backup og meta

Erotomania, Yakin Dicintai Seseorang padahal Tidak

Erotomania, Yakin Dicintai Seseorang padahal Tidak

Merasa dicintai oleh seseorang yang bahkan belum pernah Anda temui? Pada kasus tertentu, pemikiran ini bisa menandakan suatu kondisi kejiwaan yang disebut erotomania.

Jika dibiarkan, erotomania bisa memengaruhi kualitas hidup Anda. Yuk, pelajari lebih dalam mengenai gejala, penyebab, dan penanganannya dalam uraian berikut ini!

Apa itu erotomania?

Erotomania adalah gangguan mental langka yang membuat pengidapnya meyakini bahwa ada orang yang mencintainya, padahal itu tidak pernah terjadi.

Kondisi mental yang termasuk dalam gangguan delusi ini juga dikenal dengan sebutan De Clérambault syndrome.

Setiap orang bisa menjadi objek khayalan bagi orang-orang dengan erotomania syndrome. Namun, objek ini biasanya memiliki kelas sosial yang tinggi, seperti aktor, penyanyi, atau tokoh terkenal.

Tak jarang, objek khayalan tersebut merupakan seseorang yang tidak dikenal atau bahkan belum pernah ditemui.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Erotomania memang lebih banyak ditemukan pada perempuan. Namun, laki-laki yang mengalami kondisi ini lebih berisiko melakukan perilaku agresif sampai tindak kekerasan. Selain itu, meski ditandai dengan perilaku kepedean, erotomania justru banyak ditemukan pada seseorang dengan rasa percaya diri yang rendah.

Tanda dan gejala orang dengan erotomania

senyum bikin bahagia

Merasa geer atau kepedean bahwa ada seseorang yang menaruh hati pada Anda sebenarnya merupakan hal yang wajar.

Akan tetapi, jika keyakinan tersebut terus bertahan lama, bahkan ketika tidak ada bukti kasih sayang, ini bisa saja menandakan erotomania.

Berikut ini adalah ciri-ciri lain yang biasanya ditunjukkan oleh seseorang dengan De Clérambault syndrome.

  • Orang yang dinilai mencintainya adalah seseorang dengan status lebih tinggi, seperti selebritas, atasan di kantor, atau sosok yang banyak dikagumi.
  • Merasa bahwa orang tersebut sudah lebih dulu jatuh cinta pada dirinya.
  • Menilai tindakan dan respons pujaan hati secara berlebihan, padahal orang lain menilainya sebagai hal yang biasa.
  • Menolak menerima kebenaran atau penjelasan dari orang lain bahwa apa yang diyakininya adalah kesalahan.
  • Cemburu atau bahkan marah ketika kekasih khayalannya berinteraksi dengan orang lain.
  • Mengganggu orang lain yang dianggap memiliki kedekatan dengan orang yang diyakini jatuh cinta padanya.
  • Terdorong untuk melakukan sesuatu yang ekstrem, seperti menguntit (stalking), berbohong, memanipulasi, hingga melakukan tindak kekerasan untuk membuktikan bahwa perasaannya benar.

Setiap orang yang mengalami gejala erotomania bisa menunjukkan yang berbeda. Jika Anda merasa terobsesi pada seseorang atau menunjukkan gejala delusi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Penyebab erotomania

Erotomania diduga terjadi ketika seseorang kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi (delusi). Ini membuatnya menilai tindakan orang lain sebagai ungkapan ketertarikan atau upaya mencari perhatian.

Erotomania bisa terjadi dengan sendirinya tanpa dilatarbelakangi gangguan mental lainnya. Namun, pada kebanyakan kasus, kondisi ini dikaitkan dengan gejala gangguan bipolar.

Gangguan bipolar membuat pengidapnya mengalami perubahan suasana hati ekstrem. Seseorang dengan gangguan bipolar akan mengalami episode hipomania dan mania.

