Ada stigma yang beredar dalam masyarakat bahwa gangguan jiwa tidak akan bisa sembuh, karena itu sudah menjadi takdirnya. Anggapan ini salah besar dan nyatanya bisa berakibat fatal. Meski gejalanya tak selalu tampak jelas seperti flu atau kanker, gangguan jiwa bisa diatasi dengan langkah pengobatan yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan obat-obatan resep dokter. Lantas, kenapa obat gangguan jiwa harus diminum rutin, tak seperti obat flu yang diminum kalau sedang sakit saja?
Mengenal berbagai jenis obat gangguan jiwa
Gangguan jiwa sampai ini masih identik dengan “gila”. Namun tidak semua gangguan jiwa seperti itu. Gejala gangguan jiwa lainnya dapat terlewatkan oleh orang awam sehingga mereka tidak sadar bila seseorang mengalami gangguan jiwa. Menurut laporan Kementerian Kesehatan yang tercatat di Riskesdas tahun 2014 lalu, ada sekitar 14 juta orang Indonesia yang memiliki gangguan jiwa ringan seperti gangguan kecemasan atau depresi, dan 400.000 orang yang memiliki gangguan jiwa berat seperti skizofrenia dan psikosis.
Perwujudan gejala suatu gangguan jiwa dan intensitas keparahannya pun bisa sangat bervariasi antar satu orang dan lainnya. Dengan demikian, obat yang diresepkan oleh dokter akan disesuaikan dengan gangguan spesifik yang dialami masing-masing pasien.
Segera kunjungi dokter atau spesialis kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat terkait kondisi yang Anda alami.
Beberapa jenis obat gangguan jiwa yang paling sering diresepkan dokter untuk menangani gejalanya, meliputi:
- Antidepresan, untuk mengobati depresi ringan hingga berat, kegelisahan, dan kadang untuk kondisi lainnya. Contoh obat antidepresan adalah citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), dan antidepresan trisiklik.
- Obat antikecemasan, untuk mengatasi berbagai jenis gangguan kecemasan atau gangguan panik (termasuk mencegah serangannya). Obat ini juga dapat mengendalikan insomnia dan agitasi yang menjadi gejala gangguan. Contoh obat antikecemasan adalah obat antidepresan SSRI, benzodiazepine, alprazolam (Xanax), chlordiazepoxide (Librium), clonazepam (Klonopin), diazepam (Valium), dan lorazepam (Ativan).
- Obat penstabil mood, paling sering digunakan untuk mengobati gangguan bipolar yang ditandai dengan pergantian fase manik (bahagia luar biasa) dan depresif (putus asa dan nelangsa). Contoh obat penstabil mood adalah carbamazepine (Carbatrol), lithium, olanzapine, ziprasidone, clozapine, dan valpromide. Terkadang, obat penstabil mood diresepkan berbarengan dengan antidepresan untuk mengatasi fase depresi.
- Obat antipsikotik, biasanya digunakan untuk mengobati gangguan psikotik seperti skizofrenia. Obat antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar atau diresepkan dengan antidepresan untuk mengobati depresi. Contoh obat antipsikotik adalah clozapine, aripiprazole, dan risperidone.
Kenapa harus minum obat gangguan jiwa?
Gangguan jiwa diketahui berkaitan erat dengan ketidakseimbangan kimiawi otak atau neurotransmitter, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Dalam kondisi sehat, sel-sel saraf yang ada di otak akan mengirim impuls lewat berbagai senyawa kimia ini untuk untuk mengatur suasana hati dan emosi.
Ketika Anda mengalami gangguan jiwa, jumlah neurotransmitter tertentu dalam otak jadi tidak seimbang sehingga menghalangi saraf untuk mengirim impuls. Akibatnya, timbullah gejala-gejala perubahan mood yang kemudian memengaruhi karakter dan perilaku. Misalnya saja, depresi diketahui terjadi karena tingkat serotonin yang rendah. Ketidakseimbangan senyawa kimia otak ini sendiri dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, lingkungan, cedera kepala, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, dan kecacatan saat lahir.
Obat gangguan jiwa dapat mengurangi gejala yang dialami pasien. Obat yang diresepkan oleh dokter bekerja langsung memperbaiki atau menyeimbangkan kadar senyawa kimia dalam otak untuk memperbaiki suasana hati dan mengurangi efek samping fisik yang dapat menyertai gejalanya, seperti badan lemas, insomnia, mual, dan lain sebagainya dengan harapan agar Anda bisa berpikir lebih jernih dan menemukan motivasi untuk bangkit kembali dari keterpurukan.
Dengan mematuhi dosis dan aturan pakai obat, gangguan jiwa tertentu seperti kecanduan, kleptomania, depresi, atau serangan panik bisa diatasi dan dipulihkan sepenuhnya. Memang ada beberapa jenis gangguan jiwa yang tidak bisa sembuh total, misalnya skizofrenia. Akan tetapi, Anda masih bisa mengendalikan gejala dan mengurangi keparahannya.
Obat gangguan jiwa harus diminum rutin
Efek obat tidak bisa bekerja dalam sekejap untuk menghilangkan gejalanya. Minum obat setiap hari seperti yang diarahkan dokter dapat sangat membantu meningkatkan efektivitas obat. Untuk merasakan perbaikan dan perubahan yang positif dalam jangka panjang, biasanya pasien membutuhkan waktu paling cepat satu bulan setelah memulai pengobatan. Pada beberapa orang, efek obat ini baru akan terasa setelah empat atau enam bulan karena gaya hidup yang kurang mendukung penyembuhan.
Setelah itu pun Anda tidak dianjurkan untuk langsung menghentikan pengobatan. Anda mungkin diminta untuk tetap meneruskan pengobatan selama satu hingga dua tahun, tergantung kondisi dan keparahan penyakit Anda. Anda juga tidak dianjurkan untuk meningkatkan atau menghentikan dosisnya tanpa sepengetahuan dokter karena ada risiko efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibatnya.
Pentingnya gaya hidup sehat untuk meningkatkan efektivitas obat
Penanganan terhadap gangguan jiwa bukan hanya melalui minum obat semata. Obat memang dapat membantu Anda melawan gejala gangguan yang ada. Tetapi banyak spesialis setuju bahwa pola makan sehat — seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan daging tanpa lemak — juga dapat berpengaruh kuat pada perbaikan suasana hati. Pola makan seimbang dapat menjaga gula darah Anda stabil sepanjang hari dan membantu menenangkan suasana hati Anda. Stabilitas ini terutama penting jika Anda mengalami depresi atau jenis gangguan jiwa lainnya.
Olahraga juga dapat memiliki efek positif pada suasana hati dan tingkat energi Anda. Olahraga meningkatkan kadar endorfin, zat kimia yang beredar ke seluruh tubuh. Endorfin meningkatkan kekebalan alami dan mengurangi persepsi nyeri. Endorfin juga berfungsi untuk meningkatkan mood. Teori lain adalah bahwa olahraga merangsang norepinefrin, yang dapat langsung meningkatkan suasana hati.
Jika dibarengi dengan terapi psikologis seperti CBT dan konseling dan gaya hidup sehat, obat gangguan jiwa bisa mencegah gejala kumat lagi dalam jangka panjang sehingga meningkatkan peluang kesembuhan total. Maka, bukan mustahil bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat sekalipun dapat menjalani kehidupan normal seperti bekerja, berkeluarga, dan berkarya.