Sebagian besar dari Anda mungkin pernah menggunakan obat tetes mata. Nah, dari sekian banyak obat tetes mata, ada yang mengandung betaxolol atau betaksolol untuk mengatasi masalah mata tertentu. Ketahui aturan penggunaannya melalui ulasan berikut.
Golongan obat: Antiglaukoma/beta blocker
Merek dagang: Tonor, Optibet, Betoptima
Apa itu obat betaxolol?
Betaxolol atau betaksolol adalah obat golongan beta blocker yang digunakan untuk mengobati peningkatan tekanan pada mata.
Obat terutama dipakai oleh penderita glaukoma sudut terbuka serta suatu kondisi yang disebut dengan hipertensi okular.
Fungsi obat betaxolol adalah untuk mengurangi tekanan pada mata. Dengan mengurangi tekanan mata, risiko kerusakan saraf serta kebutaan bisa menurun.
Untuk mencapai tujuan tersebut, betaksolol mungkin diberikan secara tunggal (tersendiri) atau bersama dengan obat lainnya.
Dosis obat betaxolol
Di Indonesia, obat betaksolol tersedia dalam bentuk larutan tetes mata 0,25% dan 0,5%.
Di Amerika Serikat dan mungkin beberapa negara lainnya, betaxolol juga tersedia dalam bentuk tablet (oral) untuk mengatasi hipertensi.
Meski begitu, hingga kini, obat betaksolol tablet belum masuk atau diproduksi di Indonesia.
Adapun melansir MIMS, dosis obat tetes mata betaksolol untuk hipertensi okular dan glaukoma sudut terbuka, yaitu satu tetes ke mata yang terkena, baik untuk sediaan 0,25% maupun 0,5%.
Dosis obat biasanya diberikan dua kali sehari atau tergantung ketentuan yang dokter berikan. Intinya, selalu ikuti instruksi dari dokter Anda dengan hati-hati dalam menggunakannya.
Aturan pakai obat betaxolol
Betaxolol adalah obat yang hanya bisa Anda dapat melalui resep dokter.
Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengikuti aturan pakai obat yang dokter berikan atau sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
Dokter akan memberi tahu Anda berapa banyak obat yang perlu digunakan dan seberapa sering. Jangan gunakan obat ini melebihi dosis yang dianjurkan atau lebih sering dari yang disarankan.
Perlu Anda pahami juga kalau tetes mata betaksolol dapat membantu mengontrol glaukoma, tetapi tidak menyembuhkannya.
Maka dari itu, sebaiknya Anda tetap menggunakan obat sesuai ketentuan dokter, meski sudah merasa lebih baik. Jangan berhenti menggunakan obat tanpa bicara dulu dengan dokter Anda.
Untuk menggunakan obat tetes mata betaxolol, berikut tata cara yang bisa dipraktikkan.
- Cuci tangan secara menyeluruh sebelum menggunakan obat.
- Kocok botol obat dengan baik sebelum digunakan.
- Miringkan kepala sedikit ke belakang. Dengan jari telunjuk, tarik kelopak mata bawah menjauh dari mata hingga membentuk kantong.
- Pegang penetes mata dengan tangan lainnya, remas botol dengan lembut untuk mengeluarkan isinya.
- Lihat ke atas dan teteskan obat sesuai dosis yang telah ditentukan ke kelopak mata bawah Anda.
- Tutup mata Anda dan jangan berkedip selama 30 detik, kemudian tundukkan kepala Anda.
- Seka sisa cairan yang mengalir ke area wajah dengan tisu bersih.
- Jika Anda akan menggunakan lebih dari satu tetes pada mata yang sama, tunggu setidaknya 5 menit sebelum tetes berikutnya.
- Tutup kembali botol dan kencangkan.
Sebelum meneteskan obat, selalu periksa ujung penetes botol untuk memastikan tidak rusak. Hindari pula ujung penetes menyentuh mata agar terjaga kebersihannya.
Jika dokter meresepkan obat tetes mata lainnya, setidaknya tunggu sekitar 5—10 menit sebelum obat berikutnya Anda teteskan agar obat kedua tidak menghilangkan tetesan yang pertama.
Adapun jika Anda pakai lensa kontak, lepaskan dulu sebelum menggunakan tetes mata. Tunggu setidaknya 15 menit sebelum memasang kembali lensa kontak Anda.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Efek samping obat betaxolol
Sama halnya dengan penggunaan obat lain, betaxolol juga memiliki risiko efek samping yang mungkin dialami oleh penggunanya.
Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan tetes mata betaxolol. Beri tahu dokter Anda jika salah satu dari gejala ini menjadi parah atau tak kunjung hilang.
- Iritasi mata.
- Mata berair dan gatal.
- Penglihatan buram.
- Seperti ada sesuatu yang mengganjal di mata.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Insomnia.
Selain itu, beberapa efek samping obat yang serius pun bisa terjadi. Jika Anda mengalaminya, segera hubungi dokter Anda untuk mendapat penanganan.
- Ruam.
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Pembengkakan pada wajah, mata, atau mulut.
- Nyeri pada mata.
- Perubahan penglihatan.
- Kelemahan otot di lengan atau kaki.
- Kelopak mata terkulai.
Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Jika Anda khawatir tentang efek samping tertentu, silakan konsultasikan dengan dokter.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat betaxolol
Anda mungkin tidak dianjurkan untuk menggunakan betaxolol jika memiliki kondisi medis berikut.
- Alergi terhadap obat betaksolol.
- Riwayat detak jantung lambat yang menyebabkan Anda pingsan.
- Blok jantung.
- Penyakit jantung yang tidak terkontrol atau gagal jantung yang parah.
Oleh karena itu, selalu beri tahu kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Untuk memastikan betaksolol aman untuk Anda gunakan, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi di bawah ini.
- Penyakit mata lain.
- Asma.
- Diabetes.
- Myasthenia gravis.
- Gangguan tiroid.
- Penyakit jantung.
- Penyakit paru-paru.
- Diabetes.
- Riwayat stroke.
- Sedang hamil.
- Sedang menyusui.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Selama Anda menggunakan betaxolol, mata Anda perlu diperiksa secara berkala untuk memantau tekanan di mata Anda.
Dokter akan memberi tahu kapan dan seberapa sering tes mata ini perlu Anda lakukan. Tanyakan kepada dokter jika Anda punya pertanyaan.
Cara menyimpan betaxolol
Sebaiknya, tetap biarkan obat ini berada di dalam kemasan yang Anda dapat dari apotek. Lalu, simpan obat di tempat bersuhu ruangan.
Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap, seperti kamar mandi. Jauhkan pula semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan gunakan obat jika sudah 4 minggu setelah pembukaan pertama. Bila Anda sudah tidak menggunakan obat ini atau sudah habis masa berlakunya, Anda wajib membuang obat.
Untuk obat cairan non-antibiotik, seperti betaksolol, isinya bisa dibuang ke saluran pembuangan air. Pisahkan cairan dan botol obat agar tidak disalahgunakan serta lepaskan label yang ada di wadah obat.
Tanyakan kepada apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat betaxolol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui.
Melansir Drugs.com, tidak diketahui apakah obat ini akan membahayakn bayi yang belum lahir bila digunakan saat kehamilan.
Tidak diketahui pula apakah betaksolol dapat masuk ke dalam ASI dan membahayakan bayi jika digunakan saat menyusui.
Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui sebelum menggunakan obat tetes mata ini.
Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan obat ini sesuai dengan kondisi Anda.
Interaksi obat betaxolol dengan obat lain
Interaksi betaksolol dengan obat lain dapat memengaruhi cara kerja obat dan meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.
Oleh karena itu, beri tahu kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi atau gunakan, terutama berikut ini.
- Obat untuk glaukoma, seperti dipivefrine.
- Obat untuk mengobati penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, seperti verapamil, reserpine, dan amiodaron.
- Obat-obatan golongan beta blocker lainnya, seperti atenolol, carteolol, labetalol, metoprolol, nadolol, propranolol, sotalol, atau timolol.
Daftar di atas tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi obat. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal
Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]