Selain gangguan bipolar, erotomania juga kerap dikaitkan dengan kondisi yang memengaruhi cara berpikir seseorang, seperti:

Pengobatan sindrom erotomania

beda psikolog dan psikiater

Jika dibiarkan, penyakit erotomania dapat mengganggu produktivitas sehari-hari karena kondisi ini membuat pengidapnya hanya memikirkan pacar khayalannya.

Maka dari itu, pengobatan erotomania berfokus untuk mengatasi gejalanya sehingga orang-orang dengan kondisi ini bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Berikut adalah metode perawatan yang bisa diberikan untuk mengatasi kondisi yang juga dikenal sebagai penyakit mudah jatuh cinta ini.

1. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan salah satu jenis psikoterapi yang kerap diberikan untuk seseorang dengan sindrom erotomania.

Jenis psikoterapi ini akan membantu pasien menyadari pemikiranya yang salah sehingga ia bisa mengubah perilaku atau responsnya.

2. Pemberian obat-obatan

Mengingat erotomania kerap dikaitkan dengan gangguan bipolar, studi yang diterbitkan dalam European Psychiatry (2020) menyebutkan bahwa antidepresan dan antimania (mood stabilizer) bisa menjadi metode pengobatannya.

Namun, perlu Anda ingat bahwa obat-obatan tersebut tidak bisa menyembuhkan gangguan bipolar maupun erotomania, tetapi mengendalikan gejalanya.

Pengobatan untuk gangguan mental bisa dilakukan dengan perawatan kombinasi, terlebih jika kondisinya didasari oleh masalah lain.

Dengan perawatan yang tepat dan dukungan orang terdekat, seseorang dengan gangguan mental tetap bisa memiliki kualitas hidup seperti orang-orang pada umumnya.

Oleh karena itu, jangan malu untuk pergi ke psikolog atau psikiater jika Anda merasa bahwa ada yang salah dengan kondisi mental Anda.

Begitu pun jika Anda melihat atau mengenal seseorang dengan gangguan mental, jangan pernah sekali pun menyepelekannya.

Jika memungkinkan, Anda bisa memberikan dukungan moral dengan cara mendampingi mereka bila dibutuhkan.

Kesimpulan

  • Erotomania adalah gangguan mental yang membuat seseorang meyakini bahwa ada orang lain yang sangat mencintainya.
  • Ciri khas erotomania adalah orang yang dinilai mencintai adalah mereka yang memiliki status lebih tinggi, seperti selebritas, atasan, atau sosok yang banyak dikagumi.
  • Penyebab erotomania tidak diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini dikaitkan dengan gangguan bipolar.
  • Psikoterapi dan pemberian obat-obatan, seperti antidepresan dan antimania, adalah beberapa cara untuk menangani penyakit mudah jatuh cinta ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Chaudhury, S., Sowmya, A., Gupta, N., Dhamija, S., Samudra, M., & Saldanha, D. (2021). Erotomania: A case series. Industrial Psychiatry Journal30(3), 249. Retrieved 02 May 2024 from https://doi.org/10.4103/0972-6748.328821.

Almada, A., Luengo, A., Casquinha, P., & Heitor, M. (2016). Erotomania: A case and review. European Psychiatry. Retrieved 02 May 2024 from https://doi.org/10.1016/j.eurpsy.2016.01.2284.

Bipolar disorder. (n.d.). National Institute of Mental Health (NIMH). Retrieved 02 May 2024 from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/index.shtml.

Psychosis. (n.d.). NAMI: National Alliance on Mental Illness. Retrieved 02 May 2024 from https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions/Psychosis.

Sashikar, A. C., Vasanthan, N., & Subhashini, P. (2022). Erotomania: A rare psychiatric condition- A case series. JOURNAL OF CLINICAL AND DIAGNOSTIC RESEARCH. Retrieved 02 May 2024 from https://doi.org/10.7860/jcdr/2022/57016.17081.

Versi Terbaru

03/05/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Perbedaan Cinta dan Obsesi, Jangan Sampai Salah Mengartikan!

Benarkah OCD dan Bipolar Saling Berkaitan? Apa Alasannya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 03/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan