backup og meta

8 Efek Perceraian pada Kesehatan Fisik dan Mental

8 Efek Perceraian pada Kesehatan Fisik dan Mental

Perceraian bukan hanya tentang perpisahan. Pasalnya, dampak perceraian dapat memengaruhi kesehatan fisik hingga mental semua pihak.

Efek perceraian terbesar mungkin memang dirasakan oleh mereka yang melakukannya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa keputusan ini juga akan berdampak pada orang sekitar.

Dampak perceraian bagi suami, istri, dan orang sekitar

Dampak perceraian bagi pria dan wanita mungkin berbeda. Namun, satu hal yang pasti, pertengkaran keluarga yang tak pernah usai bisa menguras siapa pun yang mengalaminya.

Berikut beberapa dampak jangka pendek maupun panjang yang mungkin ditemui.

1. Perubahan berat badan drastis

ikan tilapia bantu turunkan berat badan

Perceraian kerap menyebabkan stres hingga depresi. Sebagai respons, beberapa orang akan makan secara berlebihan dan mengalami kenaikan berat badan drastis.

Makan berlebihan saat stres memang merupakan bentuk pelampiasan emosi yang paling umum.

Namun, di sisi lain, stres juga bisa membuat seseorang kehilangan nafsu makan. Pasalnya, perceraian membuat mereka putus asa sehingga tidak ada lagi gairah, termasuk soal makanan.

2. Meningkatnya risiko sindrom metabolik

Sindrom metabolik merupakan kondisi ketika seseorang memiliki sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, atau diabetes. Dampak perceraian ini biasanya lebih terasa bagi sang istri.

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Korean Journal of Family Medicine (2018), seorang wanita yang baru bercerai memiliki risiko sindrom metabolik yang lebih tinggi dibanding mereka yang menikah atau belum menikah.

Kondisi ini lagi-lagi bersumber dari stres yang dialami akibat perceraian. Stres yang tinggi bahkan juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke sekaligus.

3. Gelisah

Bukan hanya karena kewalahan mengurus proses perceraian, rasa gelisah juga muncul karena Anda akan kehilangan teman hidup dan menghadapi masa depan yang tidak terduga.

Penyesuaian dengan kondisi baru seperti pindah rumah, mencari pekerjaan baru, dan bertahan dengan stres terkait masalah keuangan juga akan membuat Anda lebih mudah gelisah dan cemas.

4. Depresi

Banyak orang yang mengaitkan perceraian dengan kegagalan dalam hidup. Alhasil, berbagai emosi negatif yang terbentuk selama proses dan setelah perceraian mungkin bertahan hingga beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan.

Dampak perceraian yang satu ini cukup sulit bagi beberapa orang, hingga mungkin mengakibatkan depresi.

5. Insomnia

Stres, gelisah, dan depresi merupakan beberapa penyebab Anda susah tidur usai memutuskan perceraian.

Kesehatan mental yang tidak stabil tersebut juga bisa memperparah insomnia Anda. Selain itu, perceraian juga sering membuat orang-orang mengalami mimpi buruk.

Insomnia mungkin tidak hanya menimpa Anda sebagai pelaku perceraian, tetapi juga orang-orang terdekat Anda, termasuk anak dan seluruh anggota keluarga.

6. Meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular

sakit dada ciri penyakit jantung

Sebuah penelitian dalam jurnal Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes (2015) menyebutkan bahwa wanita yang bercerai memiliki risiko serangan jantung 24% lebih tinggi.

Sementara itu, wanita yang pernah bercerai lebih dari satu kali mengalami peningkatan risiko serangan jantung hingga 77 persen.

Dampak perceraian bagi pria juga menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar dibandingkan orang yang masih menikah pada usia yang sama.

Namun, jika dibandingkan, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi dari pria. Ini karena wanita mengalami tingkat peradangan yang lebih tinggi di dalam tubuhnya.

Peradangan merupakan faktor penyebab berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular.

7. Krisis identitas

Saat menikah, Anda mungkin saling bergantung satu sama lain dengan pasangan. Alhasil, ketika perceraian terjadi, sangat mungkin Anda mengalami krisis identitas.

Dampak perceraian yang satu ini sama-sama berat bagi pria maupun wanita. Mereka kini harus “memperkenalkan diri” dengan cara yang baru, bukan lagi sebagai suami atau istri seseorang.

8. Dampak perceraian pada pertumbuhan anak

Jika Anda bercerai dalam keadaan sudah memiliki anak, besar kemungkinan perceraian juga akan berdampak pada mereka.

Berikut beberapa dampak perceraian pada anak.

  • Prestasi akademik memburuk.
  • Kesulitan untuk beradaptasi pada perubahan.
  • Menjadi lebih sensitif.
  • Munculnya perasaan bersalah.

Anak Anda mungkin tidak merasakan dampak tersebut secara langsung. Bagaimana bentuk kasih sayang yang mereka peroleh dari orang tua tunggal mungkin akan berdampak pada kondisi mereka ke depannya.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan pengertian pada anak mengenai masalah yang terjadi dan mengapa kedua orang tuanya berpisah.

Patut diingat bahwa menjelaskan perceraian kepada anak mungkin sulit karena mereka belum bisa memahami situasi yang terjadi.

Meski begitu, perceraian tidak selalu memberikan dampak negatif. Perpisahan juga bisa menjadi langkah baru seseorang untuk menyambut kebahagiaan.

Kelegaan menjadi salah satu dampak terbesar yang dirasakan usai perpisahan dari hubungan yang toksik.

Selalu pertimbangkan matang-matang keputusan yang akan Anda ambil terkait status pernikahan. Jika Anda merasa kebingungan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan profesional lewat konseling pernikahan.

Macam-macam dampak perceraian

  • Bagi beberapa orang, kondisi mental usai perceraian mungkin menjadi lebih tidak stabil sehingga memicu stres hingga depresi.
  • Dampak perceraian juga bisa dirasakan oleh anak-anak dan orang sekitar.
  • Perceraian bisa mengganggu kesehatan fisik, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dupre, M. E., George, L. K., Liu, G., & Peterson, E. D. (2015). Association between divorce and risks for acute myocardial infarction. Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes8(3), 244-251. Retrieved 21 November 2022 from https://doi.org/10.1161/circoutcomes.114.001291.

Jung, Y., Kang, L., Kim, H., Park, H., Hwang, H., & Park, K. (2018). Relationship between marital status and metabolic syndrome in Korean middle-aged women: The sixth Korea national health and nutrition examination survey (2013–2014). Korean Journal of Family Medicine39(5), 307-312. Retrieved 21 November 2022 from https://doi.org/10.4082/kjfm.17.0020

Dealing with stress and depression during divorce and separation. (n.d.). Parenting and Family Support – Family Lives (Parentline Plus) | Family Lives. Retrieved 21 November 2022 from https://www.familylives.org.uk/advice/divorce-and-separation/thinking-about-divorce/dealing-with-stress-and-depression-during-divorce-and-separation

The effect of divorce on families’ life. (2019). Journal of Culture, Society and Development. Retrieved 21 November 2022 from https://doi.org/10.7176/jcsd/46-02.

The effects of marriage and divorce on families and children. (2017, April 24). MDRC. Retrieved 21 November 2022 from https://www.mdrc.org/publication/effects-marriage-and-divorce-families-and-children.

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Obsessive Love Disorder

4 Cara Menyampaikan Keinginan Bercerai pada Pasangan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan