Sudah menjadi hal yang normal jika anak-anak suka jajan makanan di luar. Namun sebagai orangtua, Anda harus bisa memilih jajanan sehat untuk anak dan membatasi atau bahkan menghindari yang tidak sehat. Ketahui jajanan apa saja yang tidak sehat untuk anak di bawah ini.
Ciri-ciri jajanan tidak sehat untuk anak
Jajanan yang tidak sehat untuk anak dapat dikenali dari beberapa ciri-ciri yang terdapat pada makanan ataupun minuman tersebut. Berikut di antaranya.
1. Berwarna mencolok
Makanan dengan warna yang terlalu mencolok bisa menandakan adanya kandungan pewarna yang berbahaya.
Biasanya, warna yang mencolok ini berasal dari pewarna makanan sintetis yang beberapa di antaranya tidak aman untuk dikonsumsi.
Misalnya pewarna Yellow 5 dan Yellow 6 yang diketahui mengandung senyawa karsinogen yang melebihi batas aman, berdasarkan studi oleh US Food and Drug Administration (FDA) dan pemerintah Kanada.
Bahkan ada juga makanan yang menggunakan pewarna tekstil, seperti Rhodamin B dan metanil yellow, yang disebut dapat menyebabkan iritasi mata, kerusakan hati, hingga kanker.
2. Memiliki rasa yang tajam, seperti terlalu asin, manis, atau asam
Perasa buatan sering digunakan untuk membuat rasa makanan menjadi lebih kuat.
Ini terutama dalam jajanan yang biasanya dimakan untuk dinikmati rasanya, bukan untuk mengenyangkan perut.
Padahal, banyak perasa buatan makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak sehat untuk tubuh.
Studi menunjukan pemanis buatan, seperti aspartam, acesulfame potassium, dan sucralose, diduga bisa meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan gangguan pembuluh darah lainnya.
3. Mempunyai aroma yang tidak enak
Selain membuat makanan terlihat menarik, pewarna sintetis juga sering digunakan untuk menutupi warna makanan yang kerap berubah dari hasil pengolahan dan penyimpanan.
Dengan begitu, makanan yang mungkin sudah tidak layak makan bisa tetap terlihat segar dan menarik.
Untuk menghindari makanan buruk tersebut, Anda bisa mengenalinya dari aromanya, seperti bau tengik atau asam.
Pewarna sintetis bisa mengubah warna makanan, tetapi umumnya tidak bisa mengubah aroma asli makanan.
4. Memiliki tekstur yang terlalu kenyal
Makanan yang terlalu kenyal bisa dicurigai mengandung asam borat (boraks).
Untuk membuat makanan, bahan ini sering disalahgunakan sebagai pengeras, pengenyal, dan juga pengawet.
Padahal, boraks merupakan zat berbahaya dan bersifat racun bila tertelan. Zat ini diketahui bisa menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat, hati, dan ginjal.
Tahukah Anda?
Contoh jajanan tidak sehat untuk anak
Untuk lebih memahami apa saja jajanan tidak sehat untuk anak, berikut beberapa contoh makanannya.
1. Jeli buah
Meski memiliki rasa buah-buahan, sebagian besar jeli jenis ini tidak mengandung buah asli sebagai perasa, melainkan menggunakan perisa buatan.
Sayangnya, perisa buatan mengandung kadar gula yang tinggi, tetapi tidak menambah nutrisi apa pun. Ini membuat makan makanan manis ini tidak menyehatkan.
Meski ada juga jeli yang diklaim mengandung buah asli, tetapi biasanya hanya mengandung bubur buah, bukan buah asli.
2. Jus buah
Banyak anak-anak yang menyukai jus buah. Namun faktanya, jus buah termasuk salah satu jenis jajanan yang tidak sehat untuk anak.
The American Academy of Pediatrics tidak menyarankan untuk memberikan jus buah kepada anak berusia kurang dari 1 tahun.
Ini karena jus buah tidak menambah asupan nutrisi apa pun serta mengandung kadar gula yang tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, jus buah bisa meningkatkan risiko gigi berlubang, obesitas, hingga gizi buruk.
3. Sereal
Sereal umumnya dipasarkan sebagai makanan sarapan untuk anak-anak dengan warna, rasa, dan bentuk yang unik agar lebih menarik.
Meski demikian, sereal termasuk jenis makanan atau jajanan yang tidak sehat untuk anak balita karena mengandung kadar gula yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011, sarapan dengan sereal tinggi gula tidak menambah asupan nutrisi apa pun untuk anak Anda.
4. Sosis
Sosis dan makanan olahan daging lainnya termasuk makanan yang tidak sehat untuk anak.
Namun sayangnya, sosis kini semakin sering dikonsumsi oleh anak-anak, baik sebagai jajanan atau camilan maupun lauk pendamping nasi.
Padahal, berdasarkan World Cancer Research Fund International, makanan olahan daging, seperti sosis, bisa meningkatkan risiko kanker.