backup og meta

Apa Itu Fruktosa? Inilah Manfaat dan Sumber Makanannya

Apa Itu Fruktosa? Inilah Manfaat dan Sumber Makanannya

Fruktosa adalah jenis gula sederhana yang ditemukan secara alami dalam berbagai buah, sayuran, dan madu. Jenis gula ini juga dikenal sebagai gula buah karena banyak terdapat dalam buah-buahan. Ketahui lebih jauh mengenai jenis gula ini dan bagaimana pengaruhnya bagi kesehatan.

Apa itu fruktosa?

Fruktosa adalah jenis karbohidrat sederhana (gula) dalam kelompok monosakarida dan terdapat di dalam gula dapur yang dikonsumsi sehari-hari.

Bersama glukosa, jenis gula ini akan dicerna menjadi sumber energi dalam tubuh.

Jenis gula ini juga merupakan gula alami dari buah, tapi jumlahnya tak terlalu banyak.

Jenis gula ini juga dapat ditemukan di berbagai pemanis tambahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi dan sirup agave.

Jika suatu produk mencantumkan tambahan gula sebagai salah satu bahan utamanya, biasanya produk tersebut mengandung fruktosa yang tinggi.

Meski merupakan sumber energi, asupan gula ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme.

Manfaat fruktosa

fruktosa

Rasa manis dari buah-buahan, seperti apel, pir, dan kurma, yang Anda konsumsi berasal dari fruktosa.

Dikutip dari Calorie Control Council, tidak seperti glukosa, fruktosa justru menyebabkan kadar gula darah rendah, asalkan dikonsumsi dalam batas sewajarnya. 

Beberapa ahli kesehatan merekomendasikan jenis gula ini sebagai pemanis yang bisa dikatakan aman untuk pasien diabetes tipe 2.

Berikut manfaat lainnya untuk tubuh manusia.

  • Membantu menghasilkan energi.
  • Menyimpan energi dalam bentuk glikogen.
  • Membentuk lemak dalam tubuh.

Meskipun memiliki manfaat untuk metabolisme tubuh, Anda tetap perlu berhati-hati.

Pasalnya, mengonsumsi sumber makanan yang mengandung gula tinggi  dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Sumber makanan mengandung fruktosa

Sebagai jenis gula yang terdapat dalam bahan makanan alami, Anda dapat menemukan kandungan fruktosa pada buah dan sayuran berikut.

Kandungan fruktosa yang cukup tinggi juga terdapat dalam makanan dan minuman olahan seperti:

  • sirup jagung,
  • karamel,
  • madu olahan,
  • gula cair, dan
  • gula aren.

Bagaimana fruktosa dicerna dalam tubuh?

fruktosa

Glukosa dan fruktosa dicerna serta diserap dengan cara yang berbeda oleh tubuh.

Setelah sampai di usus halus, glukosa akan langsung diserap ke pembuluh darah, lalu sel-sel tubuh akan menggunakannya sebagai energi. 

Tubuh juga akan melepaskan jenis gula ini ke pembuluh darah selama proses penyerapan zat gizi di usus halus.

Namun, untuk diproses sebagai energi, jenis gula ini harus dipecah menjadi glukosa terlebih dahulu oleh organ hati.

Itulah mengapa jenis gula ini tidak langsung meningkatkan gula darah selayaknya glukosa.

Namun, jenis gula ini tetap akan menaikkan gula darah secara bertahap setelah sedikit demi sedikit organ hati mengolahnya menjadi glukosa.

Selain glukosa, hasil akhir dari proses pencernaan gula ini adalah trigliserida, asam urat, dan beberapa zat radikal bebas.

Apa efek samping fruktosa?

Meskipun fruktosa dapat menjadi bagian dari diet yang sehat, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping fruktosa.
  • Gangguan pencernaan.
  • Penambahan berat badan.
  • Resistensi insulin dan diabetes.
  • Peningkatan risiko penyakit hati.
  • Peningkatan risiko penyakit jantung.
  • Asam urat.

Risiko kelebihan asupan fruktosa

Mengonsumsi jenis gula ini secara berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan Anda. Berikut adalah bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

1. Penyakit hati

Konsumsi fruktosa terlalu banyak bisa menyebabkan penumpukan trigliserida di hati.

Trigliserida adalah jenis lemak yang dihasilkan dari pemecahan jenis gula ini oleh hati. Pengendapan lemak ini bisa merusak fungsi organ hati.

Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menyebabkan penyakit perlemakan hati non-alkoholik.

2. Penyakit jantung

Jenis gula ini dapat menghancurkan komposisi lemak darah Anda, sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Meningkatnya LDL menyebabkan akumulasi lemak di sekitar organ dan berpotensi penyakit jantung.

Penumpukan trigliserida juga bisa memicu timbulnya plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

3. Risiko lainnya

Berikut ini efek lain yang mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan tinggi fruktosa secara berlebihan.

  • Zat radikal bebas yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa juga dapat merusak struktur sel, enzim, dan bahkan gen. 
  • Meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang menyebabkan asam urat dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Menyebabkan resistensi insulin yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2.
  • Fruktosa tidak menekan nafsu makan seperti halnya glukosa, sehingga mungkin dapat memicu nafsu makan berlebihan.

Gangguan metabolisme

Sebagian orang tidak mampu mencerna dan menyerap jenis gula ini dengan baik.

Kondisi yang disebut dengan malabsorbsi jenis gula ini ditandai dengan meningkatnya jumlah gas di saluran cerna dan gangguan pencernaan lainnya.

Malabsorbsi ini terbilang cukup umum terjadi dan memengaruhi 1 dari 3 orang. 

Orang yang mengalami malabsorbsi fruktosa tidak memiliki sel pembawa fruktosa (enterosit) yang cukup dalam ususnya.

Jika usus kekurangan sel pembawa, gula ini akan menumpuk di dalam usus besar dan mengakibatkan gangguan pencernaan.

Malabsorpsi fruktosa dapat disebabkan oleh banyak penyebab yang meliputi:

  • ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus,
  • terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan,
  • riwayat masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS),
  • peradangan, dan
  • stres.

Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk mengetahui efek samping jenis gula ini.

Anda bisa mulai dengan membatasi asupan makanan manis untuk menghindari kemungkinan masalah kesehatan yang tak diduga.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui jenis gula dan pemanis yang aman untuk dikonsumsi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Low Fructose Diet. University of Virginia – Health System Retrieved 5 June 2024, from https://med.virginia.edu/ginutrition/wp-content/uploads/sites/199/2014/04/Low-Fructose.pdf

Fructose intolerance: Which foods to avoid?. (2022). Retrieved 5 June 2024, from https://www.mayoclinic.org/fructose-intolerance/expert-answers/faq-20058097

FKp, T., FKp, FKp, P., Penelitian & Pengabdian Masyarakat Struktur UP3 Ners Unair Info Penelitian Info Pengabdian Masyarakat Info Publikasi Data Publikasi, P., Data Publikasi, P., & Ners E-Office, L. et al. (2021). Mengenal Efek Gula Fruktosa yang Dekat dengan Keseharian. Retrieved 5 June 2024, from http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1995-mengenal-efek-gula-fruktosa-yang-dekat-dengan-keseharian

Wpengine. (2017). The Facts on Fructose. Retrieved 5 June 2024, from https://caloriecontrol.org/the-facts-on-fructose/

Dholariya, S., & Orrick, J. (2021). Biochemistry, Fructose Metabolism. Statpearls Publishing. Retrieved 5 June 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK576428/

Serlie, M. (2017). Fructose Consumption, Lipogenesis, and Non-Alcoholic Fatty Liver Disease. Nutrients, 9(9), 981.

Versi Terbaru

07/06/2024

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Begini Trik Mudah untuk Mengurangi Konsumsi Gula

Perbedaan Glukosa dan Fruktosa, Mana yang Lebih Sehat?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 07/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan