backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Waham, Ketika Seseorang Percaya Pemikiran yang Salah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/02/2023

Waham, Ketika Seseorang Percaya Pemikiran yang Salah

Salah satu gejala yang kerap ditemukan pada pasien skizofrenia adalah waham. Kondisi ini membuat mereka sangat memercayai hal-hal yang sebetulnya keliru.

Berikut penjelasan lebih lanjut seputar gejala gangguan mental yang satu ini.

Apa itu waham?

Waham atau yang juga kerap disebut dengan delusi adalah kondisi ketika seseorang mempercayai sesuatu yang keliru.

Meskipun sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa apa yang dipercayainya tidak sesuai dengan kenyataan, seseorang yang mengalami delusi tetap akan bertahan pada pemikirannya.

Delusi termasuk salah satu jenis gangguan psikosis karena kerap membuat pengidapnya kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dan khayalan.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, pengidap delusi mungkin akan terlihat seperti orang-orang pada umumnya. Banyak dari mereka yang bisa bersosialisasi dengan baik.

Namun, saat kepercayaannya pada suatu hal kembali muncul, mereka akan sibuk dengan delusinya sehingga perilakunya mungkin berubah.

Jenis-jenis waham

waham somatik adalah

Secara garis besar, waham terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Waham primer atau bizarre delusion adalah pikiran yang benar-benar tidak logis dan tidak mendasar.

Sementara itu, delusi sekunder atau non-bizarre delusion merupakan pikiran tidak masuk akal yang muncul karena ada yang mendasarinya, tetapi pikiran ini dibesar-besarkan.

Supaya lebih jelas, berikut merupakan pembagian jenis delusi sesuai dengan apa yang dialami pengidapnya.

1. Waham kebesaran (grandiose)

Ini merupakan keyakinan yang membuat seseorang percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Salah satu contoh grandiose yaitu keyakinan pada diri seseorang bahwa ia adalah seorang raja atau penguasa alam semesta.

2. Waham agama

Sesuai dengan namanya, kondisi ini akan membuat seseorang merasa memiliki keyakinan yang sangat kuat terkait agama.

Delusi agama mungkin membuat seseorang berpikir bahwa dirinya adalah nabi atau bahkan Tuhan.

3. Waham curiga atau kejar

Seseorang dengan waham curiga akan merasa seperti selalu diawasi oleh orang yang berniat mencelakainya. Alhasil, mereka akan dengan mudah mencurigai orang-orang di sekitarnya.

Tidak jarang, kecurigaan ini membuat seseorang mengambil tindakan hukum atau bahkan melakukan kekerasan pada seseorang yang dicurigainya.

4. Waham cemburu

Jenis delusi ini akan membuat seseorang sangat mudah cemburu dengan pasangannya. Mereka akan berpikir bahwa pasangannya selingkuh dan tidak setia tanpa adanya bukti.

Pada kasus ekstrem, kecemburuan yang sebenarnya merupakan delusi ini bisa membuat seseorang mencelakai pasangannya karena merasa dikhianati.

5. Delusi somatik

Kondisi ini membuat seseorang percaya bahwa dirinya memiliki masalah fisik atau penyakit tertentu.

Salah satu contoh paling umum dari delusi somatik adalah kepercayaan bahwa ada parasit yang menginfeksi tubuh sehingga menimbulkan bau badan.

Delusi somatik sering kali membuat pengidapnya tidak memercayai pemeriksaan kesehatan karena hasil yang didapatkan tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

6. Waham nihilistik

mati berdiri kaku mayat rigor mortis

Waham nihilistik adalah pemikiran keliru yang membuat seseorang percaya bahwa dirinya sudah meninggal dunia.

Ia mungkin juga menganggap orang-orang di sekitarnya merupakan roh seperti dirinya.

Mengutip sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Edizioni Minerva Medica, delusi nihilistik kerap membuat seseorang tidak lagi peduli pada apa pun di sekitarnya.

7. Erotomania

Orang-orang yang mengidap erotomania menganggap bahwa ada orang lain, khususnya orang terkenal atau penting, yang mencintainya.

Kepercayaan yang tidak benar ini sering kali membuat mereka melakukan penguntitan dan berusaha melakukan kontak dengan orang tersebut.

Selain berbagai jenis delusi di atas, ada pula delusi campuran yang terdiri dari beberapa delusi sekaligus. Pengidap skizofrenia bisa mengalami kondisi ini.

Sebagai contoh, pengidap skizofrenia paranoid mungkin mengalami waham kebesaran dan curiga sekaligus. Mereka meyakini dirinya adalah penguasa dan ada orang jahat yang berusaha mencelakainya.

Tanda dan gejala waham

Secara sekilas, seseorang dengan waham akan terlihat seperti orang-orang pada umumnya. Namun, mereka mungkin menunjukkan gejala atau kebiasaan seperti berikut.

  • Merasakan sesuatu yang tidak nyata, contohnya mendengar sesuatu di dalam ruangan yang hening.
  • Mudah menyimpan dendam.
  • Tidak memercayai pikiran orang lain yang berbeda dengannya.
  • Suasana hati mudah berubah menjadi negatif, misalnya marah-marah atau tidak bersemangat.
  • Mencurigai kesetiaan atau kepercayaan yang diberikan oleh orang sekitar.

Seseorang dengan delusi biasanya juga mengalami gangguan kecemasan karena pikirannya sendiri.

Penyebab waham

skizofrenia karena keturunan

Sama halnya dengan gangguan psikotik lainnya, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab seseorang mengalami delusi.

Akan tetapi, berikut merupakan beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya.

1. Genetik

Seperti gangguan mental lainnya, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan waham mungkin akan mewariskan masalah kejiwaan ini pada anggota keluarga lainnya.

2. Kelainan pada otak

Ketidakseimbangan neurotransmiter (bahan kimia di dalam otak) dipercaya menjadi salah satu penyebab terbentuknya delusi.

Pada pengidap delusi, ditemukan adanya aktivitas dopamin yang tidak normal. Dopamin merupakan neurotransmiter sekaligus hormon yang menimbulkan perasaan senang.

3. Lingkungan

Kecenderungan antisosial dan kebiasaan melihat situasi yang menimbulkan kecemburuan dari lingkungan sekitar juga bisa membuat seseorang lebih mudah mengidap delusi.

Selain itu, apabila Anda tinggal dengan pengidap delusi, Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal serupa.

4. Trauma

Kejadian buruk di masa lalu yang meninggalkan trauma rupanya juga bisa menjadi penyebab waham. Namun, diagnosis awal yang diberikan biasanya adalah post-traumatic stress disorder (PTSD).

Pasien bisanya akan kambuh saat melihat atau mengingat kejadian yang membuatnya trauma di masa lalu.

Gangguan mental yang berkaitan dengan waham

Menurut sebuah yang diterbitkan dalam Industrial Psychiatry Journal, berikut merupakan beberapa jenis gangguan mental yang kerap disertai dengan delusi.

  • Gangguan psikosis seperti skizofrenia.
  • Gangguan kepribadian seperti gangguan bipolar.
  • Depresi berat.
  • Delirium.
  • Penyakit Alzheimer dan demensia.

Diagnosis waham

Sampai saat ini, belum ada pemeriksaan lmedis yang secara khusus bisa mendeteksi waham.

Seseorang dikatakan mengidap kondisi ini jika mengalami setidaknya satu jenis delusi selama lebih dari satu bulan.

Meski begitu, pemeriksaan fisik mungkin akan tetap dilakukan untuk memastikan apakah delusi yang Anda alami berkaitan dengan kondisi kesehatan lainnya.

Jika tidak ditemukan masalah kesehatan lain yang menyertai, Anda mungkin akan diberi rujukan ke psikiater atau psikolog. Mereka kemudian akan melakukan diagnosis dengan wawancara khusus.

Pengobatan waham

Setiap pasien mungkin memerlukan perawatan yang berbeda karena pemberi layanan kesehatan perlu menyesuaikan dengan kondisi kesehatan lainnya.

Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif merupakan salah satu jenis pengobatan sering diberikan kepada pasien delusi.

Dokter Anda mungkin juga meresepkan obat antipsikotik. Jika kondisi ini membuat Anda kesulitan tidur atau mengalami gangguan kecemasan, dokter akan memberikan obat tambahan.

Kesimpulan

  • Waham adalah kondisi ketika seseorang memercayai sesuatu yang salah meskipun ada banyak bukti bahwa pemikirannya keliru.
  • Kondisi ini dibedakan berdasarkan perasaan yang menyertainya. Contohnya waham cemburu, nihilistik, dan erotomania.
  • Kerap ditemukan pada pengidap gangguan mental seperti skizofrenia, bipolar, dan depresi berat.
  • Belum ditemukan penyebab dan diagnosis secara pasti.
  • Kerap diobati dengan antipsikotik dan psikoterapi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan