backup og meta

4 Jenis Pola Asuh yang Menentukan Perilaku Anak

4 Jenis Pola Asuh yang Menentukan Perilaku Anak

Setiap orangtua mempunyai cara pola asuh anak yang berbeda-beda. Penting untuk diketahui Anda dan pasangan bahwa hal ini nantinya akan memengaruhi bagaimana anak akan bersikap. Maka dari itu, sebaiknya Anda mengetahui apa saja parenting style serta pengasuhan orangtua pada masa perkembangan anak seperti di bawah ini.

Apa itu pola asuh anak?

Pola asuh anak adalah suatu proses interaksi antara orangtua dan anak dalam mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak dalam kandungan sampai dewasa.

Hal itu bertujuan supaya anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti yang luhur, dan berakhlak mulia.

Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak dan memutuskan pola asuh yang tepat untuk buah hati mereka.

Penting juga bagi kedua orangtua untuk memastikan gaya pengasuhan yang diberikan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dengan sehat.

Hal itu dikarenakan cara Anda berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak Anda akan berdampak pada masa depannya, termasuk cara ia berperilaku.

Mengapa pola asuh anak itu penting?

gaya pengasuhan

Pola asuh yang Anda terapkan akan terus berkembang sejak ia berada pada masa balita hingga memasuki tahap remaja.

Tidak hanya itu, gaya pengasuhan juga penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangannya hingga ia beranjak dewasa.

Dikutip dari American Psychological Association, mengasuh anak bukan sekadar keterampilan dan mengikuti aturan dari buku.

Akan tetapi, ada berbagai aspek lainnya dari kebiasaan, budaya, hingga nilai agama yang akan Anda ajarkan kepada anak.

Lalu, dikutip pula dari Pregnancy Birth & Baby, kebanyakan orangtua menggunakan campuran gaya pengasuhan, walaupun banyak pula yang condong pada satu parenting style.

Setiap gaya atau pola asuh ini nantinya dapat memberikan hasil yang berbeda untuk anak.

Jenis-jenis pola asuh anak yang perlu diketahui

gaya pengasuhan

Gaya pengasuhan atau parenting style yang umum digunakan saat ini berasal dari seorang psikolog, yaitu Diana Baumrind.

Ia memperhatikan bahwa setiap anak yang belum masuk sekolah menunjukkan jenis perilaku perkembangan sosial yang berbeda.

Maka dari itu, teori Baumrind mengatakan bahwa ada hubungan erat antara jenis gaya pengasuhan dengan perilaku anak.

Berikut adalah beberapa jenis pola asuh yang perlu diketahui orangtua.

1. Authoritarian (otoriter)

Ini merupakan gaya pengasuhan orangtua yang mengharapkan agar anak patuh dengan segala perintah tanpa ada pengecualian atau pertanyaan apa pun.

Lalu, orangtua juga mendisiplinkan anak dengan cara yang cukup ketat hingga memberi hukuman apabila peraturan yang sudah dibuat tidak diikuti.

Ciri-ciri dari pola asuh otoriter sebagai berikut.

  • Tidak responsif dengan kebutuhan anak.
  • Mempunyai aturan yang sangat ketat.
  • Mempunyai ekspektasi tinggi agar anak berperilaku baik.

Namun, Anda perlu memperhatikan bahwa dengan pola pengasuhan ini, ada kemungkinan anak mengalami kepercayaan diri yang menurun hingga melakukan kenakalan pada masa remaja.

Hal ini bisa saja terjadi karena dalam pola asuh otoriter, pendapatnya tidak didengar.

Tidak hanya itu, anak juga bisa merasakan kurangnya kasih sayang, kekesalan, atau kemarahan yang terpendam karena pola asuh jenis ini tergolong keras.

Ada kemungkinan anak juga terbiasa berbohong untuk menghindari hukuman dari orangtua.

2. Authoritative (suportif

Berbeda dengan pola asuh sebelumnya, pada gaya pengasuhan yang satu ini, orangtua tergolong suportif dan memberikan respons terhadap pilihan anak.

Akan tetapi, Anda tetap memberikan batasan agar tetap terlihat tegas pada anak.

Ciri-ciri dari pola asuh authoritative adalah:

  • mempunyai peraturan yang jelas dan masuk akal,
  • suportif dan responsif, serta
  • menghargai setiap pendapat.

Pada gaya pengasuhan yang satu ini, Anda akan memperlihatkan wibawa sebagai orangtua sekaligus menjadi teman untuk anak.

Namun, di sisi lain, Anda juga bisa memberikan konsekuensi apabila ada aturan yang dilanggar.

Maka dari itu, anak bisa belajar bertanggung jawab dengan apa yang sudah disepakati sebelumnya.

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung mempunyai pribadi ramah, mandiri, energik, dapat mengendalikan diri, hingga mempunyai tujuan untuk hidupnya nanti.

3. Permisif

Pada gaya pengasuhan permisif, orangtua menerapkan pola asuh yang hangat, tetapi terlihat lemah di mata anak.

Hal ini karena Anda tidak menerapkan batasan serta belum tegas dengan peraturan.

Ciri-ciri dari pola asuh permisif yaitu:

  • responsif terhadap anak,
  • sedikit atau bahkan tidak mempunyai peraturan,
  • terlalu sabar, serta
  • lemah lembut dan toleran.

Bukan tidak mungkin Anda akan terlihat memanjakan anak serta sulit untuk berkata tidak dengan keinginannya.

Selain itu, anak hanya akan menganggap Anda sebagai teman, bukan orangtua.

Ini juga bisa memengaruhi perilaku anak yang tidak bisa menghargai aturan, kurang mandiri, agresif, hingga tidak sabaran.

4. Uninvolved (tidak peduli)

Jenis pola asuh anak ini mungkin akan memberikan sedikit dukungan emosional kepada anak.

Tidak hanya itu, orangtua juga bisa dikatakan gagal untuk mengajarkan standar perilaku di kehidupan sosial pada anak.

Ciri-ciri dari pola asuh uninvolved di antaranya sebagai berikut.

  • Bersikap dingin dan tidak responsif.
  • Tidak menerapkan peraturan apa pun.
  • Tidak melibatkan diri dalam kehidupan anak..
  • Merasa acuh tak acuh atau tidak peduli.

Jadi, bisa dikatakan pada gaya pengasuhan ini orangtua tidak banyak tahu mengenai karakter anak. Lalu, anak juga tidak mendapatkan perhatian, pedoman, serta bimbingan dari orangtuanya.

Ada kemungkinan ini bisa mengakibatkan terjadinya masalah kepercayaan diri serta kurangnya kebahagiaan pada anak.

Gaya pengasuhan mana yang harus dipilih?

anak memukul orangtua

Gaya pengasuhan dapat memengaruhi harga diri serta kepercayaan diri anak. Salah satu kunci pola asuh yang efektif adalah dengan memperkuat hubungan Anda dengan anak serta saling menghormati.

Maka dari itu, ketika ada masalah, Anda dan anak bisa menyelesaikannya dengan cara yang adil melalui negosiasi.

Dari empat gaya pengasuhan di atas, para peneliti menganggap bahwa pola asuh authoritative tergolong ideal untuk diterapkan.

Pasalnya, metode ini dianggap paling mampu membuat anak kuat secara akademis serta stabil secara emosional.

Hal ini karena anak dibebaskan untuk menyampaikan pandangan, tetapi orangtua tetap pemberi keputusan, bimbingan, serta dukungan.

Namun, Anda bisa mengombinasikan keempat pola asuh ini dengan mengambil nilai positif dari tiap metode.

Di samping itu, semakin berkembangnya zaman, jenis-jenis gaya pengasuhan pun kian berkembang, yang juga mungkin bisa menjadi pilihan Anda.

Salah satunya, yaitu gentle parenting yang dinilai bisa membuat anak lebih mandiri dan bertanggung jawab.

Namun yang pasti, apa pun pola asuh yang akan diterapkan orangtua kepada anak, selipkan pula nilai budaya, sosial, serta agama yang Anda percayai.

Kesimpulan

Pola asuh yang tepat akan menentukan masa depan anak dan bagaimana ia akan berperilaku. Dengan dedikasi dan komitmen untuk menjadi orang tua terbaik, Anda dapat menjaga hubungan positif dengan anak Anda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Parenting styles. (2020). Retrieved 29 December 2020, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/parenting-styles

Lloyd, C. (2020). What’s your parenting style?. Retrieved 29 December 2020, from https://www.greatschools.org/gk/articles/types-of-parenting-styles/

Parenting Styles. (2020). Retrieved 29 December 2020, from https://www.apa.org/act/resources/fact-sheets/parenting-styles

Types of parenting styles and effects on children – StatPearls – NCBI bookshelf. (2021, March 6). National Center for Biotechnology Information. Retrieved 15 July 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/

 

Versi Terbaru

26/08/2024

Ditulis oleh Atifa Adlina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Anak Ketahuan Menyontek, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun, Bagaimana Tahapnya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 26/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan