backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Adefovir Dipivoksil (Adefovir Dipivoxil)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/06/2022

    Adefovir Dipivoksil (Adefovir Dipivoxil)

    Adefovir dipivoxil atau adefovir adalah obat untuk mengobati hepatitis kronis. Obat ini bekerja mengurangi perkembangan dan penyebaran virus hepatitis B dalam tubuh.

    Golongan obat: antihepatitis

    Merek dagang adefovir dipivoksil: Hepsera

    Apa itu obat adefovir dipivoxil?

    Adefovir dipivoxil adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi hepatitis B kronis, yakni penyakit liver menular yang disebabkan infeksi virus hepatitis B (HBV).

    Infeksi hepatitis kronis berlangsung lebih dari enam bulan. Kondisi ini bisa berlangsung seumur hidup dan berisiko mengembangkan komplikasi, seperti sirosis dan kanker hati.

    Obat ini akan diubah menjadi adefovir dalam tubuh Anda. Adefovir adalah obat antivirus yang termasuk ke dalam kelas obat yang disebut analog nukleotida.

    Lalu, obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah dan sebaran virus hepatitis B dalam tubuh.

    Adefovir tidak akan menyembuhkan dan mencegah komplikasi hepatitis B kronis. Obat ini juga mungkin tidak mencegah penyebaran penyakit hepatitis ke orang lain.

    Obat adefovir dipivoksil tergolong ke dalam obat keras. Maka dari itu, obat ini harus diberikan dengan resep dan di bawah pengawasan dokter.

    Dosis adefovir dipivoxil

    Adefovir tersedia dalam bentuk tablet oral untuk diminum. Berikut ini adalah dosis obat menurut usia dan kondisi kesehatan pasien.

    Dosis adefovir untuk orang dewasa dan anak-anak >12 tahun

    Dosis yang direkomendasikan untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun adalah satu tablet (10 mg) sekali per hari yang diminum dengan atau tanpa makan.

    Pengobatan hepatitis B dengan obat ini tidak boleh untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun.

    Obat harus pasien minum setiap hari. Jangan berhenti minum obat maupun menambah atau mengurangi dosis obat tanpa saran dari dokter.

    Pasien juga harus melakukan pemeriksaan fungsi hati setiap enam bulan sekali untuk memantau efektivitas pengobatan.

    Dosis adefovir untuk pengidap gangguan ginjal

    Adefovir dipivoxil tidak direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit ginjal yang parah atau sedang menjalani prosedur hemodialisis.

    Meski begitu, dokter bisa mempertimbangkan penyesuaian dosis didasarkan pada hasil klirens kreatinin (CrCl) dan hemodialisis yang pasien seperti berikut ini.

    • CrCl 50 ml/menit: penyesuaian dosis tidak diperlukan.
    • CrCl 30–49 ml/menit: 10 mg setiap dua hari sekali.
    • CrCl 10–29 ml/menit: 10 mg setiap tiga hari sekali.
    • Hemodialisis: 10 mg per minggu setelah prosedur dialisis.

    Aturan pakai adefovir dipivoksil

    aturan minum obat

    Ikuti anjuran dokter atau petugas medis yang merawat Anda selama menggunakan adefovir.

    Minum obat ini sesuai dosis yang diresepkan dokter melalui mulut dengan bantuan air. Anda dapat minum obat dengan atau tanpa makan terlebih dahulu. 

    Obat ini bekerja lebih baik saat jumlahnya di dalam tubuh berada dalam level konstan. Oleh karena itu, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari.

    Jangan meminum lebih banyak atau sedikit dari yang diresepkan. Lanjutkanlah obat ini hingga mendapatkan saran lebih lanjut dari dokter Anda. 

    Berhati-hatilah untuk tidak melewatkan dosis obat atau kehabisan adefovir selama perawatan.

    Berhenti minum obat juga akan menyebabkan hepatitis bertambah parah. Maka dari itu, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan tes fungsi hati setiap enam bulan.

    Gangguan kesehatan umumnya baru akan terjadi selama tiga bulan pertama setelah berhenti menggunakan adefovir dipivoxil.

    Segera hubungi dokter bila gejala muncul setelah berhenti minum obat, seperti kelelahan, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, dan kulit atau mata menguning.

    Konsultasikanlah dengan dokter Anda untuk memperoleh saran penggunaan obat yang tepat.

    Efek samping adefovir dipivoksil

    Adefovir dipivoxil menimbulkan efek samping sama halnya dengan obat-obatan lain. Efek samping paling umum adalah peningkatan kadar kreatinin dan kelemahan.

    Anda perlu segera menghubungi dokter bila merasakan gejala parah dan tidak hilang setelah penggunaan obat ini, seperti:

    Tidak semua orang mengalami efek samping dari penggunaan obat hepatitis. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan dalam daftar di atas. 

    Apabila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, lebih baik konsultasikan dengan dokter atau petugas medis yang merawat Anda.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat adefovir

    Sebelum mendapatkan adefovir dipivoksil, dokter atau petugas medis akan menanyakan terkait gejala dan riwayat kesehatan yang Anda alami sebelumnya.

    Di samping itu, beri tahukan dokter Anda bila mengalami beberapa kondisi seperti berikut.

    • Alergi terhadap adefovir atau bahan-bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
    • Mengidap penyakit ginjal atau sedang menjalani prosedur cuci darah (dialisis).
    • Terpapar HIV atau mengidap HIV/AIDS yang tidak diobati, karena obat untuk hepatitis B kronis bisa menyebabkan infeksi HIV kebal terhadap obat HIV/AIDS.
    • Mengalami asidosis laktat, yakni kondisi penumpukan asam laktat yang berbahaya dalam aliran darah.
    • Dalam kondisi hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat menggunakan obat adefovir.
    • Sedang menjalani pengobatan dengan obat antivirus lain, seperti tenofovir.
    • Sedang atau pernah menggunakan obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.

    Jika tidak bisa memastikan kondisi tersebut, sebaiknya konsultasi dengan dokter Anda untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terlebih dahulu.

    Obat tablet ini tidak memerlukan kondisi penyimpanan khusus. Adefovir dipivoxil baik disimpan dalam suhu ruangan berkisar 25 ℃ yang jauh dari cahaya langsung.

    Perhatikan instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Apakah obat adefovir aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Apabila Anda sedang hamil atau menyusui, sebaiknya beri tahukan kepada dokter sebelum mendapatkan obat adefovir.

    Menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA), penggunaan adefovir dipivoksil pada ibu hamil termasuk ke dalam kategori C.

    Hal ini berarti studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi belum ada studi yang memadai dan terkontrol baik pada manusia.

    Sementara itu, beberapa ahli juga menyarankan ibu menyusui untuk tidak memberikan ASI selama penggunaan obat adefovir.

    Konsultasi dengan dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko dari penggunaan obat ini.

    Interaksi obat adefovir dengan obat lain

    Interaksi obat bisa mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.

    Beberapa jenis obat-obatan yang berpotensi menimbulkan interaksi dengan adefovir dipivoxil, antara lain:

    • aspirin, 
    • deksametason,
    • dekstran,
    • parasetamol,
    • asam valproat,
    • obat antivirus, serta
    • obat-obatan lain untuk tekanan darah tinggi, radang sendi, gangguan usus, osteoporosis, atau kanker.

    Selain dari daftar tersebut, tentu masih ada obat-obatan lain yang dapat berinteraksi dengan obat adefovir dan mungkin belum tercantum.

    Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terkait semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, vitamin, dan produk herbal.

    Adefovir dipivoxil adalah obat yang digunakan dalam penanganan penyakit hepatitis B kronis.

    Untuk memperoleh manfaat dan mencegah risiko efek samping, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait riwayat medis dan pengobatan yang Anda lakukan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/06/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan