Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti serangan jantung dan stroke. Untuk mengontrolnya, dokter bisa meresepkan obat lisinopril.
Golongan obat: angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor)
Merek dagang lisinopril: Inhitril, Interpril, Lipril, Lisinopril Dihydrate, Noperten, Nopril, Odace, Tensinop, Tensiphar
Apa itu obat lisinopril?
Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan gagal ginjal kronis.
Obat ini juga membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan melindungi ginjal dari komplikasi diabetes.
Obat lisinopril termasuk dalam golongan ACE inhibitor (angiotensin-converting enzyme inhibitor), yang bekerja dengan cara menghambat produksi angiotensin dalam tubuh.
Angiotensin merupakan senyawa kimia yang membuat pembuluh darah mengencang dan menegang. Dengan minum obat ini, pembuluh darah akan kendur sehingga peredaran darah kembali lancar.
Lisinopril merupakan obat keras yang penggunaannya harus diawasi ketat oleh dokter. Pastikan minum obat ini sesuai dengan anjuran dokter agar terhindar dari efek samping berbahaya.
Dokter mungkin meresepkan obat ini untuk hal lain tidak disebutkan pada pembahasan berikut. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang obat ini.
Dosis dan sediaan obat lisinopril
Lisinopril tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 5 mg, 10 mg, dan 20 mg. Obat ini digunakan secara oral (diminum melalui mulut). Dosisnya akan ditentukan sesuai usia dan kondisi pasien seperti berikut.
Hipertensi
- Dewasa: dosis awal 10 mg sekali sehari, dengan dosis pemeliharaan 20–40 mg sekali sehari (maksimal 80 mg per hari).
- Anak-anak usia 6–16 tahun berat badan 20–<50 kg: 2,5 mg sekali sehari (maksimal 20 mg per hari).
- Anak-anak usia 6–16 tahun berat badan ≥50 kg: 5 mg sekali sehari (maksimal 40 mg per hari).
Gagal jantung
- Dewasa: dosis awal 2,5–5 mg sekali sehari, dengan peningkatan dosis tidak lebih dari 10 mg dalam interval pemakaian 4 minggu (maksimal dosis 35–40 mg per hari).
Pascaserangan jantung
- Dewasa: dosis awal 5 mg dalam 24 jam setelah serangan jantung selama dua hari, lalu dosis pemeliharaan 10 mg sekali sehari yang diberikan selama 6 minggu.
Pencegahan nefropati diabetik
- Dewasa: dosis awal 10 mg sekali sehari, dengan peningkatan dosis menjadi 20 mg sekali sehari atau hingga tekanan diastolik pasien kurang dari 90 mmHg.
Aturan pakai lisinopril
Dosis obat akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan respons pasien terhadap pengobatan. Inilah sebabnya dosis untuk setiap orang mungkin dapat berbeda.
Obat lisinopril tablet diminum sekali sehari, bisa sebelum atau setelah makan. Gunakan obat ini secara teratur sesuai arahan dokter untuk mendapatkan manfaat terbaik.
Agar tidak ada dosis yang terlewat, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari. Jangan memulai maupun menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dahulu ke dokter.
Banyak pasien tidak merasakan sakit atau gejala hipertensi setelah minum obat. Tetaplah minum obat ini sampai batas waktu yang ditentukan dokter meski Anda sudah merasa sehat.
Segera hubungi dokter bila Anda terus-menerus muntah, diare, atau berkeringat lebih banyak dari biasanya. Selama minum obat ini, Anda juga mungkin akan lebih mudah dehidrasi.
Dehidrasi bisa menurunkan tekanan darah hingga sangat rendah. Itu sebabnya, pemeriksaan tekanan darah saat berkunjung ke dokter sebaiknya tak terlewatkan.
Pasien tekanan darah tinggi mungkin membutuhkan waktu sekitar 2–4 minggu untuk merasakan manfaat optimal dari obat ini. Sementara untuk pasien gagal jantung, mereka mungkin butuh perawatan yang lebih lama.
Selama menggunakan obat ini, pastikan Anda selalu memberi tahu dokter mengenai perkembangan kondisi Anda.
Apabila tekanan darah terus naik setelah minum lisinopril, konsultasikan dengan dokter untuk meminta alternatif obat lain atau mengetahui langkah penanganan yang tepat.
Efek samping lisinopril
Sama seperti obat-obatan lain, lisinopril juga berpotensi menyebabkan efek samping. Berikut ini beberapa efek samping ringan hingga berat yang dapat ditimbulkan obat ini.
Efek samping tidak serius
Beberapa efek samping paling umum dari obat lisinopril antara lain:
- pusing,
- sakit kepala ringan,
- mengantuk,
- batuk kering,
- mual,
- muntah,
- sakit perut, dan
- kulit gatal.
Efek samping serius
Hubungi segera dokter Anda bisa mengalamai efek samping serius, seperti:
- merasa ingin pingsan,
- badan pegal-pegal, sakit tenggorokan, dan demam ringan yang mirip gejala flu,
- badan lemas dan tidak bertenaga,
- pembengkakan pada bagian tubuh tertentu,
- berat badan naik,
- sesak napas,
- kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali, dan
- kadar kalium dalam darah tinggi (hiperkalemia), yang ditandai dengan denyut jantung lambat, nadi lemah, dan lemah otot.
Selain itu, Anda perlu mencari pertolongan medis bila mengalami reaksi alergi parah, seperti ruam, gatal-gatal, sulit bernapas, dan pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan dalam daftar di atas.
Jika memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah dengan dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat lisinopril
Dalam kasus yang langka, obat golongan ACE inhibitor dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Apabila Anda mengalami mual dan muntah terus-terusan, penurunan nafsu makan secara drastis, sakit perut, urine berwarna gelap, serta kulit dan mata kuning, segera konsultasikan ke dokter.
Sebelum memakai obat, dokter akan menilai risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Berikut ini beberapa hal yang perlu disampaikan kepada dokter sebelum minum lisinopril.
- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap lisinopril dihydrate atau jenis obat golongan ACE inhibitor lainnya.
- Pernah atau sedang memiliki gagal jantung, gagal ginjal kronis, gangguan hati, atau kadar kalium tinggi dalam darah (hiperkalemia).
- Sedang mengidap diabetes dan mengonsumsi obat yang mengandung aliskiren.
- Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
- Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.
Obat tablet ini baik disimpan dalam suhu ruangan di bawah 30°C. Jauhkan obat ini dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Perhatikan juga instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk.
Jika Anda sudah tidak lagi menggunakan obat ini, ikuti tata cara membuang obat yang benar dan aman untuk menjaga kesehatan lingkungan.
Apakah lisinopril aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Dikutip dari National Health Service (NHS) UK, lisinopril tidak direkomendasikan bagi ibu hamil karena dapat mengganggu perkembangan bayi, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Jika Anda sudah hamil, segera hentikan penggunaan obat ini. Dokter akan meresepkan obat lain yang lebih aman untuk mengontrol hipertensi selama kehamilan.
Ibu menyusui mungkin masih boleh minum obat lisinopril. Namun, belum diketahui apakah kandungan obat ini bisa masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi.
Segera konsultasikan dengan dokter bila bayi Anda menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa, seperti tidak menyusu dengan baik atau lebih mengantuk dari biasanya.
Interaksi obat lisinopril dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Beberapa obat yang mungkin menimbulkan interaksi dengan obat lisinopril antara lain:
Mungkin ada obat-obatan lain yang bisa berinteraksi dengan lisinopril dan belum tercantum pada daftar di atas.
Simpan daftar semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal. Lalu, konsultasikan penggunaannya dengan dokter atau apoteker.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.
Kesimpulan
- Lisinopril atau lisinopril dihydrate adalah obat ACE inhibitor yang berfungsi mencegah tekanan darah tinggi sehingga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Penggunaan ACE inhibitor jangka panjang mungkin bisa menimbulkan kerusakan ginjal. Obat ini juga tidak disarankan untuk ibu hamil karena berdampak buruk bagi janin.
- Konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk mengetahui cara penggunaan obat yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]