backup og meta

10 Pewarna Alami yang Aman dari Bahan Makanan

10 Pewarna Alami yang Aman dari Bahan Makanan

Untuk memberikan warna yang bervariasi pada makanan, Anda sebenarnya bisa memanfaatkan pewarna alami dari buah, rempah, dan sayuran. Ketahui sumber pewarna alami yang aman dikonsumsi.

Sumber pewarna makanan alami

Zat aditif seperti pewarna memang bisa membuat makanan jadi tampak menarik dan menggiurkan. 

Namun, Anda perlu berhati-hati dengan pewarna makanan buatan berbahaya karena berisiko bagi kesehatan, tak jarang bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

Untuk menghindari bahaya dari pewarna buatan, Anda bisa menggunakan bahan alami sebagai pewarna makanan.

1. Kunyit

kunyit sebagai obat herbal hepatitis

Kunyit sebagai pewarna makanan alami pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Bahan alami ini merupakan akar tanaman Curcuma domestica yang larut dalam etanol. 

Sebagai pewarna makanan, kunyit biasanya dihaluskan terlebih dahulu menjadi bubuk.

Bubuk kunyit bisa memberikan warna keemasan jika tingkat keasamannya (pH) di bawah 7. Pada pH di atas 7, bubuk kunyit memberikan warna kemerahan pada makanan.

Kunyit dapat digunakan untuk mewarnai permen karet, kue, bumbu, es krim, roti, dan mentega.

2. Gardenia

Pewarna makanan alami berikutnya dapat larut dalam air murni, yaitu buah gardenia.

Bubuk berwarna hijau, kuning, dan biru yang dihasilkan dari ekstrak gardenia ini dapat dengan mudah dilarutkan dalam air dan alkohol.

Selain itu, warna buah ini memiliki ketahanan yang baik terhadap cahaya, suhu, dan tingkat keasaman yang rendah (basa). 

Tak hanya sebagai pewarna alami pada makanan, buah ini juga digunakan sebagai tanaman herbal yang bersifat antiradang dan analgesik (pereda nyeri).

3. Ubi ungu

Pewarna alami makanan berikutnya adalah ekstrak akar ubi ungu

Ekstraksi untuk mendapatkan warna ungu dilakukan melalui serangkaian proses yang meliputi penyaringan, pemurnian, pengentalan, sterilisasi, penyemprotan, dan pengeringan.

Anda juga bisa menjadikan ubi ungu sebagai bahan dasar kue yang Anda buat, misalnya bolu ubi ungu.

Tak hanya menghasilkan warna yang indah, Anda dapat merasakan manfaat kesehatan dari ubi ini, seperti mengendalikan gula darah dan meningkatkan imunitas.

4. Daun pandan

kandungan dan manfaat daun pandan

Penggunaan daun pandan sebagai pewarna makanan alami pasti sudah tidak asing bagi Anda.

Biasanya daun yang menghasilkan warna hijau ini dimanfaatkan dalam pembuatan jajanan tradisional hingga makanan kekinian.

Selain memberikan warna yang menarik, daun pandan dapat membuat masakan Anda menjadi wangi.

Anda bisa mengolah daun pandan dengan cara di-blender atau menggunakan daun pandan yang sudah diekstraksi menjadi bubuk.

Berkat kandungan klorofilnya, daun pandan juga berkhasiat sebagai antioksidan, antiradang, dan antikanker. 

5. Stroberi

Warna merah muda yang tampak pada makanan atau minuman biasanya sering dikaitkan dengan rasa stroberi.

Benar saja, stroberi memang bisa menjadi pewarna makanan alami yang memberikan warna pink dan aman dikonsumsi.

Anda bisa mendapatkan warna merah atau merah muda dari stroberi dengan cara menghaluskan, kemudian menyaringnya.

Buah ini juga mengandung zat gizi yang dapat menunjang kesehatan seperti vitamin, beta-karoten, dan serat.

Menurut Journal of Agriculture and Food Chemistry (2016), buah stroberi dapat mengurangi risiko Anda terkena obesitas dan penyakit jantung.

6. Bayam

Selain daun pandan, Anda bisa mendapatkan warna hijau dari daun bayam.

Biasanya bayam digunakan untuk memberikan warna hijau alami pada berbagai olahan tepung seperti mi dan pasta.

Untuk mendapatkan warna hijau tersebut, Anda perlu membuat ekstrak bayam.

Bayam perlu dihaluskan terlebih dahulu lalu dilarutkan dalam air dan disaring untuk mendapatkan sarinya. 

Pewarna makanan alami ini mengandung karbohidrat, protein, serat tinggi, dan vitamin sehingga aman dan menyehatkan.

Sayuran hijau ini juga baik untuk penglihatan, hingga mencegah risiko terkena kanker.

7. Bunga telang

manfaat bunga telang

Manfaat bunga telang sebagai pewarna alami makanan semakin dikenal masyarakat.

Bunga yang memiliki kelopak berwarna biru ini memberikan warna biru keunguan pada makanan.

Bunga telang banyak dimanfaatkan untuk memberikan warna pada jajanan tradisional, teh, hingga masakan modern.

Tak hanya memberikan warna, bunga telang juga memiliki manfaat kesehatan sebagai antiasma, antiradang, analgesik, hingga antidiabetik, seperti dikutip dari jurnal Frontiers In Plant Science (2019).

8. Jeruk

Anda pasti sudah tak asing dengan buah yang berwarna oranye yang menyegarkan ini.

Tidak jauh berbeda dengan kunyit, jeruk memberikan warna yang pekat terutama pada minuman.

Tak hanya memiliki rasa asam-manis dan dapat dikonsumsi langsung, jeruk juga banyak dimanfaatkan dalam industri kosmetik dan obat.

Pasalnya, pewarna makanan alami ini kaya akan vitamin C yang bersifat antioksidan untuk membantu Anda memelihara daya tahan tubuh.

Oleh karena itu, jeruk yang mudah didapatkan di pasaran ini dapat menjadi pilihan pewarna alami yang aman dan menyehatkan.

9. Buah naga

Selain stroberi, Anda bisa mendapatkan warna merah yang lebih kuat dari buah naga.

Buah ini mengandung banyak air sehingga lebih mudah diolah menjadi pewarna makanan alami.

Selain memberikan warna merah cerah, buah ini juga mengandung banyak zat gizi penting untuk kesehatan.

Menurut situs Cleveland Clinic, buah naga menyumbang sekitar 8% kebutuhan zat besi Anda dan mencegah Anda mengalami lemas, sulit fokus, dan wajah pucat.

10. Bluberi

Sama halnya dengan bunga telang, bluberi bisa digunakan untuk memberikan warna biru keunguan pada makanan.

Untuk mendapatkan warna biru cerah, Anda bisa langsung menghaluskan bluberi dan menyaring airnya.

Untuk memperoleh warna biru keunguan, Anda mungkin perlu merebus buah ini sebentar, kemudian menghaluskan dan menggunakan airnya.

Selain mendapatkan warna biru alami, Anda juga bisa memperoleh manfaat kesehatan dari kandungan karbohidrat, selat, dan asam folat bluberi.

Menggunakan pewarna makanan alami tak hanya dapat memberi Anda variasi warna pada makanan, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Color Additive Status List. (2021). Retrieved 8 November 2022, from https://www.fda.gov/industry/color-additive-inventories/color-additive-status-list

Nugraha, R. (2016). Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan – Direktorat Standardisasi Pangan Olahan. Retrieved 8 November 2022, from https://standarpangan.pom.go.id/berita/bahan-tambahan-yang-dilarang-digunakan-dalam-produk-pangan

Humans, I. (2012). AURAMINE AND AURAMINE PRODUCTION. International Agency For Research On Cancer. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK304400/

Sulistina, D., & Martini, S. (2020). The Effect of Rhodamine B on the Cerebellum and Brainstem Tissue of Rattus Norvegicus. Journal Of Public Health Research, 9(2), jphr.2020.1812. doi: 10.4081/jphr.2020.1812

 Sun, Haoyu., Liu, Yingxue., Li, Meng, Han, Songlin, Yang, Xudan., Liu Rutao. Toxic effects of chrysoidine on human serum albumin: isothermal titration calorimetry and spectroscopic investigations. Luminescence. https://doi.org/10.1002/bio.2964

Rovina, K., Siddiquee, S., & Shaarani, S. (2016). Extraction, Analytical and Advanced Methods for Detection of Allura Red AC (E129) in Food and Beverages Products. Frontiers In Microbiology, 7. doi: 10.3389/fmicb.2016.00798

Çolakoğlu, F., & Selçuk, M. (2020). Effects of Sunset Yellow FCF on immune system organs during different chicken embryonic periods. Journal Of Veterinary Research, 64(4), 597-607. doi: 10.2478/jvetres-2020-0064

Versi Terbaru

11/11/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Apa Itu Sayuran Cruciferous? Kenali Potensi Manfaatnya

Microgreens, Sayuran Hijau Mungil yang Punya Segudang Nutrisi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 11/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan