Pengawet merupakan salah satu bahan tambahan yang umumnya tercantum di label komposisi makanan kemasan. Banyak kalangan khawatir dengan efek konsumsi bahan pengawet ini. Kenali jenis-jenis bahan pengawet dan dampaknya bagi kesehatan.
Apa itu bahan pengawet makanan?
Bahan pengawet makanan adalah zat aditif yang bermanfaat untuk mempertahankan waktu pakai suatu produk atau bahan makanan.
Zat aditif sendiri merupakan bahan kimia yang ditambahkan untuk meningkatkan tampilan, rasa, atau tekstur makanan.
Bahan pengawet akan membantu menjaga kesegaran dan mencegah makanan tidak cepat busuk.
Selain menjaga kesegaran makanan, bahan pengawet bisa menambah cita rasa masakan.
Bahan pengawet tertentu bahkan bisa membantu menjaga rasa makanan yang dipanggang.
Pasalnya, zat pengawet dapat mencegah perubahan lemak dan minyak dalam makanan selama dimasak.
Sejumlah bahan pengawet pada buah segar juga bisa mempertahankan kesegaran buah. Zat pengawet bisa mencegah perubahan warna pada daging buah akibat paparan udara.
Mengenal jenis bahan pengawet makanan
Bahan pengawet buatan atau sintetis lebih banyak terdapat pada makanan yang diproses dan dikemas, seperti makanan ringan, makanan kaleng, dan saus.
Namun, pengawet makanan ternyata juga bisa berasal dari bahan-bahan alami.
Bahan pengawet makanan alami
Pengawetan makanan sebenarnya merupakan salah satu teknologi pangan tertua.
Proses pembuatan bahan pengawet awalnya memadukan penggunaan bahan alami dengan sejumlah teknik, seperti pengeringan, pendinginan, dan pembekuan.
Beberapa bahan pengawet alami yang biasanya digunakan untuk membuat makanan lebih tahan lama antara lain:
- garam,
- gula,
- bawang putih,
- cuka, dan
- jus lemon.
Bahan pengawet makanan buatan
Pengawet makanan buatan atau sintetis adalah pengawet yang dikembangkan manusia untuk mencegah pembusukan akibat mikroorganisme tertentu.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 36 Tahun 2013 menentukan jenis-jenis bahan pengawet buatan yang aman dikonsumsi.
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang digolongkan sebagai pengawet yang aman menurut BPOM dan umum digunakan dalam produk makanan.
1. Asam sorbat
Secara alami, asam sorbat ditemukan dalam buah-buahan. Asam sorbat juga memiliki nama lain, seperti natrium sorbat, kalium sorbat, dan kalsium sorbat.
Bahan kimia ini digunakan untuk mengawetkan produk olahan susu, keju, buah, sayuran, dan minuman ringan.
Penggunaan asam sorbat berlebihan mungkin bisa memicu reaksi alergi ringan.
2. Asam benzoat
Bahan kimia ini sering digunakan untuk mengawetkan sejumlah makanan, seperti bumbu dapur, saus, salad dressing, minuman ringan, dan minuman beralkohol.
Bentuk garam dari asam benzoat, misalnya natrium benzoat, kalium benzoat, dan kalsium benzoat, lebih banyak digunakan sebagai pengawet.
Berdasarkan sejumlah penelitian, asupan natrium benzoat dapat meningkatkan risiko hiperaktif pada anak-anak dengan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
3. Asam propionat
Bahan pengawet makanan buatan ini berfungsi untuk mencegah pertumbuhan jamur pada produk, seperti keju, minuman berbasis susu, mayonnaise, dan salad dressing.
Asam propionat memiliki nama lain, seperti natrium propionat, kalsium propionat, kalsium propionat.
Penggunaan asam propionat secara berlebihan bisa memicu efek samping ringan, seperti sakit kepala, mual, muntah, dan diare.
4. Sulfit
Sulfit atau sulfur dioksida digunakan pada produk, seperti buah kering, selai, cuka, saus, dan makanan ringan.
Pada label kemasan makanan, bahan pengawet ini juga dikenal sebagai natrium sulfit, natrium bisulfit, natrium metabisulfit, kalium sulfit, kalium bisulfit, dan kalium metabisulfit.
Konsumsi sulfit bisa memicu reaksi alergi untuk beberapa orang.
5. Nitrit dan nitrat
Kedua bahan pengawet buatan ini terdapat pada keju dan produk olahan daging.
Nitrit dan nitrat membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan menambah rasa asin makanan.
Penelitian menunjukkan bahan pengawet dari produk olahan daging ini bisa meningkatkan risiko kanker.
Namun, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikan efek tersebut.
6. Nisin
Pengawet makanan buatan ini secara alami berasal dari Lactococcus lactis, sejenis bakteri asam laktat yang terdapat dalam susu dan keju.
Nisin secara umum aman dikonsumsi, tetapi kurang efektif untuk mencegah mikroorganisme tertentu yang bisa menyebabkan pembusukan makanan.
Efek samping mungkin yang ditimbulkan dari konsumsi nisin secara berlebihan adalah gatal, ruam kulit, mual, dan muntah.
Selain itu, ada pula sejumlah bahan pengawet buatan yang tergolong aman lainnya, yakni etil parahidroksibenzoat, metil parahidroksibenzoat, dan lisozim hidroklorida.
Sejumlah zat antioksidan juga dapat digunakan untuk membantu proses pengawetan dan memperlambat terjadinya oksidasi makanan, seperti:
- vitamin C (asam askorbat),
- vitamin E (tokoferol),
- BHA (butylated hydroxyanisole), dan
- BHT (butylated hydroxytoluene).