Anda yang ingin menurunkan berat badan mungkin pernah mendengar diet rendah karbohidrat. Diet ini mengharuskan Anda mengurangi asupan karbohidrat. Namun, tubuh yang kekurangan karbohidrat bisa menyebabkan berbagai masalah penyakit.
Apa itu kekurangan karbohidrat?
Karbohidrat merupakan sumber utama energi tubuh. Jika tubuh kekurangan karbohidrat atau defisiensi karbohidrat, ada berbagai akibat yang bisa muncul, seperti kelelahan, sakit kepala, hingga sakit diare.
Defisiensi karbohidrat jangka panjang dapat menyebabkan tubuh kekurangan serat, vitamin, dan mineral. Akibatnya, berbagai masalah kesehatan pun mengintai karena tubuh tidak mendapatkan gizi cukup seperti bau mulut, sakit kepala, dan mual.
Apa yang terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat?
Ketika Anda tidak mendapat asupan karbohidrat yang cukup, tubuh akan memanfaatkan zat gizi protein dan lemak sebagai energi. Kondisi ini disebut dengan ketosis.
Bila dibiarkan, kondisi ketosis akan menghasilkan penumpukan senyawa keton yang merupakan produk sisa dari metabolisme lemak. Kadar keton yang berlebihan dapat memicu dehidrasi dan mengganggu keseimbangan senyawa kimia dalam darah.
Akibatnya, kadar glukosa dan keton dalam aliran darah pun meningkat, atau biasa disebut dengan ketoasidosis. Ketoasidosis mengubah sifat darah menjadi asam yang dapat membahayakan kesehatan.
Itu sebabnya, tidak heran bila Anda tetap perlu memenuhi kebutuhan gizi harian termasuk karbohidrat meski tengah menjalani diet. Defisiensi karbohidrat dapat memicu berbagai gejala yang justru bisa mengganggu program diet Anda.
Tanda tubuh kekurangan karbohidrat
Di bawah ini beberapa tanda tubuh mengalami defisiensi karbohidrat yang perlu Anda waspadai.
1. Lemas dan lesu
Salah satu tanda-tanda tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yaitu Anda merasa lemas dan lesu setiap saat. Pasalnya tubuh membutuhkan karbohidrat untuk proses pembentukan energi, yakni proses ketika karbohidrat akan diubah menjadi gula darah glukosa sebagai bahan bakar tubuh, terutama untuk otak dan sistem saraf.
Meski begitu, tidak semua glukosa digunakan sebagai energi. Sebagian akan disimpan organ hati, otot, dan sel tubuh untuk cadangan. Itu sebabnya, Anda akan merasa lemak tidak bertenaga ketika mengurangi sumber karbohidrat.
Akibatnya, tubuh tidak memiliki cukup energi untuk beraktivitas. Hal ini juga diperparah karena Anda tidak mempunyai cadangan yang dapat digunakan.
2. Sembelit
Selain lemas dan lesu, kekurangan karbohidrat bisa menyebabkan penyakit sembelit (konstipasi). Hal ini dikarenakan tubuh juga kekurangan serat secara bersamaan.
Sumber karbohidrat tidak selalu makanan bertepung, melainkan juga bisa Anda jumpai pada sayur, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Hanya saja, ketiga jenis makanan tersebut mengandung serat tinggi.
Bila Anda mengalami sembelit setelah menjalani diet rendah karbohidrat, segeralah konsumsi karbohidrat kompleks seperti roti gandum dan pasta. Jenis karbohidrat ini setidaknya membantu melancarkan BAB dan mengurangi risiko sembelit.
3. Kekurangan gizi
Kekurangan gizi ternyata termasuk dampak dari kekurangan karbohidrat. Pada saat mengurangi asupan karbohidrat, secara tidak langsung Anda juga mengurangi makanan yang tidak hanya kaya karbohidrat.
Sebagai contoh, buah jeruk, brokoli, dan tomat menjadi sumber vitamin C yang baik untuk kekebalan tubuh. Sementara itu, wortel, ubi, jalar, dan aprikot merupakan jenis makanan sumber vitamin A.
Tak hanya mengandung vitamin dan mineral, buah dan sayur yang disebutkan juga mengandung karbohidrat. Dengan mengurangi makanan tersebut, tubuh juga dapat menunjukkan gejala kekurangan gizi secara bertahap.
4. Berat badan turun
Salah satu tujuan mengurangi asupan karbohidrat yaitu untuk menurunkan berat badan. Anda memang berhasil membuat berat badan turun karena membatasi karbohidrat. Sayangnya, hal ini tidak berlangsung lama.
Bila diet ini dilakukan selama beberapa bulan terutama ketika Anda menjalani gaya hidup aktif, tentu akan berbahaya. Tubuh mungkin akan menyimpan lemak lebih banyak, memperlambat metabolisme tubuh, dan berisiko mengalami dehidrasi.
Oleh sebab itu, mengurangi asupan karbohidrat bagi Anda yang melakukan olahraga teratur tidak disarankan. Pasalnya, cara ini justru bisa merusak jaringan otot dan Anda tidak memiliki energi yang cukup untuk berolahraga.
Dampak defisiensi karbohidrat jangka panjang
Tanda-tanda kekurangan karbohidrat yang disebutkan merupakan efek yang terjadi dalam jangka pendek. Dilansir dari Better Health Channel, ada sejumlah dampak defisiensi karbohidrat jangka panjang yang mungkin terjadi, meliputi:
Rekomendasi asupan karbohidrat saat diet
Berdasarkan pedoman Angka Kecukupan Gizi dari Kemenkes RI, orang dewasa sehat dianjurkan mengonsumsi karbohidrat sekitar 300 – 400 gram per hari.
Perlu diingat bahwa kebutuhan karbohidrat harian setiap orang berbeda tergantung usia, jenis kelamin, dan kebutuhan kalori hariannya. Anda bisa mengurangi asupan karbohidrat hingga setengahnya saat diet, yaitu sekitar 150 – 200 gram per hari.
Umumnya, angka tersebut terbilang aman. Namun, sebaiknya bicarakan dengan ahli gizi sebelum memulai diet rendah karbohidrat. Dengan begitu, Anda bisa menurunkan berat badan dengan aman tanpa perlu khawatir kekurangan zat gizi lainnya.
[embed-health-tool-bmi]