Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Sindrom Reiter atau atau arthritis reaktif adalah nyeri sendi disertai pembengkakan yang dipicu oleh infeksi pada bagian lain dari tubuh, seperti usus, alat kelamin, dan saluran kemih.
Umumnya, penyakit ini menyerang sendi pada tulang belakang dan area sendi sakroilika, yakni area tulang belakang yang menempel pada panggul.
Di samping itu, peradangan juga bisa terjadi pada sendi kaki, dan memengaruhi mata, kulit, atau uretra. Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan pada beberapa organ, seperti konjungtivitas, saluran kemih, usus, dan ginjal.
Sindrom Reiter adalah jenis arthritis yang kurang umum ketimbang rematik atau osteoarthritis.
Menurut laman kesehatan yang dikelola oleh University of Washington, sindrom ini lebih umum terjadi pada pria kulit putih yang berusia 20 hingga 40 tahun. Meski begitu, penyakit ini juga bisa menyerang wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Tanda dan gejala arthritis reaktif umumnya mulai satu hingga empat minggu setelah terpapar infeksi pemicu.
Berikut ini adalah berbagai tanda dan gejala sindrom Reiter yang umumnya terjadi.
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, segera periksa ke dokter. Bagi kebanyakan orang, gejala tersebut akan datang dan pergi, perlahan menghilang dalam waktu 12 bulan.
Setiap orang sangat mungkin menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Ada pula yang mengalami gejala lain yang tidak tercantum pada ulasan di atas.
Penyebab utama dari sindrom Reiter adalah infeksi pada tubuh. Munculnya gejala adalah reaksi dari tubuh terhadap infeksi. Biasanya penularan infeksi terjadi akibat hubungan seks atau melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Berikut berbagai jenis bakteri yang menjadi penyebab munculnya penyakit pada sendi ini.
Siapa saja bisa terkena arthritis reaktif. Namun, beberapa orang bisa saja memiliki risiko yang lebih tinggi terkena sindrom Reiter karena berbagai faktor.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa sendi Anda untuk melihat tanda dan gejala peradangan, seperti pembengkakan, kehangatan dan nyeri tekan, dan menguji rentang gerak tubuh.
Kemudian, dokter juga memeriksa mata Anda Anda jika terjadi peradangan dan ruam pada kulit. Selain itu, Anda perlu mengikuti serangkaian tes kesehatan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit.
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah keparah dari infeksi yang ada pada tubuh dan mengendalikan gejala. Berikut ini adalah berbagai pengobatan sindrom Reiter.
Jika arthritis reaktif Anda dipicu oleh infeksi bakteri, dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik. Jenis antibiotik yang dokter resepkan akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menginfeksi.
Selain antibiotik, Anda mungkin juga akan minum obat atau disuntikkan obat lain seperti berikut ini.
Seorang ahli terapi fisik akan mengarahkan latihan untuk pemulihan sendi dan otot tubuh. Ini meliputi latihan untuk menguatkan otot dan sendi, serta meningkatkan fleksibilitas sendi dan mengurangi kekakuan.
Selain pengobatan dokter, Anda juga perlu menerapkan perawatan rumahan untuk membantu meningkatkan efektivitas pemulihan tubuh dari penyakit.
Faktor genetik tampaknya berperan dalam meningkatkan risiko artritis reaktif. Meskipun Anda tidak dapat mengubah susunan genetik, Anda dapat mengurangi paparan bakteri yang dapat menyebabkan sindrom Reiter.
Pastikan makanan disimpan pada suhu yang tepat. Anda juga perlu mencuci sayur atau buah dengan benar untuk menghilangkan bakteri hidup di makanan tersebut.
Kemudian, praktekkan kehidupan seks yang aman seperti tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar