Fisioterapi atau terapi fisik adalah pengobatan dan rehabilitasi fisik untuk berbagai jenis penyakit. Fisioterapi dapat menggunakan gaya dan gerak mekanis, memperbaiki gangguan, serta meningkatkan mobilitas, fungsi, dan kualitas kehidupan saat seseorang mengalami cedera atau cacat. Selain itu, fisioterapi akan membantu mencegah cedera lebih lanjut. Lantas, fisioterapi berguna untuk mengobati penyakit apa saja, ya? Yuk, cari tahu!
Fisioterapi bisa untuk menyembuhkan penyakit apa saja?
Fisioterapi adalah profesi kesehatan berbasis gelar. Seorang fisioterapis menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk membantu mengobati cedera dan penyakit apa saja dengan menggunakan berbagai metode.
Metode yang digunakan oleh fisioterapis untuk menyembuhkan pasien yakni dengn cara dipijat, terapi panas, latihan, hingga elektroterapi.
Fisioterapis membantu membimbing pasien untuk melakukan latihan tertentu.
Pasien juga akan diminta untuk melakukan perubahan gaya hidup tertentu bila diperlukan.
Tujuannya untuk meringankan berbagai kondisi medis yang mengganggu.
Ahli fisioterapi juga akan mempromosikan gerakan, seperti berjalan dan menyediakan alat bantu gerak, yang dapat membantu pengobatan pasien.
Adapun beberapa penyakit butuh fisioterapi untuk menyembuhkannya, kira-kira apa saja?
Berikut berbagai kondisi medis yang bisa dirawat dengan fisioterapi.
1. Kondisi jantung dan pernapasan
Fisioterapis yang ada di pusat rehabilitasi jantung bertugas membantu pasien untuk menerapkan cara berhenti merokok dan melakukan gaya hidup sehat.
Bahkan, pasien yang mengalami penyakit cystic fibrosis (lendir menyumbat paru-paru) dapat bantu disembuhkan dengan fisioterapi.
Seorang fisioterapis juga bisa menggunakan teknik-teknik tertentu untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru agar pernapasan terasa lega.
Sementara itu, untuk penyakit asma, fisioterapis biasanya menyarankan pasien untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan melakukan latihan khusus.
Secara keseluruhan, teknik ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Cedera sendi
Jika Anda bertanya-tanya fisioterapi bisa untuk penyakit apa saja, salah satunya dapat membantu menangani cedera sendi.
Cedera sendi adalah salah satu masalah paling umum pada pasien fisioterapi dan termasuk penyakit yang dapat disembuhkan dengan perawatan ini.
Mengutip Naraya Health, fisioterapi akan membantu mengurangi rasa sakit dan menghilangkan ketergantungan pada obat penghilang rasa sakit.
Fisioterapi akan melakukan pijatan dan terapi panas atau dingin untuk membantu meredakan nyeri sendi yang sering kali ditimbulkan.
3. Arthritis
Pengobatan untuk osteoarthritis adalah pijatan dan penggunaan modalitas seperti ultrasound dan panas.
Hidroterapi (latihan dalam air hangat) juga membantu dalam mengurangi nyeri arthritis dan melancarkan pergerakan sendi.
4. Masalah pada punggung
Pengobatan fisioterapi dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit apa saja yang berkaitan dengan nyeri punggung.
Latihan atau terapi yang dijalani oleh masing-masing individu bisa begitu berbeda, tergantung dengan kondisi dan tingkat keparahan yang dialami.
Biasanya, latihan fisik yang dijalani selama terapi termasuk aerobik, latihan untuk menguatkan tubuh, gerakan pemanasan atau fleksibilitas tubuh, dan tes untuk mengetahui toleransi tubuh terhadap rasa sakit.
5. Masalah fleksibilitas
Orang yang baru pulih dari cedera atau operasi biasanya diminta untuk banyak berisitirahat di tempat tidur.
Jika Anda mengalami kondisi ini, tentu butuh waktu sampai nantinya bisa kembali menjalankan aktivitas normal.
Dalam hal ini, fleksibilitas bisa menjadi tantangan bagi sebagian besar orang yang cedera.
Pasalnya, melakukan tugas sehari-hari mungkin tampak hampir mustahil karena rasa sakitnya yang cukup mengganggu.
Nah, disinilah fisioterapi dapat sangat membantu Anda untuk mengatasi fleksibitas pasca operasi.
Dengan bantuan fisioterapi, tubuh Anda akan mendapatkan kembali kekuatan, fleksibilitas, dan meningkatkan koordinasi otot gerak.
6. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menahan buang air.
Tak perlu takut untuk berobat bila Anda memiliki kondisi ini. Sebab, salah satu penyakit yang bisa ditangani dengan fisioterapi adalah inkontinensia urine.
Seorang fisioterapis dapat membantu Anda yang memiliki kondisi inkontinensia urine dengan pengobatan non-bedah.
Pengobatan dapat mencakup: latihan dasar panggul khusus dan saran terkait kebiasaan gaya hidup seperti makan dan minum.
7. Pencegahan cedera
Pasien yang menemui fisioterapis umumnya orang yang terkena cedera.
Kebanyakan dari cedera sebenarnya bisa dicegah jika mereka datang sebelum terkena cedera tersebut.
8. Gangguan muskuloskeletal dan multiple sclerosis
Banyak pasien dengan kondisi gangguan muskuloskeletal yang fungsi tubuhnya bisa kembali normal setelah mendapatkan pengobatan fisioterapi.
Fisioterapis memiliki berbagai macam cara untuk mengobati penyakit apa saja dengan teknik-teknik yang mencakup latihan sendi, peregangan otot, terapi berdasarkan pemicu, dan akupuntur.
9. Sakit leher dan sakit kepala
Fisioterapi sangatlah membantu untuk mengatasi penyakit apa saja termasuk dalam mengobati sakit kepala yang berkaitan dengan disfungsi tulang belakang servikal.
Namun, jenis penanganan fisioterapinya akan tergantung pada kondisi medis yang Anda alami.
10. Osteoporosis
Seiring bertambahnya usia, persendian dan otot tubuh bisa menjadi lemah.
Kondisi melemahnya otot-otot tubuh ini berisiko menimbulkan cedera dan komplikasi lain, seperti radang sendi dan osteoporosis.
Supaya bisa segera sembuh, Anda perlu berkonsultasi dengan seorang fisioterapi.
Aktivitas yang disarankan selama sesi fisioterapi dapat meningkatkan gerakan, koordinasi, dan membantu Anda berjalan dengan lancar.
Latihan dapat membantu menjaga kepadatan tulang dan meningkatkan kekuatan dan menstimulasi pertumbuhan tulang pada penderita osteoporosis.
11. Sindrom carpal tunnel
Penyakit lainnya yang dapat disembukan dengan fisioterapi adalah sindrom carpal tunnel. Ini biasanya dianjurkan dilakukan setelah mendapatkan diagnosis awal dari dokter.
Tidak hanya melakukan operasi carpal tunnel, fisioterapi dapat dilakukan dengan melakukan beberapa teknik anti-inflamasi (antiperadangan).
Hal ini mencakup penggunaan kompres es, pijatan, dan latihan peregangan untuk mengembalikan fungsi dan mengurangi nyeri.
[embed-health-tool-bmi]