Ini tandanya, meski salah satu anggota tubuh sudah tidak ada, ujung saraf pada lokasi amputasi terus mengirim sinyal rasa sakit ke otak. Hal ini membuat otak berpikir anggota tubuh tersebut masih ada.
Terkadang, memori otak terhadap rasa nyeri terus bertahan hingga otak menafsirkannya sebagai rasa sakit yang sesungguhnya. Padahal, sinyal rasa sakit tersebut datang dari saraf yang cedera.
Selain itu, para ahli menduga bahwa akar penyebab fenomena misterius ini berasal dari bagian otak yang bernama cortex somatosensorik. Bagian otak ini adalah area yang menyimpan data peta somatotopik, pusat penyimpanan segala informasi mengenai tubuh yang bertanggung jawab untuk indera sentuhan.
Setelah amputasi, otak mengalami penyesuaian peta somatotopik akibat adanya anggota tubuh yang hilang. Persepsi otak terhadap anggota tubuh tersebut tidak akan hilang dan bisa muncul kembali ke permukaan melalui bagian tubuh yang masih ada.
Contohnya, saat Anda menyentuh lengan yang masih ada, kaki yang mengalami amputasi seolah seperti sedang disentuh juga.
Ini dilakukan otak dengan berupaya memberikan respons untuk menyambungkan kembali sirkuit-sirkuit saraf yang tidak lagi menerima rangsangan dari bagian tubuh yang telah mengalami amputasi.
Seperti jenis lain dari rasa sakit, Anda mungkin menemukan bahwa kegiatan atau kondisi tertentu akan memicu phantom pain. Beberapa pemicu ini mungkin termasuk:
- Sentuhan.
- Buang air kecil atau buang air besar.
- Hubungan seks.
- Angina.
- Merokok.
- Perubahan tekanan udara.
- Herpes zoster.
- Paparan udara dingin.
Bagaimana cara mengatasi phantom pain?
Individu yang mengalami phantom pain sering kali enggan untuk memberi tahu orang lain bahwa sedang mengalami kondisi tersebut. Mengapa?
Para individu ini merasa takut mendapat anggapan sebagai orang gila karena kondisinya. Namun, penting untuk Anda ketahui bahwa meski bagian tubuhnya sudah hilang, rasa sakit yang muncul benar-benar nyata.
Oleh sebab itu, jika Anda mengalami phantom pain, jangan ragu untuk memberi tahu orang lain segera agar tim medis bisa segera memberikan penanganan atas kondisi ini.
Menurut Amputee Coalition, penanganan terhadap kondisi ini bisa berasal dari berbagai pendekatan. Akan tetapi, kombinasi penggunaan obat-obatan dan penanganan non-medis biasanya dapat memberikan hasil yang efektif.
Contohnya, jika mengalami patah tulang, dokter biasanya akan menyarankan pengobatan untuk sementara waktu. Namun, Anda bisa membantu proses pengobatan patah tulang tersebut dengan perawatan rumah.
Untuk penanganan phantom pain, khususnya yang terjadi pada kaki setelah amputasi, Anda bisa mengonsumsi obat yang secara langsung mengganggu sinyal rasa sakit pada otak dan sumsum tulang belakang.
Tak hanya itu, ada pula terapi non-obat tertentu untuk membantu mengatasinya, seperti akupunktur atau hipnotis, yang juga bekerja memengaruhi pemahaman otak Anda terhadap sinyal-sinyal ini.
Ada banyak kategori yang berbeda dari obat yang dapat menurunkan rasa sakit Anda, meliputi:
Dokter juga sering merekomendasikan pemasangan anggota tubuh palsu (prostesis fungsional) sebagai cara penanggulangan rasa sakit semu ini.
Dengan begitu, otot-otot pada bagian tubuh yang mengalami amputasi bisa kembali pulih dan rasa nyeri otot berkurang.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar