- Pada waktu-waktu tertentu merasa sangat bersemangat, hingga melakukan aktivitas lebih banyak dari orang lain.
- Kesulitan untuk tidur.
- Berbicara banyak hal berbeda dalam waktu yang singat, mungkin juga membicarakan kebohongan tentang orang yang dianggap mencintai dirinya.
Gejala fisik ini biasanya muncul secara mendadak dan berlangsung dalam waktu singkat. Perubahannya sangat amat kentara, mengingat umumnya pengidap De Clérambault sindrome adalah penyendiri.
Apa penyebab dari erotomania syndrome?

Penyebab gangguan erotomania tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, studi mengamati berbagai kasus yang pernah terjadi, salah satunya kasus Robert Hoskins pada tahun 1995.
Honskins percaya bahwa Madonna mencintainya dan percaya penyanyi terkenal tersebut ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidupnya. Hal ini membuat Honskins menjadi obsesif dan menguntit Madonna secara diam-diam dengan memanjat pagar rumahnya beberapa kali.
Kemudian di tahun 2016, kasus erotomania juga terjadi pada wanita usia 50 tahun. Wanita ini melakukan konsultasi ke psikolog dan melaporkan bahwa atasannya jatuh cinta pada dirinya, dan ia percaya bahwa suaminya berusaha menghalang-halangi perasaan atasannya tersebut. Setelah diselidiki, hal ini tidak sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh wanita tersebut.
Pada kebanyakan kasus, erotomania sering dikaitkan dengan gangguan bipolar, yakni gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem. Penderitanya, akan mengalami episode hipomania, depresi, dan mania.
Penyakit mental lain yang mungkin dimiliki pengidap erotomania syndrome adalah gangguan kecemasan, kecanduan obat atau alkoholisme, gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia, serta ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
Lantas, apa pengobatan untuk erotomania syndrome?

De Clérambault syndrome dapat menyebabkan seseorang berperilaku kompulasif dan agresif. Dalam beberapa kasus, perilaku tersebut menyebabkan penderitanya berurusan dengan aparat hukum karena menguntit atau melakukan pelecahan. Bahkan, bisa juga melukai atau menyebabkan kematian pada dirinya sendiri maupun orang lain.
Agar dampak buruk dari gangguan psikologis ini bisa dihindari, pengidapnya perlu mendapatkan pengobatan. Perawatan akan disesuaikan dengan gejala apa saja yang dialami. Umumnya, perawatan difokuskan untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis.
Dokter ahli kejiwaan mungkin akan bekerja sama dengan psikolog, psikiater, maupun terapis dalam merawat pasien. Obat yang paling sering diresepkan dan cukup ampuh menekan gejala adalah obat antipsikotik klasik seperti pimozide.
Jika kurang efektif, obat lain mungkin akan diresepkan sebagai pengganti, seperti olanzapine, risperidone, dan clozapine. Penggunaan obat ini biasanya perlu dikombinasikan dengan psikoterapi, seperti terapi perilaku dan kognitif dan konseling rutin.
Jika erotomania syndrome terjadi bersamaan dengan gangguan mental lain, pasien mungkin perlu mengikuti perawatan kombinasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar