Apakah Anda kerap menggunakan obat pereda nyeri alias painkiller? Sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam mengonsumsinya. Efek samping obat pereda nyeri bisa muncul akibat penggunaan jangka panjang.
Apakah Anda kerap menggunakan obat pereda nyeri alias painkiller? Sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam mengonsumsinya. Efek samping obat pereda nyeri bisa muncul akibat penggunaan jangka panjang.
Terdapat banyak jenis obat pereda nyeri. Beberapa di antaranya bisa Anda dapatkan dengan mudah di apotek, bahkan tanpa resep dokter.
Setiap jenis obat pereda nyeri akan memberikan manfaat apabila digunakan dengan tepat.
Namun, ada pula yang lebih keras sehingga harus disertai dengan resep dokter.
Berikut berbagai efek samping umum yang dapat Anda alami ketika mengonsumsi obat pereda nyeri.
Anda dapat mencegah munculnya efek samping ini dengan meminum obat sesuai dosisnya dan jenis nyeri yang timbul.
Selain itu, ada beberapa efek samping serius yang dapat terjadi akibat penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Overdosis obat pereda nyeri acetaminophen adalah penyebab utama terjadinya gagal hati akut akibat obat.
Minum pereda nyeri dalam dosis berlebih menimbulkan stres oksidatif yang bisa mencederai hati.
Anak-anak di bawah 18 tahun sebaiknya menghindari obat pereda nyeri jenis aspirin.
Obat ini dapat menyebabkan Sindrom Reye, yakni kondisi langka yang menyebabkan otak membengkak dan hati kehilangan fungsinya.
Hal ini umum terjadi di antara anak-anak yang mengonsumsi aspirin untuk mengobati gejala selama terinfeksi virus.
Obat antiradang nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen kerap digunakan untuk mengobati rasa nyeri dan pembengkakan.
Namun, penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Ibuprofen dapat memperburuk hipertensi atau mengembangkan risiko baru terjadinya tekanan darah tinggi.
Risiko efek samping ini lebih besar terjadi pada mereka yang memiliki penyakit jantung.
Penggunaan obat NSAID jangka panjang, termasuk aspirin dosis rendah, rupanya menjadi penyebab terjadinya cedera mukosa (jaringan tipis) gastrointestinal (saluran pencernaan).
Riset dalam jurnal Australian prescriber (2017) menjelaskan bahwa pasien dengan beberapa faktor risiko bisa mengembangkan cedera saluran pencernaan.
Faktor risiko tersebut seperti:
NSAID menghalangi enzim Cox-1 dan mengganggu produksi hormon prostaglandin di lambung, sehingga menyebabkan tukak dan perdarahan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar