Beberapa orang mungkin bisa mencapai target penurunan berat badan dengan cepat. Namun, Anda perlu berhati-hati dengan adanya efek penurunan berat badan secara drastis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Beberapa orang mungkin bisa mencapai target penurunan berat badan dengan cepat. Namun, Anda perlu berhati-hati dengan adanya efek penurunan berat badan secara drastis.
Berat badan yang turun dengan sangat cepat ini dapat memengaruhi metabolisme hingga memicu beberapa masalah kesehatan.
Ada beberapa cara untuk menurunkan berat badan dengan cepat, misalnya dengan diet ketat, sedot lemak, hingga operasi bariatrik.
Anda mungkin senang berat badan turun dengan sangat cepat.
Namun, hati-hati dengan risiko efek penurunan berat badan drastis berikut yang diakibatkan oleh program diet ketat atau operasi.
Sistem metabolisme yang terganggu juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mempertahankan berat badan.
Menurut situs Cleveland Clinic, laju metabolisme akan melambat saat penurunan berat badan terjadi secara drastis agar Anda tidak kelaparan.
Namun, metabolisme tubuh Anda akan kembali berubah saat diet ekstrem berakhir dan Anda kembali pada kebiasaan makan semula.
Hal ini akan mengakibatkan Anda sulit mempertahankan berat badan dan justru lebih mudah naik kembali.
Saat mengurangi jumlah kalori secara ekstrem, Anda tak hanya kehilangan lemak, tapi massa otot juga bisa ikut berkurang.
Hilangnya massa otot juga akan mengganggu metabolisme. Ini artinya, setelah berat badan Anda turun dengan cepat, akan lebih sulit mempertahankannya.
Hal tersebut disebutkan dalam studi terbitan International Journal Of Endocrinology And Metabolism (2017).
Studi ini menyebut efek penurunan berat badan secara drastis justru meningkatkan risiko berat badan kembali seperti semula.
Selain itu, penurunan massa otot juga berkaitan dengan penyakit kardiovaskular karena kekuatan jaringan otot pun semakin berkurang.
Efek samping berupa infeksi luka mungkin saja terjadi setelah Anda melakukan operasi penurunan berat badan.
Menurut situs National Health Service Eropa, risiko infeksi luka dapat terjadi selama proses pemulihan, misalnya rasa perih di sekitar bekas operasi, kemerahan, dan keluar nanah.
Namun, Anda perlu mewaspadai kondisi lain yang menyebabkan infeksi ini, misalnya makanan yang bocor dari lambung ke perut Anda.
Risiko infeksi ini dapat mengganggu sistem pencernaan yang ditandai dengan nyeri perut hebat, demam, menggigil, dan napas menjadi cepat.
Untuk menurunkan berat badan secara ekstrem tentu memerlukan usaha yang tidak mudah.
Terkadang Anda takut berat badan akan kembali seperti semula jika berhenti dari program diet ketat maupun setelah operasi bariatrik.
Alhasil, Anda jadi pilih-pilih jenis makanan dan hanya makan sedikit demi menjaga berat badan tetap ideal.
Kurangnya asupan nutrisi juga membuat pasien rentan mengalami kurang gizi setelah operasi penurunan berat badan.
Selain itu, efek penurunan berat badan secara drastis dan ekstrem yang tidak disertai dengan pola makan seimbang juga bisa menimbulkan anemia, kelelahan, dan pusing.
Dari sekian banyak komplikasi atau efek setelah operasi penurunan berat badan, Anda harus mewaspadai kemungkinan terjadinya hernia.
Mengutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, ada 2 jenis hernia dapat terjadi setelah operasi, yaitu di tempat sayatan atau di perut.
Kondisi ini membuat pasien tersebut harus melakukan operasi lanjutan untuk mengatasi hernia.
Hernia alias turun berok adalah kondisi ketika sebagian atau keseluruhan organ atau jaringan (misalnya usus) menonjol pada area otot tubuh yang melemah.
Setelah berminggu-minggu pasca operasi, pasien biasanya masih belum bisa makan banyak.
Pada akhirnya, mereka cenderung makan sedikit demi sedikit untuk menyesuaikan dengan ukuran perutnya yang baru.
Berat badan yang turun dengan cepat, ditambah dengan asupan makanan yang sedikit inilah yang meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu.
Gejala utama batu empedu adalah sakit di bagian perut yang terjadi secara mendadak dan dapat berlangsung dalam hitungan menit hingga beberapa jam.
Sebaiknya bicarakan dengan dokter bedah Anda mengenai jenis obat-obatan yang dapat meminimalisasi risiko komplikasi setelah operasi ini.
Untuk menghindari efek penurunan badan secara drastis seperti di atas, sebaiknya hindari pilih program cara menurunkan berat badan yang aman.
Selain itu, hindari melakukan diet ekstrem atau tindakan medis lainnya tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter atau ahli nutrisi.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar