Kelemahan otot tubuh dapat terjadi akibat distrofi miotonik. Kondisi ini bisa membuat otot tegang hingga pada akhirnya melemah dan tidak berfungsi dengan baik. Ketahui selengkapnya terkait distrofi miotonik di sini.
Kelemahan otot tubuh dapat terjadi akibat distrofi miotonik. Kondisi ini bisa membuat otot tegang hingga pada akhirnya melemah dan tidak berfungsi dengan baik. Ketahui selengkapnya terkait distrofi miotonik di sini.
Distrofi miotonik atau myotonic dystrophy adalah salah satu jenis distrofi otot yang dapat menyerang otot dan berbagai organ di dalam tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan otot semakin lama semakin lemah.
Kondisi ini juga menyebabkan otot tubuh tidak mampu untuk rileks, sehingga penderitanya mengalami kontraksi otot yang cukup lama dan tidak bisa melemaskan otot.
Sebagai contoh, pasien akan merasa kesulitan melepaskan genggaman tangan dari gagang pintu.
Bahkan, pada kondisi tertentu, penyakit ini bisa memengaruhi otot bibir, sehingga menyebabkan kesulitan bicara atau membuka mulut.
Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan gejala detak jantung yang abnormal. Pasalnya, distrofi miotonik juga dapat menyerang otot yang terdapat pada jantung.
Gejala distrofik miotonik dapat berbeda-beda, tergantung dari usia penderita. Semakin lama terjadinya, gejala ini pun bisa bertambah semakin parah.
Berikut adalah gejala distrofik miotonik sesuai dengan kelompok usia penderitanya.
Pada bayi baru lahir, distrofik miotonik bisa menimbulkan gejala sebagai berikut.
Kemampuan bernapas dan pergerakan otot biasanya akan membaik di beberapa tahun pertama kehidupan.
Kebanyakan bayi juga bisa belajar duduk, berdiri, hingga berjalan. Namun, perkembangan kemampuan ini cenderung terjadi lebih lambat dibandingkan dengan bayi pada umumnya.
Distrofik miotonik pada anak-anak bisa memengaruhi tumbuh kembangnya dan menimbulkan gejala berikut ini.
Menjelang usia dewasa, anak kemudian akan mulai mengalami gangguan otot dan gejala lainnya.
Gejala yang paling mencolok dari distrofik miotonik pada orang dewasa adalah kelemahan otot yang semakin parah.
Kelemahan otot umumnya berawal pada beberapa bagian tubuh berikut.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, kelemahan ini bisa menyebar ke area-area otot di bagain tubuh lainnya, seperti otot di paha ataupun organ pernapasan.
Selain itu, ada pula gejala lain yang mungkin muncul sebagai penanda adanya distrofi miotonik, seperti berikut ini.
Sementara itu, kondisi ini juga bisa menyerang rahim, sehingga membuat wanita yang mengalaminya harus menjalani perawatan khusus jika sedang hamil.
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis distorfi miotonik, yaitu sebagai berikut.
Distrofi miotonik tipe 1 dikenal juga sebagai penyakit Steinert.
Tipe ini muncul saat gen pada kromosom 19 yang disebut DMPK memiliki bagian yang meluas secara abnormal dan berada dekat dengan area regulasi dari gen lainnya, yaitu SIX5.
Tipe ini dibagi lagi berdasarkan usia penderita dan tingkat keparahannya, seperti berikut ini.
Distrofi miotonik tipe 2 disebabkan oleh adanya bagian yang meluas secara abnormal pada gen kromosom 3 yang disebut dengan ZNF9.
Tipe ini terjadi pada usia dewasa, rata-rata dimulai saat berusia 48 tahun dan tergolong tipe yang lebih ringan dibandingkan dengan tipe 1.
Pada umumnya, diagnosis kondisi ini dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, serta tes medis yang mungkin dibutuhkan.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis kondisi ini, yaitu sebagai berikut.
Sampai saat ini distrofi miotonik masih belum dapat disembuhkan.
Namun, penderitanya masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari jika mendapat perawatan intensif untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Tergantung dari bagian tubuh yang mengalami gejala, perawatan bisa meliputi berikut ini.
Umumnya, distrofi miotonik akan ditangani oleh ahli saraf serta berbagai ahli terapi. Para ahli akan mendampingi sekaligus memberikan pelatihan individual kepada pasien untuk mengatasi kelemahan otot yang mungkin dialami.
Tak hanya itu, para ahli akan melakukan evaluasi kondisi tiap pasien secara rutin. Tujuannya untuk menentukan apakah pasien membutuhkan alat bantu medis agar lebih mudah menggerakkan tangan atau kaki.
Oleh sebab itu, jika Anda mengalami gejala dari kondisi ini, segera periksakan kondisi Anda ke dokter untuk mendapatkan perawatan terbaik sesuai dengan kebutuhan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar