Jika selama ini sudah menghindari kandungan gula pasir dalam makanan dan minuman, coba perhatikan kembali daftar komposisi produk yang hendak dikonsumsi. Rupanya, ada nama lain gula yang biasanya muncul pada label kemasan makanan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Jika selama ini sudah menghindari kandungan gula pasir dalam makanan dan minuman, coba perhatikan kembali daftar komposisi produk yang hendak dikonsumsi. Rupanya, ada nama lain gula yang biasanya muncul pada label kemasan makanan.
Saat hendak membeli suatu produk makanan atau minuman, seberapa sering Anda mengecek kandungan gulanya? Jika Anda tidak menemukan tulisan “gula” pada label kemasan makanan, bukan berarti produk tersebut merupakan makanan bebas gula.
Ada berbagai nama lain gula yang ditambahkan ke dalam makanan kemasan sehingga sering kali mengecohkan pembeli. Ini karena gula diolah dari sumber yang beragam. Hasil olahan gula yang telah jadi memiliki rasa dan tekstur yang tidak sama.
Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS (FDA) sebenarnya mewajibkan produsen makanan untuk mencantumkan semua bahan dalam produknya. Namun, adanya nama lain gula membuat kehadiran gula dalam produk-produk ini menjadi sulit dideteksi.
Maka dari itu, Anda sebaiknya lebih teliti lagi saat membaca label kemasan makanan. Pasalnya, setiap jenis gula yang dicampurkan dalam produk makanan dan minuman akan berpengaruh terhadap asupan kalori harian.
Selama proses pengolahan makanan dan minuman kemasan, gula termasuk komponen penting yang hampir selalu ditambahkan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki rasa, tekstur, serta umur penyimpanan produk makanan serta minuman tersebut.
Meskipun sering kali ditulis dengan nama yang berbeda, penting bagi Anda untuk tetap mengetahui apa saja nama lain dari gula. Sedikitnya ada sekitar 56 bentuk lain gula yang kerap muncul pada label kemasan makanan.
Di antara puluhan nama tersebut, nama lain gula yang paling sering tercantum pada label kemasan makanan meliputi:
Adanya gula tambahan dalam produk kemasan bisa mengacaukan rencana mengurangi asupan gula. Oleh sebab itu, Anda perlu mengenali bentuk lain gula dalam berbagai produk yang hendak Anda konsumsi. Di bawah ini beberapa di antaranya.
Langkah pertama yang harus Anda lakukan yakni membaca label informasi gizi atau nutrition facts. Label ini memuat jumlah energi total dan berbagai zat gizi yang ada pada suatu produk, termasuk gula.
Sayangnya, tidak semua produk kemasan mencantumkan nama lain gula pada label ini dengan jelas. Sebagian besar produk hanya menampilkan angka karbohidrat total. Jika demikian, Anda bisa memeriksa komposisi bahan seperti pada langkah berikutnya.
Untuk mengetahui kandungan gula di dalam suatu produk kemasan, cara selanjutnya yakni dengan memeriksa komposisi bahan. Bahan yang kandungannya paling banyak umumnya tercantum pada urutan awal dalam daftar komposisi produk.
Waspadalah bila Anda tidak menemukan jumlah gula total pada label informasi gizi, tapi bahan ini tercantum pada urutan awal daftar komposisi produk. Ini menandakan bahwa produk tersebut mengandung cukup banyak gula.
Setelah itu, carilah nama lain gula yang tertera pada daftar tersebut. Semakin banyak jenis gula yang Anda temukan, semakin tinggi pula kandungan gula dalam produk tersebut.
Setelah mengetahui jenis dan jumlah gula pada suatu produk, kini bandingkan produk tersebut dengan yang lain. Lakukan langkah yang sama pada produk lainnya, mulai dari membaca label informasi gizi hingga daftar komposisi makanan.
Bahaya makanan kemasan memang berasal dari kandungan gulanya yang tinggi. Akan tetapi, berbagai langkah ini setidaknya dapat membantu Anda memilih produk kemasan dengan kandungan gula yang paling sedikit.
Saat membeli produk makanan atau minuman kemasan, jangan sampai Anda terkecoh dengan tidak adanya keterangan “gula”. Padahal, produk tersebut mungkin saja masih mengandung gula, tapi dengan nama yang berbeda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar