backup og meta

Cara Berbuka Puasa yang Benar dan Sehat Itu seperti Apa?

Cara Berbuka Puasa yang Benar dan Sehat Itu seperti Apa?

Selama menjalankan puasa, waktu berbuka puasa merupakan momen yang tidak kalah penting dari makan sahur. Menu makanan, waktu makan, dan seberapa banyak porsinya menentukan apakah Anda telah buka puasa dengan cara yang sehat.

Ingin tahu bagaimana cara berbuka puasa yang sehat dan tepat? Simak informasi berikut ini.

Cara buka puasa yang sehat

puasa menurunkan berat badan

Setelah hampir seharian tidak makan dan minum, wajar jika Anda ingin menyantap apa saja yang tersedia di meja makan.

Akan tetapi, jangan lupa bahwa buka puasa secara berlebihan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Begitu pula jika Anda salah memilih takjil untuk buka puasa, terlalu banyak makan makanan manis, atau tidak minum yang cukup saat berbuka.

Supaya Anda tetap bugar selama berpuasa, berikut cara berbuka puasa yang sehat.

1. Memilih menu takjil buka puasa yang sehat

Takjil buka puasa identik dengan makanan dan minuman manis.

Meski Anda boleh saja berbuka puasa dengan makanan manis, bayangkan berapa banyak asupan gula dalam sebulan jika Anda melakukannya setiap hari.

Oleh sebab itu, ada baiknya Anda mulai beralih ke menu takjil sehat.

Pilihlah buah-buahan segar yang tidak banyak menggunakan gula tambahan. Anda tidak hanya akan mendapatkan energi, tapi juga vitamin, serat, dan mineral.

Berikut beberapa contoh menu takjil buka puasa yang menyehatkan.

  • Tiga butir kurma dan segelas air putih.
  • Buah untuk buka puasa lainnya, seperti pisang, semangka, dan melon.
  • Puding atau agar-agar rendah gula.
  • Jus buah atau smoothie buah tanpa gula tambahan.
  • Kolak pisang dan ubi tanpa santan.
  • Bubur kampiun, bubur kacang hijau, atau bubur ketan hitam.
  • Sup bening, sup jamur, atau sup lain pilihan Anda.

2. Tidak langsung makan berat

jus buah saat berbuka puasa

Pada beberapa orang, makan berat saat perut kosong dapat memicu gejala gangguan pencernaan dan membuat perut terasa begah, kembung, atau sakit.

Makan berlebihan saat berbuka puasa juga bisa menyebabkan mual atau bahkan muntah.

Cara berbuka puasa yang sehat ialah dengan makan takjil yang ringan terlebih dulu, seperti kurma, puding, atau satu mangkuk kecil kolak pisang tanpa santan.

Berikan jeda sekitar 20 menit, lalu barulah makan makanan utama yang lebih berat.

3. Penuhi kebutuhan cairan

Menurut sebuah studi dalam Journal of Sports Sciences, Anda bisa kehilangan cairan sebanyak 1% bobot tubuh selama berpuasa.

Agar Anda tidak dehidrasi, minumlah 1–2 gelas air saat buka puasa mengikuti anjuran minum selama bulan puasa.

Anda pun bisa menambah asupan cairan dari makanan yang banyak mengandung air, misalnya buah-buahan tinggi air, sup, dan es buah.

Hindari minuman tinggi gula seperti soft drink dan minuman yang memicu buang air kecil seperti kopi.

4. Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang

makanan untuk buka puasa dan sahur

Setelah makan takjil yang ringan dan manis, kini saatnya makan makanan utama.

Nah, menu buka puasa yang sehat idealnya terdiri atas makanan bergizi seimbang dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

Berikut beberapa menu sehat yang bisa Anda jadikan makanan utama setelah berbuka puasa.

  • Nasi putih atau merah dengan olahan ayam dan sop wortel-buncis.
  • Nasi putih atau merah dengan ikan kembung goreng dan tumis kangkung.
  • Kentang panggang, dada ayam panggang tanpa kulit, dan tumis brokoli.
  • Kentang tumbuk, sup kacang merah dengan daging sapi cacah, dan buah.
  • Roti lapis gandum dengan isian telur cacah, mayones, dan salad sayuran hijau.

5. Perhatikan makanan yang perlu dihindari

Selain waktu dan porsi makan, perhatikan juga jenis makanan yang Anda pilih ketika berbuka puasa.

Beberapa jenis makanan tidak cocok dikonsumsi untuk buka puasa, terutama bagi orang-orang yang memiliki gangguan pencernaan.

Sedapat mungkin, hindarilah makanan yang digoreng dengan metode deep-fry, tinggi lemak, serta banyak mengandung garam dan gula tambahan.

Kurangi juga makanan olahan, makanan kemasan, dan makanan yang diawetkan.

Setiap orang yang menjalani puasa Ramadan tahu bagaimana caranya berbuka puasa. Namun, belum tentu semuanya memahami seperti apa cara berbuka puasa yang sehat.

Pilihlah takjil yang menyehatkan, penuhi kebutuhan cairan, dan jangan makan secara berlebihan.

Buka puasa yang sehat bisa melancarkan metabolisme tubuh saat puasa sehingga Anda tetap bugar pada esok harinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

A healthy Ramadan – British Nutrition Foundation. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.nutrition.org.uk/putting-it-into-practice/food-seasons-and-celebrations/a-healthy-ramadan/

Top Tips for Healthy Eating During Ramadan. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.clevelandclinicabudhabi.ae/en/health-byte/pages/top-tips-for-ramadan-healthy-eating.aspx

What happens when you overeat?. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.mdanderson.org/publications/focused-on-health/What-happens-when-you-overeat.h23Z1592202.html

Serving and Portion Sizes: How Much Should I Eat?. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.nia.nih.gov/health/serving-and-portion-sizes-how-much-should-i-eat

How to stay hydrated in Ramadan? | IslamicFinder. (2022). Retrieved 14 February 2022, from https://www.islamicfinder.org/news/how-to-stay-hydrated-in-ramadan/

Maughan, R., & Shirreffs, S. (2012). Hydration and performance during Ramadan. Journal Of Sports Sciences, 30(sup1), S33-S41. https://doi.org/10.1080/02640414.2012.688140

Versi Terbaru

29/03/2022

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Lebih Baik Buka Puasa dengan Air Dingin atau Air Hangat?

5 Kreasi Resep Olahan Kentang untuk Buka Puasa


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 29/03/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan