backup og meta

Zonisamid

Zonisamid

Zonisamid (zonisamide) adalah pengobatan untuk mengatasi kejang parsial pada orang dewasa dengan epilepsi. Penyakit ini terjadi karena gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang sampai hilang kesadaran.

Golongan obat: antiepilepsi – antikonvulsi

Merek dagang obat: Zonegran

Apa itu zonisamid?

Mengutip dari Medlineplus, zonisamid (zonisamide) adalah obat untuk mengobati jenis kejang tertentu.

BPOM menyebut, obat ini sebagai perawatan untuk mengatasi kejang parsial.

Kejang parsial merupakan kondisi saat sel saraf sebagian otak mengirim sinyal listrik secara tiba-tiba dan tidak terkendali. 

Saat sinyal hanya terjadi pada otak sebelah kanan, gangguan yang terjadi adalah badan sebelah kiri. 

Sebaliknya, saat sinyal listrik terjadi otak kiri, bagian kanan tubuh yang mengalami gangguan. Meski begitu, kondisi kejang parsial ini tidak berlangsung lama.

gejala epilepsi pada anak

Dosis obat zonisamid

Mengutip dari situs resmi BPOM, obat ini hanya untuk orang dewasa dengan usia 16 tahun ke atas.

Anak remaja dengan usia kurang dari 16 tahun tidak disarankan mengonsumsi obat ini.

Berikut dosis penggunaan obat zinosamide untuk mengatasi kejang parsial pada penderita epilepsi.

Dewasa (usia lebih dari 16 tahun)

Pemberian satu kali sehari satu tablet, Anda bisa konsumsi bersama makanan atau tidak. 

Dosis yang dokter sarankan adalah 100 mg per hari. Setelah dua minggu, mungkin dokter akan meningkatkan dosis menjadi 200 mg per hari. 

Ada kemungkinan dokter menaikkan dosis 300 mg dan 400 mg sehari dengan dosis stabil selama minimal 2 minggu.

Hal tersebut penting agar pasien mencapai keadaan steady state atau stabil.

Aturan pakai obat zonisamid

Ikuti semua petunjuk dan aturan pakai yang tertera pada kemasan dan resep obat. Dokter mungkin akan mengubah dosis sesekali, tetap gunakan obat sesuai arahan.

Saat mengonsumsi obat ini, pastikan untuk minum cairan setiap hari untuk mencegah batu ginjal dan masalah serius lainnya.

Zonisamide bisa Anda konsumsi dengan atau tanpa makanan. Sebaiknya tidak menghancurkan, mengunyah, atau mematahkan obat. 

Saat menggunakan obat ini, ada kemungkinan Anda sering memerlukan tes darah. Hindari menghentikan konsumsi obat zonisamid secara tiba-tiba, meski Anda merasa membaik. 

Pasalnya, berhenti tiba-tiba bisa menyebabkan peningkatan kejang. Anda harus mengikuti arahan dokter bila perlu pengurangan dosis. 

Tidak memberikan obat zonisamide ke orang yang memiliki gejala sama dengan Anda.

Kondisi masing-masing orang berbeda sehingga pemberian obat tanpa resep bisa mengganggu kesehatan.

Simpan obat pada suhu ruang, jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari langsung. 

Bila melewatkan satu dosis, minum obat sesegera mungkin setelah Anda ingat.

Jika hampir masuk waktu minum obat berikutnya, tunda beberapa jam agar tidak mengonsumsi dua obat dalam waktu berdekatan.

Kalau Anda mengonsumsi zonisamide hanya sekali sehari, berikan jarak sekitar 12 jam sebelum dosis kedua, kemudian mulai lagi 24 jam pada hari berikutnya. 

Efek samping zonisamide

Seperti penggunaan obat pada umumnya, zonisamide juga menimbulkan efek samping yang terbagi menjadi empat tahapan.

Paling umum terjadi:

  • mengantuk,
  • pusing,
  • anoreksia,
  • sakit kepala,
  • mual,
  • gangguan saraf yang mengganggu gerakan tubuh (ataksia),
  • kesulitan konsentrasi,
  • sulit mengingat.

Efek samping paling sering:

  • kelelahan,
  • muntah,
  • tubuh gemetar,
  • gerakan tubuh tidak terkendali (konvulsi),
  • jalan tidak normal,
  • radang tenggorokan (faringitis),
  • batuk,
  • amblyopia,
  • telinga berdenging (tinnitus).

Efek samping obat zonisamid yang tidak sering terjadi:

Efek samping obat zonisamide yang sangat jarang terjadi:

Bila mengalami salah satu atau beberapa efek samping obat zonisamid, segera hubungi dokter, terutama bila mengalami efek samping yang jarang terjadi. 

klasifikasi macam jenis jenis macam epilepsi

Peringatan dan perhatian saat mengonsumsi zonisamide

Zonisamid dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk berkeringat dan mempersulit tubuh dalam mendinginkan diri saat cuaca panas.

Kondisi tersebut paling sering terjadi pada daerah cuaca hangat pada anak-anak yang menggunakan zinosamide.

Namun, konsumsi obat ini pada anak-anak harus dengan resep dokter, tidak bisa sembarangan.

Mengutip dari Drugs, obat zonisamid bisa menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen. 

Segera menuju unit gawat darurat bila Anda mengalami sakit mata, kemerahan, atau perubahan dalam penglihatan.

Selain itu, orang yang alergi alergi terhadap bahan obat zonisamid dan kelompok sulfonamid, tidak boleh mengonsumsi obat ini.

Jika pernah terdiagnosis alergi terhadap obat sulfa, seperti bactrim atau septra, Anda tidak boleh mengonsumsi zonisamide.

Anda hanya bisa mengonsumsinya bila sudah konsultasi dengan dokter secara rinci. 

Bila Anda memiliki penyakit ginjal, kemungkinan dokter mengurangi dosis karena obat ini bekerja lebih keras pada organ tersebut.

Obat ini bisa menimbulkan perubahan suasana hati, sehingga sebagian orang berpikiran ingin bunuh diri saat mengonsumsi obat ini. 

Segera konsultasi ke dokter bila mengalami perburukan kondisi atau gangguan suasana hati Anda semakin parah.

Apakah obat zonisamid aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Mengutip dari Drugs, obat ini bisa mengganggu perkembangan janin dalam kandungan.

Zonisamide juga bisa terkandung dalam ASI sehingga ibu menyusui tidak boleh mengonsumsi obat ini.

Informasikan kepada dokter bila Anda sedang hamil atau menyusui sebelum mengonsumsi zonisamide.

Interaksi zonisamid dengan obat lain

Seperti obat-obatan lain, konsumsi zonisamide dengan beberapa jenis obat bisa mengurangi cara kerja dan manfaat dari obat. 

Mengonsumsi zonisamid dengan obat lain bisa membuat Anda mengantuk.

Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi zonisamide dengan:

  • obat tidur, 
  • pelemas otot, atau 
  • obat untuk gangguan kecemasan seperti depresi.

Obat lain yang bisa berinteraksi dengan zonisamid adalah vitamin, obat resep, dan produk herbal lain. 

Informasikan semua jenis obat dan vitamin yang sedang Anda konsumsi kepada dokter dan apoteker untuk menyesuaikan obat dengan kondisi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

 

ZONISAMIDE | PIO Nas. (2022). Retrieved 12 January 2022, from http://pionas.pom.go.id/monografi/zonisamide

Drugs, H. (2022). Zonisamide: MedlinePlus Drug Information. Retrieved 12 January 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a603008.html

Zonisamide. (2022). Retrieved 12 January 2022, from https://www.epilepsy.com/medications/zonisamide

Zonisamide. (2022). Retrieved 12 January 2022, from https://www.drugs.com/mtm/zonisamide.html

 

Versi Terbaru

25/01/2022

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Kenali Gejala Kejang Epilepsi Saat Tidur dan Cara Mengatasinya

5 Pilihan Olahraga yang Aman bagi Pengidap Epilepsi


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 25/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan