backup og meta

Benarkah Mengonsumsi Alpukat Bikin Badan Gemuk?

Benarkah Mengonsumsi Alpukat Bikin Badan Gemuk?

Alpukat menjadi salah satu makanan favorit untuk diet. Namun, Anda mungkin pernah mendengar bahwa alpukat mengandung cukup banyak lemak. Jika demikian, apakah makan alpukat justru bikin Anda bertambah gemuk?

Apakah alpukat bisa menambah berat badan?

Tidak, alpukat tidak bikin gemuk selama konsumsinya tidak berlebihan dan tidak dicampur bahan makanan lain yang menambah kalori.

Justru alpukat mengandung lemak sehat sehingga sering dijadikan makanan pilihan dalam menu diet.

Banyak juga penelitian yang menyebutkan bahwa alpukat bisa dijadikan pengganti mentega karena teksturnya yang hampir sama, tetapi kandungan zat gizinya lebih baik.

Namun, jumlah asupan alpukat juga harus diperhatikan. Pasalnya, kebanyakan makan alpukat bisa menambah berat badan dan meningkatkan risiko iritasi saluran pencernaan.

Daftar manfaat alpukat untuk pengelolaan berat badan

manfaat alpukat untuk ibu menyusui

Berikut adalah beberapa manfaat alpukat dalam konteks pengelolaan berat badan.

1. Membuat kenyang lebih lama

Alpukat adalah sumber serat yang sangat baik. Serat akan memperlambat proses pencernaan sehingga Anda merasa kenyang lebih lama setelah makan alpukat.

Rasa kenyang yang bertahan lama ini sangat penting dalam pengelolaan berat badan dan pola makan sehat.

Ketika Anda merasa kenyang lebih lama, Anda cenderung mengurangi frekuensi makan camilan di antara waktu makan utama.

Mengurangi keinginan untuk ngemil bisa mencegah Anda untuk mengonsumsi makanan yang kurang sehat, seperti makanan tinggi gula, garam, atau lemak.

2. Menaikkan berat badan

Bukan hanya menurunkan berat badan saja, alpukat juga bermanfaat bagi Anda yang ingin menaikkan berat badan secara sehat.

Alpukat adalah buah yang padat kalori, ada sekitar 160 kkal per 100 gram. Kalori tambahan ini memberikan asupan tambahan tanpa harus mengonsumsi porsi yang sangat besar. 

Selain kalori dan lemak, alpukat kaya akan berbagai zat gizi penting seperti vitamin E, vitamin K, kalium, dan magnesium.

Saat mencoba menaikkan berat badan, penting untuk memastikan bahwa kalori yang dikonsumsi mengandung zat gizi yang mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

3. Melancarkan pencernaan

Jika pencernaan tidak lancar, tubuh pun tidak dapat memecah dan menyerap zat gizi dengan optimal. 

Ketika proses ini terganggu, tidak hanya zat gizi penting yang terbuang, tetapi juga dapat menyebabkan penumpukan limbah dan racun dalam tubuh.

Salah satu dampaknya adalah pertambahan berat badan yang tidak diinginkan.

Nah, alpukat kaya akan serat larut dan tak larut yang sama-sama membantu melancarkan pencernaan.

Serat tak larutnya dapat melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan, sedangkan serat larutnya menjadi makanan bagi bakteri baik dalam usus.

4. Menyerap zat gizi makanan dengan lebih baik

Zat gizi tertentu seperti vitamin A, D, E, dan K adalah vitamin yang larut dalam lemak, yang berarti bahwa mereka membutuhkan lemak untuk dapat diserap dengan baik oleh tubuh. 

Alpukat merupakan salah satu sumber lemak sehat yang sangat baik, khususnya lemak tak jenuh tunggal.

Lemak ini tidak hanya penting untuk penyerapan vitamin larut lemak, tetapi juga berfungsi untuk membantu membawa zat gizi dari makanan menuju jaringan tubuh.

Dengan menambahkan alpukat dalam menu sehari-hari, tubuh bahkan bisa menyerap vitamin lebih banyak.

Jadi, bukannya bikin gemuk, alpukat justru meningkatkan kualitas gizi dari makanan yang Anda konsumsi.

5. Menurunkan kolesterol dan trigliserida

Alih-alih bikin gemuk, makan alpukat justru membantu mengurangi kolesterol total dan trigliserida darah.

Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi alpukat dapat meningkatkan kolesterol “baik” yang disebut high-density lipoprotein (HDL).

HDL akan menyerap kolesterol “jahat” dan mencegah penumpukan kolesterol dalam pembuluh arteri.

6. Mudah ditambahkan ke dalam menu diet

Alpukat merupakan bahan makanan serbaguna yang dapat ditambahkan ke hampir semua jenis makanan diet.

Rasa gurih dan tekstur lembut alpukat menjadikannya pelengkap yang sempurna untuk berbagai bahan makanan.

Dalam salad, alpukat dapat memberikan variasi tekstur makanan ketika dicampur dengan sayuran seperti selada, mentimun, atau paprika. 

Tekstur creamy dari alpukat menambah kelembutan dan kekayaan rasa pada salad, meningkatkan kepuasan makan tanpa menambah banyak kalori.

7. Membantu mengontrol berat badan

Alpukat bisa menjadi pilihan yang baik dalam mengontrol berat badan yang ideal.

Sebuah penelitian dalam jurnal Lipids mengungkapkan bahwa lemak tak jenuh pada alpukat bisa menjaga berat badan dengan beberapa cara di bawah ini.

  • Meningkatkan laju pembakaran lemak.
  • Diubah menjadi energi lebih cepat dibandingkan jenis lemak lain.
  • Menurunkan nafsu makan dan keinginan untuk makan lagi.
  • Membuat tubuh membakar lebih banyak kalori setelah makan.

Nah, itu tadi manfaat alpukat dalam pengelolaan berat badan. Tertarik untuk menambahkan alpukat ke dalam menu sehari-hari?

Jangan lupa tambahkan zat gizi lain, seperti protein dan karbohidrat, ya.

Ringkasan

Alpukat tidak membuat gemuk jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan tidak dicampur dengan bahan makanan berkalori tinggi. Alpukat memiliki manfaat untuk pengelolaan berat badan sebagai berikut.
  • Membuat kenyang lebih lama.
  • Menaikkan berat badan.
  • Melancarkan pencernaan.
  • Menyerap zat gizi makanan dengan lebih baik.
  • Menurunkan kolesterol dan trigliserida.
  • Mudah ditambahkan ke dalam menu diet.
  • Membantu mengontrol berat badan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

LDL and HDL Cholesterol: “Bad” and “Good” Cholesterol. (2020). Retrieved 13 August 2024, from https://www.cdc.gov/cholesterol/ldl_hdl.htm

FoodData Central Search Results. (2019). Retrieved 13 August 2024, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171705/nutrients 

Peou, S., Milliard-Hasting, B., & Shah, S. A. (2016). Impact of avocado-enriched diets on plasma lipoproteins: A meta-analysis. Journal of clinical lipidology, 10(1), 161–171. https://doi.org/10.1016/j.jacl.2015.10.011

Schwab, U., Lauritzen, L., Tholstrup, T., Haldorssoni, T., Riserus, U., Uusitupa, M., & Becker, W. (2014). Effect of the amount and type of dietary fat on cardiometabolic risk factors and risk of developing type 2 diabetes, cardiovascular diseases, and cancer: a systematic review. Food & nutrition research, 58, 10.3402/fnr.v58.25145. https://doi.org/10.3402/fnr.v58.25145

Hammad, S., Pu, S., & Jones, P. J. (2016). Current Evidence Supporting the Link Between Dietary Fatty Acids and Cardiovascular Disease. Lipids, 51(5), 507–517. https://doi.org/10.1007/s11745-015-4113-x

Heskey, C., Oda, K., & Sabaté, J. (2019). Avocado Intake, and Longitudinal Weight and Body Mass Index Changes in an Adult Cohort. Nutrients, 11(3), 691. https://doi.org/10.3390/nu11030691

Versi Terbaru

19/08/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Manfaat Alpukat untuk Bayi dan Anak (Plus Tips Memilihnya!)

Apakah Nutrisi dalam Alpukat Beku Berubah?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 19/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan