menyeka vagina dari depan ke belakang setelah buang air kecil.
Cara ini untuk mencegah berpindahnya bakteri dari bokong ke vagina. Anda juga perlu mengajarkan anak remaja untuk rutin mengganti pembalut saat menstruasi.
6. Menjaga kebersihan mulut dan gigi
Gigi dan gusi yang bersih dapat mencegah berbagai masalah kesehatan rongga mulut, seperti bau napas dan gigi berlubang.
Ajari anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah sarapan dan malam hari sebelum pergi tidur.
Orangtua juga bisa mengajarkan kebersihan diri pada anak dengan memberi penjelasan bahwa butuh dua menit untuk membersihkan gigi secara baik dan benar.
7. Membersihkan ketiak
Sebagian remaja mungkin malas untuk membersihkan ketiak mereka dengan benar dan tidak memakai deodoran.
Padahal, keringat dapat memicu bau badan pada anak remaja, dan seringnya mulai sejak usia 9 atau 10 tahun.
Oleh karena itu, ajari anak mengenai pentingnya membersihkan daerah ketiak mereka, terutama setelah berolahraga.
Ayah dan ibu bisa menyarankan anak untuk memakai deodoran, tergantung pada seberapa banyak keringat si kecil.
Deodoran biasa mengontrol bakteri dan memberikan aroma yang harum. Sementara itu, deodoran antiperspirant memiliki manfaat tambahan yaitu dapat mengurangi produksi keringat.
8. Mencuci tangan
Bukan sekadar menjaga kebersihan, mengajarkan kebiasaan mencuci tangan juga penting sebagai cara menjaga kesehatan tubuh untuk anak.
Orangtua bisa mengajarkan kebersihan diri pada anak dengan membiasakan cuci tangan ketika:
- sebelum dan sesudah makan,
- setelah bermain dari tempat kotor atau menyentuh binatang, dan
- setelah melakukan kontak dengan orang yang sakit.
Ajari juga mengenai pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Bila tidak ada sabun dan air mengalir, bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer.
9. Menjaga kesehatan kuku
Kuku dapat menjadi tempat yang baik bagi bakteri untuk tumbuh.
Kuman yang bersarang di kuku anak Anda dapat dengan mudah berpindah ke mata, hidung, dan mulut.
Selalu biasakan anak untuk membersihkan kotoran bawah kuku sebelum tidur karena aktivitas anak sehari-hari pasti banyak memegang benda.
Menggunting kuku anak seminggu sekali juga dapat membuang kotoran dan menurunkan kemungkinan terjadinya cantengan.
Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan diri adalah bekal untuk kebiasaan baik saat ia dewasa nanti. Jadi, mulai ajarkan sejak dini dan dapatkan manfaatnya hingga nanti.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]